Gempa Kuat Guncang Mentawai

Nurdin Hasan & M Sulthan Azzam
2016.03.02
Banda Aceh & Padang
160302_ID_QUAKE_620.jpg Warga mengungsi ke tempat lebih tinggi dengan becak barang di Padang, Sumatera Barat, Rabu malam 2 Maret 2016, setelah gempa kuat mengguncang wilayah itu.
AFP

Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter mengguncang Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat dan beberapa daerah sekitarnya, Rabu malam 2 Maret 2016. Gempa kuat yang terjadi pukul 19:49 Wib berpotensi tsunami di lima provinsi di Sumatera.

Hingga pukul 01:00 Kamis dinihari Wib, belum diperoleh informasi mengenai apakah ada korban jiwa atau terluka dan kerusakan akibat gempa yang membuat masyarakat panik berlarian ke tempat jauh dari laut untuk menyelamatkan diri.

Setelah beberapa jam berlalu dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini tsunami. Pengumuman pencabutan peringatan dini tersebut dikeluarkan BMKG melalui akun twitternya.

BMGK juga merevisi kekuatan gempa dari sebelumnya diumumkan 8,3 skala Richter menjadi 7,8 skala Richter yang pusatnya berada sekitar 682 kilometer barat daya Mentawai dengan kedalaman 10 kilometer.

Hal yang sama juga dilakukan USGS. Awalnya, lembaga yang berpusat di Amerika Serikat (AS) itu mencatat gempa berkekuatan 8,2 skala Richter, tapi diturunkan menjadi 8,1 kemudian 7,9 dan terakhir 7,8.

Lima provinsi berpotensi terjadi tsunami meliputi Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Lampung. Getaran gempa kuat itu dirasakan hingga ke Jakarta, Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo menjelaskan, sumber gempa berasal dari sistem patahan investigator fracture zone (IFZ) di Samudera Hindia, yang menyebabkan pergeseran lempeng secara mendasar.

"Tidak akan membangkitkan tsunami besar," kata Sutopo dalam keterangan tertulis seperti dikutip Kompas.com.

Tidak di zona tumbukan

Faizal Adriansyah, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Aceh dalam siaran pers yang diterima BeritaBenar menyebutkan pusat gempa Mentawai tidak berada di daerah zona tumbukan. Zona tumbukan posisinya sekitar 200 km dari bibir pantai.

“Melihat posisi pusat gempa dengan jarak 682 kilometer berarti berada pada lantai samudera. Wilayah ini kalau terjadi patahan umumnya patahan geser dan gerakan lantai samudera bergerak horizontal,” katanya.

Menurut dia, tsunami baru timbul bila patahan yang terjadi bergerak vertikal. Gerakan vertikal memungkinkan terjadi bila pusat gempa di zona tumbukan seperti gempa yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004.

Faizal menambahkan fenomena gempa Mentawai itu termasuk langka karena pusat berada di luar zona subduksi. Peristiwa yang sama pernah mengguncang Aceh pada 11 April 2012 yang disebut “gempa kembar” berkekuatan 8,6 skala Richter dan 8.2 skala Richter karena terjadi hampir bersamaan.

Sejumlah pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Yos Sudarso Padang, Sumatera Barat, dievakuasi keluar ruangan setelah gempa bumi kuat mengguncang, Rabu malam 2 Maret 2016. (AFP)

Warga berhamburan

Begitu gempa terjadi, warga Mentawai berhamburan keluar rumah. Erwin, seorang warga Mentawai yang diwawancara Metro TV mengatakan dia dan beberapa warga lain mengecek ke pinggir pantai untuk memastikan apakah air laut surut sebagai tanda gejala tsunami.

“Saya berada di pantai sekarang untuk melihat tanda-tanda tsunami. Tapi laut cukup tenang dan tak terjadi apa-apa. Banyak orang sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi,” ujarnya.

Ida Rozana, warga Siberut Selatan, Mentawai, mengaku merasakan guncangan selama lima menit. Ketika gempa terjadi, dia sedang berada di pasar.

Menurut dia, semua orang dalam rumah berhamburan keluar begitu gempa terjadi. Saat gempa berhenti, Ida bersama warga di tempat tinggalnya berlarian ke arah bukit setelah mereka mendapat informasi potensi tsunami dari pengeras suara masjid.

“Jarak bukit dari rumah saya 200 meter. Rumah kami semua sangat dekat dengan pantai,” ujar Ida seperti dilansir CNN Indonesia.

Di ibukota Padang, beberapa rumah sakit mengevakuasi pasiennya keluar ruangan. Kepanikan juga terlihat di jalan-jalan utama kota Padang. Warga yang menggunakan kendaraan mobil, sepeda motor dan becak berusaha menyelamatkan diri ke tempat lebih tinggi.

Ali Rahman, seorang warga, memboyong tiga anak dan istrinya dengan sepeda motor. Dia memacu motornya dari kawasan Tabing menuju kawasan By Pass, yang berjarak sekitar 5 kilometer. Motor bebek itu terpaksa harus dibonceng lima.

"Ada kabar tsunami. Saya harus menyelamatkan diri," kata Ali kepada BeritaBenar.

Kawasan By Pass penuh sesak warga yang mengungsi setelah mendapat informasi potensi tsunami. Warga Padang memilih menyelamatkan diri ke daerah itu, karena lokasinya jauh dari bibir pantai. Mereka mengungsi dengan mobil, sepeda motor, becak, truk pick up.

Setelah peringatan dini tsunami dicabut, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengimbau warga untuk kembali ke rumah.

"Warga sudah bisa kembali ke rumah masing-masing, tapi tetap waspada. Tsunami terjadi, hanya kecil di kawasan Mentawai," kata Nasrul.

Kepanikan juga sempat melanda warga Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Meski tak merasakan getaran gempa, tapi warga yang rumahnya dekat laut berlarian ke tempat lebih tinggi setelah mendengar berita televisi air laut surut lima meter.

“Warga panik karena dengar berita televisi yang bilang air laut surut 5 meter. Mereka segera keluar rumah untuk mencari ke tempat yang jauh dari laut,” kata Muhammad, seorang warga setempat.

Tetapi setelah beberapa saat warga kembali tenang karena informasi adanya air laut surut tidak terbukti. Akhirnya mereka kembali ke rumah masing-masing.

Meulaboh adalah salah satu daerah paling parah kerusakannya saat tsunami melanda pada 26 Desember 2004 yang menewaskan lebih dari 170.000 orang di Aceh.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.