Jokowi: Indonesia Kirim Pesawat untuk Evakuasi WNI Sabtu
2020.01.31
Jakarta

Pemerintah akan mengirim pesawat untuk mengevakuasi warga negara Indonesia yang saat ini masih terjebak di wilayah terdampak virus corona di Provinsi Hubei, Cina, hari Sabtu (1/2/2020) menyusul diberikannya izin mendarat oleh pemerintah Cina.
“Tim pendahulu telah memasuki Provinsi Hubei, RRT, dan melakukan persiapan penjemputan 243 WNI yang ada di Wuhan dan sekitarnya. Insya Allah, tim evakuasi akan berangkat kurang dari 24 jam lagi dengan pesawat berbadan lebar agar mereka semua bisa diterbangkan ke Tanah Air.” Demikian pesan twitter Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Jumat (31/1/2020).
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan statemen di Jakarta, Jumat, mengatakan persiapan evakuasi WNI dari Hubei sudah memasuki tahap akhir.
“Pagi ini saya sudah bertemu dengan dubes Cina di Jakarta. Beliau sudah menyatakan clearance untuk pendaratan dan pesawat untuk evakuasi WNI dari Provinsi Hubei,” ujarnya.
Ia memastikan persiapan di beberapa titik di Hubei terutama di ibu kota provinsi, Wuhan, saat ini terus berjalan, sementara itu persiapan penerimaan di Indonesia juga terus dilakukan sesuai dengam protokol yang berlaku.
“Siang ini saya sudah melakukan pembicaraan dengan tim dari KBRI Beijing yang saat ini telah memasuki Hubei. Persiapan terus berjalan baik yang ada di Indonesia maupun yang berada di Wuhan,” ujarnya.
Presiden Jokowi mengatakan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menjadi koordinator dari upaya WNI.
"Masih dalam proses. Masih kita proses karena yang ingin evakuasi bukan hanya Indonesia saja. Tetapi antrean kita sudah di depan," kata Presiden.
"Kemarin WHO juga sudah mengumumkan situasi darurat global yang terkait dengan virus corona. Jadi saya kira keputusan kita kemarin untuk mengevakuasi itu sudah betul," tambah Jokowi.
Sehari sebelumnya WHO mengumumkan bahwa wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Sementara itu, berdasarkan data per Jumat (31/1/2020) terdapat setidaknya 213 orang tewas, semuanya di Cina.
“Virus corona sudah menjangkiti 9,809 penderita di Cina, dimana sebanyak 1.527 dalam kondisi kritis. Jumlah ini diluar 15.000 orang yang diduga terjangkit virus corona”, demikian kata Duta Besar Cina untuk PBB, Wang Qun, di Wina, Austria, Jumat, kepada media.
Virus ini telah masuk ke 21 negara termasuk beberapa negara di ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Filipina yang telah mengkonfirmasi ada warganya yang terinfeksi.
Hingga saat ini pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi WNI yang terjangkit virus corona.
Komunikasi
Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, mengatakan pihaknya dan pihak KBRI terus melakukan komunikasi dengan perkumpulan mahasiswa di Wuhan.
Setibanya di Jakarta, kata dia, akan ada penilaian medis dan juga tim yang akan melakukan sejumlah perawatan untuk mengecek status kesehatan untuk setiap individu pada saat masa karantina.
“Berdasarkan standar dari WHO selama 14 hari di karantina,” ungkapnya.
Sementara itu pihak otoritas Cina akan melakukan pengecekan kesehatan sebagai prosedur meninggalkan daerah terdampak di Wuhan dan sekitarnya.
Saat ini terdapat 243 WNI di berbagai titik Provinsi Hubei, sebanyak 98 yang sebagain besar pelajar tinggal di Wuhan.
Pihak Kemlu juga telah menyediakan psikolog untuk memberikan layanan konseling kepada para WNI di Propinsi Hubei sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran virus corona.
“Layanan diberikan melalui komunikasi telpon dan sudah dimanfaatkan para WNI. Menjaga kondisi psikologis merupakan salah satu kunci utama untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak terjangkit virus corona,” paparnya.
Tetap menunggu
Salah satu mahasiswa dari Wuhan University of Technology, Alfi Rian Tamara, 27, mengatakan ia dan WNI lainnya mengikuti perintah KBRI Beijing untuk menunggu dievakuasi oleh pemerintah Indonesia.
“Tolong ditanyakan sama pihak KBRI karena kami hanya mengikuti saja,” ujarnya kepada Benarnews melalui sambungan telpon.
Saat ini, ia dan beberapa mahasiswa lainnya menghindari untuk keluar jika tidak kepepet seperti membeli makanan.
“Cuma hingga malam ini kami belum diberi tahu kapan kemungkinan dievakuasi. Kami menunggu informasi selanjutnya dari KBRI,” tambahnya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Prihantono menyatakan kesiapannya dalam penanganan virus corona menjelang kedatangan dari ratusan WNI dari Wuhan, Cina.
“Mereka semua (WNI) di Wuhan kalau masuk kategori kekarantinaan di sana, ya masuk dalam kategori sehat, kalau ada yang ga sehat ya belum boleh pulang dulu,” kata Anung.
Ia mengklaim hingga saat ini belum ada kasus virus corona virus yang terkonfirmasi ada di Indonesia.
“Indonesia juga harus menerapkan karantina di sini minimal 1 x masa inkubasi atau 14 hari. Bisa juga kalau eskalasi di sana meningkat, di Jakarta bisa diterapkan 2 x masa inkubasi.
Anung mencatat selama ini, ada 34 pasien yang dirumorkan memiliki gejala mirip virus corona. Tapi hanya 16 yang dirawat di rumah sakit. 5 diantaranya sudah dinyatakan negatif sementara 8 lainnya masih dalam masa observasi.
Posko Siaga Corona
Sementara itu President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan berbagai upaya akan dilakukan untuk meminimalisir potensi penyebaran virus Corona ke Indonesia, yang sampai saat ini belum ada warganya yang terjangkit, salah satunya dengan mengaktifkan Posko Siaga Corona di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Posko dilengkapi dengan berbagai peralatan medis, monitor CCTV yang memantau seluruh terminal penumpang, serta sistem teknologi terkini guna mempercepat respons dalam menanggulangi atau mencegah penyebaran virus Corona,” ujar Awaluddin.
Pihaknya juga akan menyiapkan rencana kontingensi sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan PM 61 Tahun 2015 tentang Fasilitasi Udara.
“Pesawat akan diberikan tempat pendaratan dan ditempatkan ke dalam daerah isolasi atau karantina, sesudah kapten penerbang melaporkan ada penumpang yang diduga terjangkit,” ujarnya. “Kami juga beri perlengkapan personil di terminal penumpang pesawat sebagai yang paling terdepan bersentuhan dengan penumpang pesawat,” ungkap Awaluddin.