Indonesia Sepakat Pembelian 8 Kapal Perang dari Italia

Kepala Dinas Penerangan TNI AL berharap Kemhan tidak mengakuisisi kapal bekas dari AL Italia.
Ronna Nirmala
2021.06.10
Jakarta
Indonesia Sepakat Pembelian 8 Kapal Perang dari Italia Foto ini menunjukkan FREMM "Fregat serba guna Eropa", yang dirancang oleh DCNS/Armaris dan Fincantieri untuk angkatan laut Prancis dan Italia, sedang dibangun di galangan kapal Naval Group, sebuah kelompok industri Prancis yang mengkhususkan diri dalam pertahanan angkatan laut dan energi terbarukan, pada 29 Maret 2018 di Lorient, Prancis.
AFP

Produsen kapal asal Italia, Fincantieri, pada Kamis mengumumkan penandatangan kontrak pengadaan delapan unit kapal perang dengan Kementerian Pertahanan Indonesia berikut dengan dukungan logistik lainnya dalam kesepakatan yang juga melibatkan perusahaan pembuat kapal plat merah PT PAL. 

Situs Fincantieri melaporkan Indonesia bakal mengakuisisi enam unit fregat kelas serbaguna FREMM dan dua unit fregat bekas kelas Maestrale yang pernah digunakan Angkatan Laut (AL) Italia. 

“Fincantieri akan menjadi kontraktor utama untuk program ini. Pembangunan fregat akan melibatkan perusahaan nasional dan menengah, juga dengan PT PAL (dari Jawa),” tulis Fincantieri, merujuk kepada PT PAL yang berpusat di Jawa Timur.  

Perusahaan menambahkan, modernisasi dua kapal perang dari AL Italia juga akan dilakukan di Italia bersama pembuatan enam kapal lain yang dipesan Indonesia. 

Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, menolak untuk memberikan konfirmasi perihal penandatanganan kontrak pembelian tersebut. 

Sementara CEO Fincantieri, Giuseppe Bono, mengatakan kerja sama ini memiliki kepentingan strategis baik dari sisi ekonomi maupun sektor pertahanan Italia. 

“Akusisi sebanyak ini memungkinkan Fincantieri menjadi pemain terdepan di sektor kapal permukaan global, dan mengkonfirmasi kemajuan teknologi dari proyek yang, sekali lagi, dianggap paling inovatif di dunia,” kata Bono, dikutip dari laman perusahaan. 

Kesepakatan dengan Indonesia, lanjutnya, juga membuka jalan bagi negosiasi perusahaan dengan pihak lainnya. 

“Program ini memiliki kepentingan strategis yang luar biasa, baik untuk pengembalian ekonomi bagi negara kita dan untuk rantai pasokan pertahanan Italia,” tukas Bono. 

Peneliti militer senior Marapi Consulting & Advisory, Beni Sukadis, menyebut fregat buatan Fincantieri memiliki spesifikasi satu tingkat di atas kapal perang biasa lainnya.

“Jadi ini memang sangat canggih. Selain dia bisa melakukan misi perang di permukaan dengan torpedo tapi juga bisa dipakai dalam misi pencarian kapal selam. Dia satu level sedikit di bawah kapal induk karena bisa jadi tempat pendaratan helikopter juga,” katanya kepada BenarNews. 

FREMM memiliki panjang 140 meter dengan lebar mencapai 40 meter dan dilengkapi teknologi pendeteksi dan pengiriman misil, lanjutnya. 

“Kesepakatan ini cukup mengejutkan karena diprediksi harga kapalnya ini memang tidak murah. Sekarang yang ditunggu kan tinggal kapan pemerintah mau bayar DP (down payment)-nya,” kata Beni, seraya mengatakan penawaran Fincantieri ke Indonesia telah dilakukan sejak 2017.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Julius Widjojono berharap Kemhan tidak mengakuisisi kapal bekas dari AL Italia. 

“Jika memungkinkan kapal baru sesuai operation security dan spesifikasi teknis, namun keputusan ada di Kemhan,” kata Julius lewat pesan singkat.

Situs Naval Technology menyebut Maestrale (F570) pertama kali diluncurkan pada 1981 dan ditugaskan satu tahun kemudian. Maestrale dapat membawa 16 rudal tambahan dengan empat peluncur rudal yang dipasang di atas hanggar dapat menyerang target dalam jarak 160 km, sambil membawa hulu ledak 210 kg.

Indonesia dan Jepang pada Maret 2021 juga menandatangani kerja sama pengiriman alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan transfer teknologi di bidang pertahanan yang disebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai yang pertama dalam sejarah. 

Prabowo maupun pihak Jepang tidak menyebut alutsista apa yang disepakati, namun harian Japan Times pada November tahun lalu, melaporkan Jepang tengah dalam pembicaraan untuk mengekspor sejumlah unit kapal perang jenis destroyer dan fregat generasi terbaru untuk TNI AL. 

Awal Juni, Kemhan mengajukan anggaran belanja hingga Rp1.760 triliun yang bakal dialokasikan hingga 2024 untuk pembelian alutsista, pemeliharaan hingga pembayaran bunga pinjaman. 

Kemhan tidak memerinci model dan jumlah alutsista yang diincar Indonesia melalui rencana belanja itu. Kementerian hanya mengatakan  memprioritaskan investasi untuk peningkatan kemampuan intelijen, pengamanan wilayah perbatasan dan pulau kecil, sistem pertahanan udara nasional dan satuan peluru kendali strategis.

 

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.