Benda Diduga Bom Ditemukan di Malang
2016.04.20
Malang

Mengendarai sepeda motor, Andi Kresna menjemput istrinya di Yayasan Pendidikan Katolik Karmel Malang yang terletak di Jalan Songgoriti 28 Kota Malang, Jawa Timur, Rabu, 20 April 2016.
Saat memarkir sepeda motor, mata Andi tertuju ke sebuah bungkusan warna hitam di halaman Yayasan Karmel Keuskupan Malang.
Bungkusan itu berdiamater 15 centimeter dengan panjang lima centimeter dililit plester hitam. Ada serangkaian kabel dan saklar pemutus hubungan listrik menjuntai dari benda itu.
"Di dalam (ada) benda seperti paku berkarat," katanya kepada BeritaBenar.
Andi hanya melihat dari kejauhan. Awalnya dia menduga bungkusan tersebut barang milik tamu yayasan yang tertinggal.
Temuan barang itu dilaporkan ke satuan pengamanan setempat. Lalu, segera disampaikan ke Kepolisian Resor Malang Kota.
Tak seberapa lama, sekitar 40 petugas kepolisian datang ke lokasi. Polisi memasang garis polisi di sekitar halaman yayasan pendidikan itu. Penghuni gedung diminta keluar dan berada di luar garis polisi.
Polisi mensterilkan lokasi. Sejumlah personil penjinak bahan peledak (Jihandak) dari Detasemen B Brigade Mobil (Brimob) Ampeldento Kepolisian Daerah Jawa Timur datang ke lokasi.
Diledakkan
Personil Jihandak mengangkat bungkusan mencurigakan itu ke sebuah tabung silinder di mobil jihandak.
Melalui pengeras suara, polisi memberikan peringatan kepada warga untuk menjauhi lokasi. Warga diminta mengamankan diri.
Polisi menghitung mundur, kemudian terdengar suara ledakan. Bungkusan diledakkan untuk mengetahui benda apa sebenarnya. Menurut polisi, bungkusan berisi baterai, kabel, saklar dan cairan yang tak berbahaya.
"Tidak mengandung bahan peledak," ujar Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Malang Kota Malang, Komisaris Dodot Dwianto.
Juru bicara Kepolisian Resor Malang Kota, Ajun Komisaris Nunung Anggraeni, mengatakan polisi telah meminta keterangan dari empat saksi mata yang mengetahui awal penemuan bungkusan itu.
Polisi juga mendalami pelaku melalui kamera pengawas di Yayasan Pendidikan Karmel.
“Polisi sedang mengusut siapa yang meletakkan bungkusan itu, termasuk motifnya,” jelas Nunung kepada BeritaBenar.
Isu latihan paramiliter
Sebelum penemuan benda itu, beredar isu di kalangan intelijen yang menyebutkan sebuah latihan paramiliter oleh kelompok militan tengah berlangsung di pedalaman Malang.
“Ada kegiatan semacam pendidikan dasar,” kata sumber intelijen yang enggan disebutkan namanya.
Tetapi, Nunung mengaku tak mengetahui tentang informasi adanya latihan paramiliter. Sejauh ini, tak ada informasi resmi mengenai pelatihan kelompok militer di wilayah hukum Malang.
“Polisi akan bertindak jika ada latihan paramiliter yang dianggap menganggu keamanan. Tetapi
sejauh ini belum ada laporan," kata Nunung kepada BeritaBenar.
Sebelumnya, menurut informasi intelijen, sekelompok orang yang mau bergabung dengan Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) sempat melakukan latihan dasar di Malang.
Detasemen Khusus (Densus) Anti Teror 88 menangkap tiga warga Malang yang diduga pernah bergabung dengan ISIS di Suriah pada 26 Maret 2016 lalu.
Mereka adalah Helmi Alamudin warga Kelurahan Karangbesuki, Abdul Halim asal Kelurahan Kasin dan Achmad Junaedi tinggal di Kelurahan Bumiayu.
Menurut sumber polisi, ketiganya mengikuti pelatihan militer dan tinggal di kamp militer ISIS selama enam bulan lebih di Suriah.
“Mereka berlatih militer bersama tentara ISIS di bawah arahan Salim Mubarok Attamimi alias Abu Jandal Al Yemeni Al Indunus,” kata sumber tersebut.
Dalam pengembangan pengusutan setelah mereka ditangkap, polisi menyita paspor, sangkur, pakaian loreng militer, komputer jinjing, buku dan cakram padat berisi ajakan jihad.