Indonesia, Malaysia desak Israel hentikan pemboman di jalur Gaza

Pengamat mengatakan seruan kedua negara dalam KTT Menteri Pertahanan ASEAN itu tidak terlalu berpengaruh.
Pizaro Gozali Idrus
2023.11.15
Jakarta
Indonesia, Malaysia desak Israel hentikan pemboman di jalur Gaza Warga Palestina melihat kerusakan yang diakibatkan oleh serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza, Rabu, 15 November 2023.
Hatem Ali/AP Photo

Indonesia dan Malaysia, dalam pertemuan para menteri pertahanan ASEAN di Jakarta, pada Rabu (15/11) mendesak Israel mengakhiri pemboman ke Gaza, Palestina, dan mendorong dunia internasional melindungi warga sipil negara jajahan tersebut.

Kedua negara dengan mayoritas penduduk Muslim tersebut menyatakan keprihatinan dan kecaman mereka atas serangan udara Israel yang telah menewaskan lebih dari 11.200 orang di wilayah Palestina, menurut otoritas Palestina yang dikuasai Hamas.

Gempuran Isreal di Gaza itu menyusul serangan terencana yang dilakukan kelompok militan Hamas ke Israel pada 7 Oktober yang menewaskan setidaknya 1.200 orang di wilayah itu dan menculik serta menawan sekitar 200 orang, sebagian besar adalah warga sipil.

Dalam KTT Menteri Pertahanan ASEAN itu, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengatakan upaya untuk mencapai gencatan senjata terus dilakukan dan jalur bantuan kemanusiaan yang aman harus diperluas dan dipercepat.  

“Indonesia aktif berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk mencari penyelesaian masalah ini dan mendorong koridor kemanusiaan bagi para korban di Gaza,” ucap Prabowo.

Selain itu, ujar Prabowo, Indonesia tetap teguh pada komitmen memberikan bantuan kepada penduduk di Jalur Gaza dan telah menyalurkan 21,1 ton dari 51,5 ton bantuan yang dijanjikan kepada Palestina hingga 4 November 2023.

Prabowo menerangkan Indonesia juga menawarkan bantuan kapal rumah sakit serta terus menawarkan perawatan di rumah sakit milik TNI bagi korban perang di Gaza.

Deklarasi bersama para menteri pertahanan ASEAN juga menyerukan pihak-pihak yang berselisih wilayah di Laut China Selatan selama beberapa dekade yang melibatkan China dan negara-negara pengklaim lainnya dari Asia Tenggara untuk menyetujui penyelesaian awal perundingan pakta non-agresi.

Para menteri pertahanan pada Kamis (16/11) akan bertemu dengan delapan mitra dialog ASEAN, di mana sengketa wilayah tersebut diperkirakan akan diangkat.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Hasan mengungkapkan solidaritasnya dengan Indonesia di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah.

“Selama periode yang penuh tantangan ini, Malaysia menegaskan kembali pendiriannya yang teguh untuk segera melakukan gencatan senjata, akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan penolakan tegas terhadap segala upaya untuk mengusir paksa warga Palestina dari tanah mereka,” kata Mohamad dalam pidatonya dalam pertemuan tersebut.

Pada Selasa malam, pasukan Israel memasuki rumah sakit terbesar di Gaza dan menggeledah kamar dan ruang bawah tanahnya, kata para saksi mata, yang merupakan puncak dari pengepungan yang menyebabkan kekhawatiran global atas nasib ribuan warga sipil yang terperangkap di dalamnya, lansir Reuters.

Israel mengklaim ruang bawah tanah Rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza telah menjadi basis operasi Hamas dalam melawan pasukan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Hamas.

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menyambut Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Hasan (kanan) saat kedatangannya untuk menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Rabu, 15 November 2023. [Foto AP/Tatan Syuflana]
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menyambut Menteri Pertahanan Malaysia Mohamad Hasan (kanan) saat kedatangannya untuk menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Rabu, 15 November 2023. [Foto AP/Tatan Syuflana]

ASEAN harus tekan AS

Sementara itu, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), lembaga amal yang bertanggung jawab atas Rumah Sakit Indonesia di Gaza, mendorong para menteri pertahanan ASEAN untuk menekan Amerika Serikat agar Israel melakukan gencatan senjata.

“Prabowo bisa menjadi utusan khusus mewakili menteri pertahanan ASEAN untuk menemui menteri pertahanan AS untuk membicarakan hal itu,” ujar jelas Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad kepada BenarNews.

Murad mengatakan Rumah Sakit Indonesia di Gaza masih tetap beroperasi dengan segala keterbatasan karena pasokan listrik dan bahan bakar diblokade oleh Israel.

“Mudah-mudahan Rumah Sakit Indonesia aman (tidak diserang seperti RS Al Shifa) karena nama Indonesia jadi pertimbangan Israel untuk melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan reaksi Indonesia,” jelasnya.

Suara Indonesia, Malaysia belum berpengaruh

Pengamat Hubungan Internasional Universitas Al Azhar Indonesia Ramdhan Muhaimin mengaku pesimistis desakan dari Indonesia dan Malaysia dapat menekan Israel karena secara umum negara-negara ASEAN tidak memiliki kepentingan dengan isu Palestina.

“ASEAN yang memiliki kepentingan dan kepedulian dengan isu ini hanya Indonesia, Malaysia dan Brunei. Sementara tujuh negara lainnya tidak memiliki kedekatan kepentingan dan kepedulian,” ujar Ramdhan kepada BenarNews.

Ramdhan menambahkan sistem internasional juga sudah tidak berlaku untuk menghentikan pemboman Israel di Jalur Gaza karena berbagai upaya kecaman tidak dapat menghentikan agresi Israel.

“Tidak ada guna sidang-sidang PBB dengan resolusinya. Karena sudah 38 resolusi dikeluarkan, tidak efektif terhadap Israel,” jelas dia.

Menurut Ramdhan, Amerika Serikat sendiri sekarang suaranya tidak didengar oleh Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu untuk melakukan gencatan senjata.

“Setidaknya sampai hari ke 40, Israel masih melakukan serangan brutal. Apalagi Israel menyatakan tidak akan menghentikan operasi sampai tujuan tercapai, yaitu menghancurkan Hamas,” jelasnya.

Ferooze Ali, peneliti Asia Middle East Centre for Research and Dialogue yang berbasis di Kuala Lumpur, mengatakan tidak dapat disangkal bahwa Indonesia dan Malaysia adalah dua negara pendukung setia isu Palestina.

Namun publik harus realistis bahwa suara kedua negara ini sangat kecil di forum internasional seperti PBB, kata Ali.

“Oleh karena itu, sejauh ini seruan Malaysia dan Indonesia tersebut belum mampu membawa perubahan kebijakan di tingkat internasional,” jelas dia kepada BenarNews.

Dia mengatakan Malaysia dan Indonesia selama ini terlalu mengandalkan pendekatan resmi atau diplomasi lama di tingkat PBB untuk menekan Israel, padahal itu tidak ampuh menekan Israel karena kerap ditolak melalui voting oleh negara-negara pendukung Israel dan Amerika.

Untuk itu, Ali mengusulkan agar Malaysia dan Indonesia menginisiasi pembentukan sekretariat khusus di tingkat internasional di luar PBB untuk mengadvokasi pelanggaran HAM Israel di Palestina.

“Malaysia dan Indonesia perlu mengajak negara lain yang peduli terhadap isu Palestina. Dan itu tidak harus negara Muslim, tapi juga negara-negara non-Muslim seperti Afrika Selatan yang kencang terhadap Israel,” jelas dia.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.