Polisi: Densus 88 Gagalkan Rencana Serangan Bom Mobil

Polisi mengatakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Banten telah merencanakan serangan besar di Jakarta.
Rina Chadijah
2017.06.22
Jakarta
170622_ID_CarBomb_620.jpg Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Polri Irjen. Pol. Setyo Wasisto (tengah) ketika menggelar jumpa pers di Jakarta, 22 Juni 2017.
Rina Chadijah/BeritaBenar

Diperbarui pada Jumat, 24 Juni 2017, 00:48 WIB.

Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menggagalkan rencana serangan bom mobil, yang rencananya akan diledakkan di Jakarta, demikian disampaikan Polri.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen. Pol. Setyo Wasisto, mengatakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Banten telah merencanakan serangan besar di Jakarta.

“Sebelum kejadian kita harus bisa menangkap mereka, walaupun dengan alat bukti yang minim. Karena kalau sudah kejadian, kerugiannya akan jadi lebih besar,” katanya kepada wartawan di Mabes Polri, Kamis, 22 Juni 2017.

Dia menambahkan sejumlah orang terkait serangan tersebut ditangkap di sejumlah lokasi terpisah di daerah Pandeglang, Banten, dalam tiga hari terakhir.

Setyo tidak merinci kapan serangan bom mobil itu akan dilaksanakan, tapi mengatakan bahwa mereka sudah merancang beberapa tahapan.

“Disebutkan tahun 2017. Bisa saja sekarang atau akhir tahun ini. Sudah ada rencana yang disusun oleh mereka,” jelasnya.

Setyo mengatakan kelompok JAD Banten telah menyiapkan mobil box untuk rencana aksi tersebut. Namun, polisi lebih dulu mengendus rencana jahat mereka.

“Ini mirip seperti bom Bali,” ujarnya.

Dalam serangan bom Bali tahun 2002, sebanyak 202 orang tewas – sebagian besar turis dari Australia – dan 209 lainnya luka-luka. Kejadian ini dianggap sebagai serangan teroris terparah dalam sejarah Indonesia.

Selain serangan bom mobil di Jakarta, Densus 88 Polri juga menggagalkan aksi teror di sejumlah daerah, seperti rencana penyerangan Polsek Woha di Bima, Nusa Tenggara Barat, dan menangkap dua orang.

Selain itu, ujar Setyo, petugas juga menggagalkan rencana serangan di Medan, Sumatera Utara, yang berencana menyasar Markas Komando Satuan Brimob Polda setempat.

24 tersangka

Setelah serangan di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam, 24 Mei 2017, yang menewaskan tiga polisi, Densus 88 telah menangkap 41 terduga teroris, termasuk dua pembom bunuh diri.

Namun, lima orang di antaranya – termasuk dua perempuan yang merupakan istri para pelaku pembom bunuh diri – telah dibebaskan karena tidak cukup bukti.

Sementara, 24 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dengan rincian sembilan orang terkait serangan di Kampung Melayu dan 15 lainnya terlibat merencanakan aksi teror di sejumlah daerah.

Sedangkan, sisanya 12 orang masih diperiksa atas dugaan terkait aksi teror sebelumnya dan ikut berperan menyembunyikan pelaku teror, mengajar cara membuat bom, serta membantu pengiriman WNI untuk berjihad di Suriah dan Filipina.

"Mereka ditangkap di berbagai daerah seperti Bandung, Jakarta, Garut, Medan, Kendal, Malang, Surabaya, Pandeglang, Cianjur, dan Bima," tambah Brigjen. Pol .Rikwanto, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri.

100 lebih ditangkap

Menurut data Mabes Polri, mulai Januari hingga Juni 2017, aparat telah menangkap lebih dari 100 terduga teroris di seluruh Indonesia. Sebagian di antaranya kini sedang menjalani proses persidangan dan ada juga yang masih diperiksa.

Tahun lalu, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap 170 orang yang diduga sebagai teroris. Jumlah ini meningkat 107 persen dibandingkan penangkapan pada 2015 yang berjumlah 82 orang.

Setyo mengatakan, jumlah terduga militan yang ditangkap meningkat seiring semakin intensifnya operasi pemburuan sel-sel teroris yang dilakukan polisi.

“Ini sama seperti narkoba, kalau polisi makin aktif bekerja maka semakin banyak yang tertangkap. Jadi memang tidak gampang. Terorisme itu ancaman nyata secara global yang bisa menyasar kapan saja,” katanya.

Saat ini, kelompok paling aktif mengampanyekan paham radikal dan merencanakan aksi aksi adalah JAD. Mereka terkoneksi dengan Bahrun Naim, seorang warga Indonesia yang disebut-sebut telah menjadi tokoh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

“Semua sel ini baik yang di Jawa mapun di luar Jawa terkoneksi dengan Bahrun Naim,” ujarnya.

Bahrun juga disebut polisi sebagai dalang serangan teror di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, yang menewaskan delapan orang –termasuk empat pelaku, pada Januari 2016.

Perlu diwaspadai

Kelompok JAD yang paling aktif selama beberapa tahun terakhir di Indonesia memang identik dengan aksi pengeboman dengan skala kecil seperti bom panci.

Namun, bukan tidak mungkin mereka juga mampu merakit bom berkekuatan daya ledak besar seperti bom mobil pernah dibuat dr Azhari, pentolan Jamaah Islamiah (JI), ketika menyerang Bali.

Bekas pentolan JI Asia Tenggara, Nasir Abbas, yang kini membantu pemerintah untuk program deradikalisasi, mengatakan bahwa melalui informasi yang menyebar begitu cepat, kelompok teroris yang baru tumbuh dan berafiliasi dengan ISIS juga mampu merakit bom berdaya ledak tinggi.

“Mungkin cara merakitnya bisa saja berbeda dengan Azhari. Siapa saja sekarang dapat memperoleh informasi cara merakit bom dengan mudah. Karena itu perlu diantisipasi sejak dini,” katanya kepada BeritaBenar.

Ia menambahkan ilmu merakit bom bisa didapat orang-orang yang terpengaruh paham radikal dari pelaku teror yang pernah ada sebelumnya.

“Pelaku di Kampung Melayu misalnya bisa membuat bom panci dan meledakkan diri. Jadi menurut saya bukan hal mustahil mereka juga bisa membuat bom mobil,” katanya.

Senada dengan Nasir, peneliti terorisme dari Universitas Malikussaleh Lhokseumawe di Aceh, Al Chaidar, kepada BeritaBenar mengatakan pengaruh ISIS yang mulai menyebar di Asia Tenggara, khususnya Filipina Selatan, mendorong sel-sel tidur di Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya.

“Perlu diwaspadai memang. Apalagi kalau menggunakan bom mobil yang pastinya akan menimbulkan korban jiwa lebih besar. Langkah pencegahan polisi itu patut diapresiasi,” katanya.

Dalam versi ini jumlah tersangka telah dikoreksi disesuaikan dengan informasi terbaru.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.