Indonesia Kirim Bantuan untuk Pengungsi Rohingya

Berbagai organisasi di Indonesia terus melakukan penggalangan dana untuk membantu pengungsi Rohingya.
Ismira Lutfia Tisnadibrata
2017.09.13
Jakarta
170914_ID_RohingyaAid_1000.jpg Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengecek bantuan untuk pengungsi Rohingya di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 13 September 2017.
Dok. Biro Pers Istana

Pemerintah Indonesia mengirim bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Muslim etnis Rohingya yang menjadi korban kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mereka kini ditampung di wilayah Bangladesh yang berbatasan dengan Myanmar.

Bantuan 34 ton berupa beras, makanan siap saji, tangki air, tenda pengungsi, pakaian anak dan selimut itu diangkut dengan empat pesawat Hercules TNI AU yang berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 13 September 2017.

“Bantuan ini dapat dilakukan setelah saya menugaskan, mengutus Menteri Luar Negeri untuk berbicara dengan Pemerintah Bangladesh, dengan pemerintah Myanmar dan membahas bantuan kemanusiaan yang diperlukan,” ujar Presiden Joko “Jokowi” Widodo saat melepas keberangkatan keempat pesawat tersebut.

Jokowi menambahkan, bantuan akan disusul dengan keberangkatan angkutan bantuan yang berikut-berikutnya bagi pengungsi Rohingya yang jumlahnya kini menurut lembaga pengungsi PBB, UNHCR, telah mencapai 370.000 sejak 25 Agustus ketika arus pengungsi Rohingya mulai memasuki wilayah Bangladesh.

"Perlu saya sampaikan, ini adalah pemberangkatan yang pertama. Nanti Insya Allah, minggu depan akan diberangkatkan lagi yang kedua, ketiga, dan seterusnya," katanya.

Bantuan itu diangkut dengan pesawat Hercules karena menurut Jokowi akan memakan waktu lama bila dikirim melalui kapal kontainer, berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika Indonesia mengirimkan 10 kontainer berisi bantuan untuk warga Rohingya, pada Desember 2016.

“Padahal, bantuan ini sangat sangat dibutuhkan, jadi diharapkan untuk secepatnya bisa dipakai oleh para pengungsi di perbatasan Bangladesh dan Myanmar,” ujar Jokowi.

Keempat pesawat Hercules ini akan mendarat di Bandara Chittagong, kota pelabuhan di Bangladesh.

Jokowi mengatakan selanjutnya bantuan dari pemerintah itu akan diangkut dengan truk menuju lokasi kamp-kamp pengungsi di daerah perbatasan Bangladesh dan Myanmar yang berjarak 170 kilometer dari bandara.

Bantuan kemanusiaan itu nantinya akan diserahkan ke Pemerintah Bangladesh oleh perwakilan Indonesia, Tunjungan Tambunan, yang merupakan Ketua Tim Bantuan Kemanusiaan serta Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Menunggu daftar barang

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Jokowi mengatakan, pemerintah sedang menunggu Pemerintah Myanmar memberikan daftar barang-barang bantuan yang paling diperlukan Muslim Rohingya di wilayah Myanmar dan juga korban eskalasi kekerasan yang dilakukan militer Myanmar untuk membalas serangan yang dilancarkan gerilyawan Rohingya di Rakhine.

Retno mengatakan dia sudah melakukan komunikasi dua kali dengan pemerintahan Myanmar mengenai daftar barang-barang yang diperlukan dan segera mengirimkan bantuan kemanusian setelah mendapatkan daftar tersebut.

“Kita bisa perkirakan barang-barang yang paling diperlukan, dan sambil jalan sekali lagi kita persiapkan juga yang untuk Myanmar,” ujar Retno.

Sebelumnya pada 4 September lalu, Menlu telah mengunjungi Myanmar dan melakukan pembicaraan dengan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior U Min Aung Hlaing.

Dari Mynamar, Retno bertolak ke Bangladesh untuk membahas penanganan pengungsi Rohingya. Dia mengadakan pertemuan dengan perwakilan PBB urusan Pengungsi (UNHCR), Organisasai Internasional untuk MIgrasi (IOM), dan Menlu Bangladesh.

Menurut Retno, daftar barang itu akan berguna bagi Indonesia dalam memberikan bantuan kontribusi hal-hal yang diperlukan mereka yang terkena konflik di Myanmar.

“Akan sayang kalau kita memberikan sesuatu, yang tidak sesuai dengan apa yang diperlukan oleh mereka,” ujar Retno.

Retno mengatakan berdasarkan percakapan teleponnya dengan Presiden Palang Merah Internasional (ICRC), saat ini sudah ada kesepakatan antara ICRC dengan pemerintahan Myanmar. Pemerintah Myanmar juga sudah membuka akses untuk menerima bantuan kemanusiaan bagi korban konflik di Rakhine.

Di sisi lain, Retno mengatakan ada banyak pihak yang ingin ikut serta berkontribusi bagi komunitas Rohingya yang menjadi pengungsi di Bangladesh dan yang menjadi korban konflik di Rakhine.

Ia juga mengatakan berbagai kelompok di Indonesia sejak beberapa hari terakhir terus melakukan upaya penggalangan dana untuk membantu pengungsi Rohingya, dan pemerintah siap menyalurkan bantuan kemanusiaan tersebut.

"Maka itu, sinergi pemerintah, masyarakat, ormas, pemda, dan lain-lain menjadi sangat penting. Artinya kita keluar dengan satu nama, Indonesia," ujarnya.

Data dari UNHCR menunjukkan bahwa pengungsi Rohingya terus berdatangan di kamp pengungsian Kutupalong dan Nayapara, dimana UNHCR beroperasi. Populasi pengungsi di kedua kamp itu telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 25 Agustus lalu.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.