Duta Damai Dunia Maya, Kiprah Pemuda Tangkal Radikalisme
2017.08.03
Malang

Sejumlah pemuda tampak serius berdiskusi sore itu sambil meneguk kopi di Café Oase, Mertojoyo, Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, 1 Agustus 2017.
Sebagian mengambil buku di rak yang menempel dinding. Sembari membaca mereka memelototi layar monitor komputer jinjing. Ada yang memainkan gawai, mengunggah pesan di media sosial.
Para pemuda itu adalah Duta Damai Dunia Maya yang dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Ada 60 pemuda pegiat literasi, media sosial, blogger, teknologi informasi dan animator yang telah mengikuti pembekalan BNPT pada 23-27 Juli 2017.
Kini dalam beberapa kelompok, mereka merancang kegiatan di dunia maya untuk melawan propaganda radikalisme dan terorisme di internet.
Café Oase yang dikelola pegiat literasi Gubuk Tulis dan Gusdurian Malang, kelompok yang melestarikan cita-cita pluralis mendiang tokoh Nahdlatul Ulama dan mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid itu, menjadi tempat mereka berkumpul.
Viki Maulana dari kelompok Ngalam serius membuat konten kreatif. Bersama 11 temannya, dia membuat komik yang diharapkan membawa pesan damai sehingga menjauhkan pemuda, mahasiswa, dan pelajar dari radikalisme.
“Pendekatan lewat komik lebih efektif, tak menggurui,” ujar Viki kepada BeritaBenar.
Komik itu akan diunggah di laman www.ngalam.dutadamai.id dan akun media sosial.
“Media visual seperti komik gampang dipahami. Nggak mungkin kami beri nasihat, memang siapa kamu?” tanya Viki yang bersama rekannya akan melakukan road show ke sejumlah sekolah untuk berinteraksi langsung dengan siswa SMA untuk menangkal radikalisme.
Malang memang memiliki rapor merah radikalisme. Sejumlah pelajarnya tercatat mengenal terorisme saat di kampus. Seperti Munfiatun alias Fitri, mahasiswi Universitas Brawijaya itu adalah istri kedua Noordin M. Top yang dinikahi teroris asal Malaysia itu pada 2004. Demikian juga dengan Muhammad Cholily alias Yahya yang dikenal sebagai kurir bom Dr. Azahari dan turut menyembunyikan Noordin selama di Malang.
Beberapa warga Malang juga terlibat Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pada tahun 2015, tiga orang ditangkap Densus 88 Antiteror karena keterlibatan dengan kelompok teroris itu. Sejumlah warga Malang juga ditangkap karena terlibat dalam Bom Thamrin Jakarta 2016.
Berbeda setiap pekan
Setiap pekan, kata Viki, pusat media damai BNPT mengeluarkan tema untuk diramaikan di dunia maya. Pekan ini, disepakati mengangkat tema perekat persaudaraan kebangsaan dan kemanusiaan, yang disebar dalam bentuk meme, grafik, video, karikatur dan teks di media sosial.
M. Yasin Arief dari kelompok Ayas, tengah membagikan tugas bersama 11 anggotanya. Ada yang membuat desain situs, konten video, meme menarik, dan karikatur.
“Pekan depan mulai bergerak,” ujarnya.
“Sehari terdapat 17 ribu konten ujaran kebencian dan negatif. Sementara konten positif hanya 1.500. Tak imbang,” katanya.
Untuk itu, dia menggagas penguatan literasi di dunia maya, melalui meme serta tulisan pendek tentang pesan damai dan menampilkan tokoh perdamaian seperti Nurcholish Madjid (Cak Nur), Gus Dur, Romo Magnis dan tokoh dunia; Nelson Mandela, Bunda Teresa dan Mahatma Gandhi.
Ia berharap dengan menampilkan tokoh perdamaian akan mempengaruhi pola pikir generasi muda.
Yasin merupakan pemilik akun Instagram Sabda Perubahan, memiliki pengikut 154 ribu orang. Setiap saat, ia membuat meme dengan kutipan tokoh menginspirasi.
Ia mengatakan ancaman kelompok radikal masif di dunia maya.
"Mereka lebih dulu aktif, didanai dan memiliki tim yang kuat," katanya.
Sebagian anak muda yang aktif di media sosial tidak memiliki konten mendukung. Sehingga tak banyak berkiprah melawan propaganda radikalisme dan terorisme.
Sementara, Muiz Idinillah dari kelompok Banter (Barisan Anti-terorisme) tengah menyiapkan video potret literasi di Dampit – kampung yang penduduknya plural beragama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha di Malang.
“Mereka hidup berdampingan. Rukun, tak pernah ada konflik,” ujarnya.
Dampit menjadi percontohan kampung perdamaian. Dia menargetkan setiap hari mengunggah konten pesan perdamaian di media sosial. Dia mengutamakan Instagram untuk berkampanye. Selain tren di kalangan anak muda, Instagram menurutnya cocok untuk menyampaikan pesan anti-radikalisme.
Para duta perdamaian di dunia maya bernyanyi bersama Kikan, vokalis Coklat, saat penutupan acara pembekalan di Malang, Jawa Timur, 27 Juli 2017. (Eko Widianto/BeritaBenar)
Masif
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen. Abdul Rahman Kadir, mengerahkan pakar teknologi informasi dan pasukan siber guna mengawasi internet dan media sosial. BNPT bekerjasama dengan polisi, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Duta Damai Dunia Maya di Malang ini bukan yang pertama. Tahun lalu BNPT juga telah mengadakan pelatihan dan merekrut sejumlah pemuda lainnya untuk tujuan yang sama di beberapa wilayah, seperti Makassar, Jakarta, Yogyakarta dan Medan.
“Kelompok radikal sangat masif, gencar menebar pesan di dunia maya. Menyasar anak muda,” katanya saat menutup acara pembekalan di Malang.
Kelompok radikal menggunakan internet untuk mempengaruhi orang karena pesan gampang tersampaikan, gratis dan tak ada yang menyeleksi. Kelompok radikal memanfaatkan berbagai kanal dalam bentuk video, meme, dan tulisan provokatif.
“Dulu perekrutan ketemu muka. Sekarang tak perlu, cukup di dunia maya, dibaiat,” ujarnya.
Para Duta Damai Dunia Maya di Malang itu larut dalam diskusi hingga menjelang malam. Sebagian mengunggah pesan damai yang telah disepakati ke media sosial, dengan harapan tidak ada lagi pemuda terpengaruh paham radikal.