Tim Evakuasi Terus Upayakan Penyelamatan Korban Banjir Papua
2019.03.18
Jayapura

Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi dan penyelamatan korban banjir bandang di Papua yang telah merenggut 79 jiwa dan 43 orang dilaporkan masih hilang, demikian kata pihak berwenang, Senin, 18 Maret 2019.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan hal itu dalam keterangan tertulis, Senin.
“Pemerintah daerah setempat bersama dinas terkait, TNI, dan Polri melakukan upaya pemulihan seperti pembersihan kayu gelondongan, bebatuan, puing-puing dan material lain dengan alat berat,” kata Sutopo di Jakarta.
Ia mengatakan korban meninggal dunia teridentifikasi di Kabupaten Jayapura sebanyak 72 orang dan sisanya ada di Kota Jayapura.
Banjir bandang menerjang Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu malam, 16 Maret 2019, menyusul hujan lebat yang mengguyur daerah itu.
Sutopo menyebutkan banjir yang dipicu hujan ekstrem selama tujuh jam mengakibatkan 4.728 orang mengungsi di enam posko penampungan.
Banjir bandang menghantam Sentani beserta beberapa distrik lainnya membuat warga panik karena terjadi pada malam hari setelah sejak Sabtu pagi diguyur hujan.
Air hujan tak bisa dijinakkan oleh deretan pegunungan Cyclops yang selama ini menjadi pelindung kota dari bencana banjir dan tanah longsor.
Jalur-jalur air dari pegunungan meluap bersama bebatuan kali, pasir dan batang-batang pohon besar hingga ke tengah kota sehingga membuat lalu lintas nyaris lumpuh.
Hingga Senin, sebagian besar jalan yang diterjang banjir masih dipenuhi lumpur selain batu dan batang pohon.
Banjir kali ini nyaris sama kondisinya dengan bencana 12 tahun lalu meski secara fisik dan korban jiwa, banjir yang terjadi kali ini lebih besar.
Sejumlah pihak di Papua meyakini penyebabnya sama dengan banjir tahun 2007, yaitu hujan lebat dan kerusakan alam di sekitar Pegunungan Cyclops.
Alih fungsi lahan
Kepala BPBD Kabupaten Jayapura, Sumartono, kepada wartawan menjelaskan banjir yang diawali hujan deras meluapkan jalur-jalur air di Pegunungan Cyclops.
Namun hujan deras bukan satu-satunya penyebab banjir bandang sebab kerusakan alam adalah penyebab lain.
“Alih fungsi lahan yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan hanyutnya kayu-kayu balok besar yang mungkin ditebang tapi tidak dimanfaatkan,” kata Sumartono.
Bupati Jayapura, Matius Awoitouw, mengaku berulang kali mengingatkan masyarakat yang bermukim di daerahnya tidak merambah hutan di sekitar pegunungan Cyclops.
“Jangankan membuat pemukiman, menebang pohon pun seharusnya tidak boleh. Sudah berulang kali saya ingatkan,” katanya.
Pegunungan Cyclops membentang sejauh 36 kilometer dari barat ke timur. Bentang ini dalam bahasa lokal disebut Robong Holo dan telah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam.
Selain kerusakan alam dan hujan deras, Walhi Papua menduga naiknya permukaan air Danau Sentani belakangan ini juga menjadi penyebab banjir.
Sejak dilakukan reklamasi di pinggir jalan di sepanjang jalan Abepura – Sentani beberapa tahun lalu, permukaan air Danau Sentani naik, meskipun debitnya tidak bertambah.
“Masyarakat sekitar danau melaporkan pada kami banyak mata air yang mati. Mata air-mata air selama ini menjadi pemasok air di danau. Tapi saat yang sama, permukaan air danau juga naik,” ungkap Ais Rumbekwan, Direktur Walhi Papua.
Menurutnya, yang tampak di Danau Sentani itu tidak logis dan perlu perhatian berbagai sebab jika mata air banyak yang mati membuat debit air berkurang dan permukaan air tidak naik.
Pembersihan
Sementara itu, ruas jalan utama di Kota Sentani hingga Senin sore masih belum normal.
Pemerintah setempat bersama Badan SAR, TNI, dan Polri masih membersihkan jalan dari lumpur, bebatuan, dan batang-batang pohon yang dibawa banjir.
Menurut Sutopo, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Jayapura mengerahkan empat ekskavator, empat wheel loader (traktor dengan roda karet untuk mengangkut material), dan 10 dump truck (truk jungkit) untuk pembersihan ruas Jalan Nasional Jayapura-Sentani-Kemiri sepanjang 70 km yang tertutupi lumpur dan pohon tumbang.
“Masih ada kemungkinan korban jiwa bertambah, karena proses pencarian masih terus dilakukan. Saya sendiri tadi ikut mencari warga di sekitar rumah saya di BTN Sosial yang masih belum ditemukan,” kata Ketua DPR Papua (DPRP), Yunus Wonda.
Wonda mengatakan delapan warganya hilang sejak banjir terjadi. Empat orang telah ditemukan dan empat orang lainnya masih dalam pencarian.
“Pemerintah provinsi dan kabupaten bersama unsur lain, termasuk DPR Papua dan DPRD Kabupaten Jayapura sudah dan sedang berkoordinasi untuk menertibkan kawasan Cyclops. Kawasan itu tidak boleh lagi digunakan untuk pemukiman atau perambahan hutan. Apalagi penebangan kayu skala besar,” kata Wonda.
Sutopo menyebutkan untuk penanganan pascabanjir, Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah memerintahkan BNPB segera mengevakuasi korban bencana banjir bandang.
Prioritas evakuasi, katanya, untuk menghindari bertambahnya jumlah korban meninggal dunia dan luka-luka.
Selain Jokowi memerintahkan perlu penghijauan dan penanaman kembali hutan di hulu sungai yang bermuara di Danau Sentani.