Khawatir Virus Corona, WNI di Kapal Pesiar World Dream akan Dipulangkan
2020.02.24
Jakarta

Pemerintah memutuskan akan memulangkan sekitar 200 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal pesiar The World Dream untuk menjalani masa observasi di P{ulau Sebaru, Kepulauan Seribu menyusul dihentikan pengoperasian kapal tersebut akibat kekhawatiran akan virus corona, setelah tiga warga Cina di kapal tersebut positif terjangkit virus mematikan itu.
“Lokasi observasinya sudah kita tetapkan dan sudah disiapkan yaitu di kepulauan. Ada pulau kosong, pulang tidak berpenghuni di (Pulau) Sebaru I," kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin, 24 Februari 2020.
Menurut dia, Pulau Sebaru yang terletak di gugus Kepulauan Seribu, Jakarta, dipilih karena lebih minim resiko karena pulau tersebut tidak berpenghuni.
“Pokoknya ada tempat yang kita anggap aman. Karena ada pulau yang tidak ada penghuninya, kita tinggal pakai saja,” kata dia.
Ia menjelaskan evakuasi awak kapal pesiar The World Dream akan dilakukan dengan menggunakan kapal RS. Dr. Soeharso milik TNI AL.
“Saat ini posisi kapal sudah bergerak ke laut di sekitar wilayah Riau. Nanti kemudian ABK (Anak Buah Kapal) akan dipindahkan dan akan diobservasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan TNI AU,” ujar Muhadjir.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen), Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, mengatakan masa karantina akan ditambah menjadi dua kali masa inkubasi atau 2 x 14 hari (28 hari).
Tiga warga negara China yang berada di kapal tersebut dari tanggal 19 sampai 24 Januari didapati terinfeksi virus corona beberapa hari setelah turun dari kapal.
“Ketika dikabarkan adanya kasus positif dalam kapal pesiar itu, kapal tersebut sudah dalam posisi kembali berlayar pulang tanpa penumpang ke arah Malaysia. Namun karena adanya kabar itu, semua negara menolak kapal ini untuk bersandar sampai akhirnya kapal tersebut terapung di perairan Bintan,” ujar Achmad kepada wartawan akhir pekan lalu.
Kapal ini ditolak memasuki Taiwan sebelum akhirnya memasuki Hong Kong untuk menurunkan 1.800 penumpang setelah otoritas Hong Kong menyatakan seluruh penumpang dinyatakan negatif virus corona.
Sementara total 1.104 kru kapal yang berasal dari beberapa negara tinggal di dalam kapal dan bertolak kembali ke Malaysia, asal kapal tersebut.
Menurut Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Joedha Nugraha, terdapat total 209 kru WNI di kapal The World Dream.
“Sementara yang ingin turun kapal hanya berjumlah 188 orang WNI,” ujarnya. Ia menolak memberitahukan alasan 20 orang lainnya enggan ikut ke darat.
Kasus bertambah
Sementara itu pejabat mengatakan mengatakan saat ini jumlah WNI penderita COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona di dalam kapal pesiar Diamond Princess yang merapat di Yokohama, Jepang, bertambah dari empat orang menjadi sembilan orang.
Total kesembilan orang tersebut kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Jepang
“WNI yang kena juga sedang dirawat oleh pemerintah Jepang, yang jadi sembilan orang itu,” kata Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto
Dalam video berdurasi sekitar satu menit yang diterbitkan oleh media Australia ABC, para kru Diamond Princess dari Indonesia meminta kepada pemerintah untuk dipulangkan lewat udara, bukan kapal laut.
Beberapa orang menggunakan masker terlihat membentangkan tulisan di kertas.
“Pak Presiden tolong secepatnya jemput kami,”
“Kami ingin pulang secepatnya”
“Jangan biarkan kami terpapar COVID-19,” tulis mereka, merujuk kepada penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang berawal di Cina.
Menanggapi hal tersebut, Terawan mengatakan pihaknya saat ini sedang bernegosiasi dengan pemerintah Jepang mengenai upaya, teknik dan cara paling baik untuk bisa mengeluarkan mereka dari kapal yang sekarang sedang bersandar di Yokohama itu.
“Tidak boleh kita dipengaruhi oleh keputusan yang gegabah karena taruhannya besar sekali, bisa jadi epicentrum (pusat penularan) baru nanti,” kata dia.
Joedha menambahkan hasil tes medis mengenai status kesehatan ke 69 warga Indonesia dalam Diamond Princess akan diumumkan pihak Jepang dalam waktu beberapa hari ke depan.
Selain sembilan awak asal Indonesia, 59 orang asal Filipina juga dilaporkan terkena virus tersebut, demikian dilaporkan otoritas Filipina.
Mereka termasuk di antara setidaknya 691 orang yang terinfeksi virus corona yang tertular di kapal pesiar yang mengangkut 3.711 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 2.666 penumpang dan 1.045 kru kapal yang berasal dari 56 negara.
Hati – Hati
Muhadjir mengatakan alasan menunda pemulangan sisa 69 WNI dari kapal pesiar Diamond Princess adalah untuk meminimalisir resiko terhadap 260 juta penduduk Indonesia agar terhindar dari COVID-19.
Sampai saat ini pemerintah Indonesia mengklaim belum ditemukan kasus positif COVID-19 di dalam negeri.
“Penanganan repatriasi mereka harus hati- hati karena kapal Diamond Princess telah ditetapkan jadi pusat epicentrum baru penyebaran virus ada resiko mereka telah tertular,” ujar dia.
Namun demikian, Terawan menambahkan, di sisi lain, ujar dia, pemerintah tetap memberikan perhatian kepada WNI yang ada di Jepang agar bisa mengevakuasi WNI secara tepat.
"Negara kita sangat berhati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah apa yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat," ujarnya.
"Supaya kita tetap green zone ya (bebas virus corona),” tambahnya.
Korsel, Iran dan Italia
Diperkirakan hingga saat ini, sekitar 2.627 orang tewas akibat virus corona.
WHO mengatakan sekitar 79.700 orang tertular virus corona di seluruh dunia, lebih dari 77.300 diantaranya merupakan kasus di Cina, lokasi yang menjadi pusat epidemi COVID-19.
Virus corona tercatat sudah menjangkiti 28 negara di luar Cina.
Penderita virus corona di Korea Selatan, Italia dan Iran mengalami lonjakan dalam beberapa hari terakhir.
Laporan media pada Senin (24/2/2020) mengatakan setidaknya enam orang meninggal di Italia.
Pemerintah Iran mengatakan 12 warganya meninggal disebabkan virus corona walaupun seorang anggota parlemen Iran mengatakan jumlah yang tewas adalah empat kali lipat dari jumlah itu.
Sementara pemerintah Korea Selatan mengatakan ada 231 penderita baru COVID-19 pada hari Senin, yang menyebabkan angka penderita di negara tersebut mencapai 831 orang dimana setengahnya diketahui tertular melalui pertemuan sebuah kelompok keagamaan di Kota Daegu.