Keluarga Benarkan Abu Jandal Tewas di Mosul

Polri sedang memastikan pemulangan jenazah Abu Jandal untuk proses identifikasi, tapi keluarga tak ingin mayatnya dipulangkan.
Heny Rahayu & Tia Asmara
2016.11.09
Pasuruan & Jakarta
161109_ID_AbuJandal_1000.jpg Suasana rumah keluarga Abu Jandal di Pasuruan, Jawa Timur, 9 November 2016.
Heny Rahayu/BeritaBenar

Rumah bercat putih di Kelurahan Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Rabu, 9 November 2016, tampak sepi. Pintu pagarnya tertutup rapat.

Tak terlihat anggota keluarga atau aktivitas mendoakan almarhum Salim Mubarok At-Tamimi alias Abu Jandal Al Yemeni Al Indonesi (39), yang dikabarkan tewas dalam pertempuran di Mosul, Irak, beberapa hari lalu.

Kepolisian RI belum mengkonfirmasi tentang tewasnya Abu Jandal, laki-laki asal Pasuruan itu, yang disebut-sebut sebagai panglima militer Negara Islam Irak Suriah (ISIS).

Namun keluarga Abu Jandal, memastikan ia telah meninggal. Kabar duka diterima keluarga, Selasa, 8 November 2016 dari teman Abu Jandal di luar negeri, yang identitasnya dirahasiakan.

“Kami no comment. Yang jelas dia sudah meninggal,” kata kakak Abu Jandal, Yayak Fauziah Fauzi, kepada wartawan yang berdiri di depan pagar rumah karena tak diizinkan masuk.

Nama Abu Jandal sempat tenar ketika ia muncul dalam sebuah video Youtube menantang perang terbuka dengan aparat keamanan Indonesia, pada Desember 2014.

Menurut Fauziah, kematian Abu Jandal membuat ibunya, Faridah, amat terpukul karena sejak Abu Jandal memboyong keenam anak dan istrinya ke Suriah, tiga tahun lalu, tak ada kabar sama sekali diterima keluarga.

“Tiba-tiba ada kabar sudah meninggal,” katanya.

Fauziah membantah adiknya bergabung dengan ISIS, melainkan pergi ke Suriah untuk berjihad.

“Bukan bergabung ISIS, itu jihad,” ujarnya.

Tanggapan Polri

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Boy Rafli Amar, mengaku pihaknya telah menerima informasi tewasnya Abu Jandal.

“Keluarga sementara memastikan itu jenazah Abu Jandal. Semoga dalam beberapa hari ke depan kita mendapatkan kejelasan kematian Abu Jandal,” ujarnya kepada wartawan, Rabu.

Polri, tambah Boy, sedang memastikan jadwal pemulangan jenazah Abu Jandal. Setelah itu, akan dilakukan proses identifikasi.

“Belum ada informasi kedatangan jenazah. Nanti kita akan melakukan pemeriksaan gigi, catatan yang dimiliki keluarga atau melalui tes DNA untuk memastikan itu jenazahnya,” katanya.

Tapi Fauziah menyatakan keluarga tak berharap jenazah Abu Jandal dipulangkan. "Jenazah pasti sudah dikubur di sana," ujarnya.

Boy menambahkan dampak kematian Abu Jandal belum bisa dikaitkan dengan pengaruh pendukung ISIS di Indonesia. Tapi Polri terus meningkatkan kewaspadaan.

Saat ini, ujarnya, ada beberapa warga Indonesia yang menjadi petinggi ISIS di Suriah.

Mereka antara lain Bahrun Naim dan Bahrumsyah. Bahrun Naim adalah sosok yang disebut Polri sebagai dalang teror di Jakarta, Januari lalu, yang menewaskan delapan orang, termasuk empat pelaku.

Deputi II Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Arif Darmawan, mengatakan laporan kematian Abu Jandal didapatkan dari berbagai sumber di Mosul.

“Namun sampai kini, belum memperoleh bukti fakta baik dalam bentuk jasad maupun hasil tes DNA,” katanya.

Balas Dendam

Peneliti terorisme dari Universitas Indonesia, Ridlwan Habib, menilai kematian Abu Jandal bisa menjadi alasan bagi anggota kelompoknya di Indonesia untuk melakukan balas dendam.

“Apalagi Abu Jandal cukup berpengaruh. Dia perekrut, terutama jaringan di Indonesia bagian timur, " kata Ridlwan.

"Dia lebih dikenal sebagai perekrut karena keahliannya berbicara manis, perayu.”

Beberapa warga biasa bahkan tak luput dari rayuan Abu Jandal untuk pergi ke Suriah. Sebagian dari mereka kabur dan pulang ke Indonesia dengan penuh kekecewaan.

"Mereka kecewa karena gaji yang diterima dari ISIS sangat sedikit sedangkan resikonya besar," kata Ridlwan kepada BeritaBenar.

Dia menambahkan Abu Jandal cukup disegani oleh pengikutnya di Indonesia sehingga mereka akan melampiaskan dendam pada fasilitas Amerika Serikat di Indonesia.

"Amerika merupakan penyokong utama koalisi melawan ISIS yang menewaskan Abu Jandal, " kata Ridlwan.

"Kelompok pro ISIS di Indonesia memiliki kemampuan cyber terrorism yang cukup baik. Ini harus diwaspadai.”

Berubah radikal

Menurut sejumlah tetangga, selama menetap di Pasuruan, Abu Jandal tidak menunjukkan gelagat radikal.

Diduga sikapnya berubah radikal setelah pindah ke Malang, 10 tahun lalu, dimana dia sering berpindah-pindah dengan menyewa rumah.

Sebelum memutuskan berangkat ke Suriah, Abu Jandal pernah tinggal di Yayasan Rumah Tarbiyah dan Tahfidh Alquran Al Mukmin, Malang, dan sering mengadakan pengajian mengajak jihad.

“Pengajiannya tertutup, hanya beberapa orang. Jamaahnya tak banyak,” ungkap Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Malang, Umar Usman.

Abu Jandal juga merekrut warga Malang untuk bergabung ISIS dan menjalani pelatihan militer di Suriah, seperti Achmad Junaedi, Helmi Alamudin, dan Abdul Salim Munabari. Ketiganya telah ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror, 26 Maret 2016.

Mereka berperan merekrut dan mengirim warga Malang ke Suriah bergabung ISIS. Total yang direkrut sekitar 18 orang untuk berangkat ke Suriah, kata Amir Jamaah Ansharusy Syariah, Ustadz Mochammad Achwan.

Salim yang keturunan Arab Yaman dianggap paling berpengaruh di kelompoknya. "Dia yang menyerukan jihad, ada videonya di Youtube," kata Achwan.

Dalam satu video, Abu Jandal diapit dua orang dan anak kecil yang duduk di tepi pantai sambil menenteng senjata AK-47. Dia menyerukan agar umat Islam di Indonesia berjihad membela saudara Muslim yang ditindas rezim Presiden Suriah Bashar Assad.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.