Vatikan Kagumi Harmoni Antar Agama Di Indonesia

Oleh Paramita Dewiyani
2015.08.11
150811_ID_PARAMITA_VATIKAN_700.jpg Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin saat upacara pembukaan Gereja Katolik kedua yang didedikasikan untuk St Paul Abu Dhabi, 11 Juni 2015.
AFP

Dalam kunjungannya yang pertama ke Indonesia, Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pierto Parolin mengatakan bahwa ia terkesan dengan pluralisme yang ada di Indonesia

"Ini merupakan poin penting. Bagaimana masyarakat di sini bisa menghormati dan menghargai satu sama lain, menggabungkan perbedaan tanpa mengkonfrontasi. Hidup dalam toleransi," ujar Parolin saat konferensi pers Jakarta, Selasa, 11 Agustus.

Dalam kunjungan ini Parolin mengatakan ingin mempererat hubungan antara Vatikan dengan  Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia.

"Indonesia dapat menjadi contoh yang baik tentang keharmonisan antar-agama," lanjut Parolin. Dia memberikan ucapan selamat kepada segenap bangsa Indonesia dalam peringatan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Pemimpin Islam Indonesia dan Vatikan

Ketua umum Nahdlatul Ulama (NU) yang baru terpilih kembali, Said Aqil Siradj, mengatakan bahwa kunjungan Parolin merupakan kunjungan persahabatan lintas agama.

“Kunjungan seperti ini menunjukkan bahwa kita umat Muslim terbuka untuk berdialog ,” katanya kepada BeritaBenar hari Selasa.

Said mengatakan bahwa umat Islam Indonesia akan menyambut baik setiap upaya persahabatan dan dialog.

“Supaya masyarakat kita juga lebih peka terhadap perubahan. NU merupakan organisasi Islam moderat yang memperjuangkan toleransi dan kerharmonisan antar agama,” tambahnya.

Aqil menyatakan tahun lalu NU juga menerima kunjungan perwakilan Vatikan Miguel Ángel Ayuso Guixot, Sekretaris Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama bulan Juni tahun lalu.

“Jadi upaya untuk dialog sudah ada sebelumnya dan ini yang harus diperkuat,” tegas Said.

Said menjelaskan, bahwa prinsip NU adalah ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwan insaniyah (hubungan kemanusiaan) lintas golongan dan agama.

“Kami ingin menjadi bagian dalam keharmonisan antarumat beragama. Ini adalah juga merupakan perjuangan NU,” tandasnya.

Sementara itu, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin yang tahun lalu pernah menjadi pembicara di Vatikan dalam dialog lintas umat mengatakan bahwa kunjungan seperti ini akan memberikan dampak positif terhadap umat beragama.

“Ini menunjukkan bahwa seluruh umat mempunyai rasa kebersamaan untuk berjuang mewujudkan toleransi,” kata Din kepada BeritaBenar.

Din mengatakan Vatikan telah mengakomodasi adanya forum dialog antara para tokoh Katolik dan Muslim sedunia.

Forum ini merupakan kerjasama antara Vatikan dengan umat lintas agama lainnya yang diadakan setiap dua tahun sekali sejak tahun 2010.

“Forum seperti ini harus lebih banyak diinisiasi, bukan hanya oleh Vatikan, tapi juga oleh Indonesia agar semakin menguatkan misi kerukunan antara umat,” kata Din.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.