Dua Tewas Dalam Baku Tembak di Papua

Sejak penembakan di kawasan tambang PTFI meningkat akhir 2017, TPN-OPM telah mengeluarkan tantangan perang terhadap TNI dan Polri.
Victor Mambor
2018.04.02
Jayapura
180204_ID_Papua_620.jpg Dalam foto tertanggal 15 Agustus 2017 ini, kelompok pro-kemerdekaan Papua melakukan aksi protes di Jakarta menuntut pemisahan Papua dari Indonesia.
AP

Dua orang – anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan gerilyawan Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) –  tewas dalam baku tembak terbaru yang terjadi dekat kawasan pertambangan PT. Freeport Indonesia (PTFI), Minggu sore, 1 April 2018, demikian sumber dari kepolisian dan gerilyawan TPNPB.

Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih, Kolonel Muhammad Aidi, mengatakan Senin, bahwa seorang anggota Yonif 751/Raider, Prajurit Satu Vicky Rumpaisum, tertembak di pelipis kanan.

Namun, dia tidak menjelaskan lebih detil bagaimana kronologi kontak senjata itu. Aidi juga tidak menyebutkan terkait korban dari pihak TPNPB.

Menurutnya, mayat Vicky hingga Senin siang masih berada di lokasi kontak tembak di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.

“Jenazah belum bisa dievakuasi karena kondisi belum memungkinkan,” kata Aidi kepada wartawan.

Ia menambahkan saat ini pasukan gabungan TNI dan Polri sedang mengejar orang-orang bersenjata yang disebutnya sebagai Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).

Komandan Operasi III Timika TPNPB, Hendrik Wanmang ketika dihubungi BeritaBenar melalui telepon membenarkan pihaknya terlibat kontak tembak dengan aparat TNI.

“Satu anggota kami, Alanny Beanal, tewas tertembak dalam baku tembak kemarin (hari Minggu),” jelasnya.

Hendrik menegaskan, tujuan perang yang mereka lakukan untuk menuntut penutupan PTFI dan hak penentuan nasib sendiri bangsa Papua.

Pembakaran fasilitas umum

Sebelumnya pada 24 Maret lalu, gerilyawan TPNPB di sekitar PTFI dituduh membakar sekolah, Rumah Sakit Waa Banti milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dan rumah seorang warga Kampung Banti.

Nama baru, yakni Joni Botak, muncul dalam peristiwa ini. Ia dituding sebagai orang yang paling bertanggungjawab dalam insiden pembakaran tersebut.

Tapi, Kepolisian Daerah Papua mengatakan pelaku pembakaran ialah kelompok Sabinus Waker.

“Memang betul KKSB dilaporkan melakukan pembakaran terhadap RS Banti dan kantor Lemasa di Banti, Sabtu lalu, tapi gedung SD tidak," kata Kapolda Papua, Irjen. Pol. Boy Rafli Amar kepada wartawan.

Pihak TPNPB membantah bertanggung jawab dalam aksi pembakaran itu.

Yohanis Uamang, Komandan TPNPB wilayah Nemangkawi mengatakan pembakaran itu dilakukan warga setempat yang tidak puas dengan program PTFI yang dijalankan di tiga kampung, yakni Waa, Tsinga dan Arwanop.

“Kemarahan masyarakat itu hanya bertepatan dengan momentum perlawanan TPNPB Wilayah Nemangkawi. Kami tidak melakukan tindakan brutal seperti itu,” ujar Uamang kepada BeritaBenar.

Uamang mengklaim sejumlah anggota TNI sudah jadi korban dalam baku tembak dalam beberapa hari terakhir paska insiden pembakaran tersebut

“Musuh TPNPB adalah TNI, Polri dan PT. Freeport Indonesia,” tegasnya.

Namun klaim Uamang tentang jumlah anggota TNI yang tertembak dibantah Kapendam Aidi, dengan menyatakan tidak ada korban lain, kecuali Vicky.

Paska pembakaran fasilitas umum tersebut, Mabes Polri telah mengirimkan 15 personel Satgas Nusantara ke Timika.

Kapolres Mimika, AKBP Agung Marlianto, menegaskan 15 personel Satgas Nusantara itu selain disiapkan untuk menangani kasus kerusuhan Pilkada juga ditugaskan menyelidiki insiden pembakaran tersebut.

“Berkaitan dengan aksi pembakaran di Banti,” ujar Agung tentang kedatangan personel Satgas Nusantara itu.

Tantangan perang

Sejak intensitas penembakan di kawasan tambang PTFI meningkat akhir tahun 2017, TPN-OPM telah mengeluarkan tantangan perang terbuka terhadap TNI dan Polri.

Tantangan perang kembali disampaikan salah satu komanda TPN-OPM yang beroperasi di wilayah Sinak, Puncak Jaya, bernama Lekakha Telenggen.

Tantangan ini ditanggapi oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

“OPM ajak perang, ya perang saja,” kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan, Rabu pekan lalu seperti dikutip dari laman CNN Indonesia.

Sementara itu, Kapolri Tito Karnavian mendadak melakukan kunjungan ke Timika, Sabtu malam.

Kapolri sempat memberikan arahan kepada aparat kepolisian di Mako Brimob Batalyon B Timika Mile 32, Distrik Kuala Kencana, Minggu pagi, sebelum kembali ke Jakarta pada sore harinya.

"Ekonomi merupakan hal utama mengapa konflik di Papua sering terjadi," kata Tito dalam siaran pers yang dikeluarkan, Senin.

Untuk itu, tambahnya, perlu dilakukan manajemen konflik oleh Polri dan TNI dengan menyinergikan kekuatan kedua instansi untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"TNI/Polri merupakan pilar utama untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat di Papua dan Timika," pungkasnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.