Indonesia-Singapura Sepakati Penguatan Patroli Laut

Hubungan dagang bilateral masih tercoreng dengan masifnya aksi penyelundupan barang yang dilakukan warga kedua negara.
Ronna Nirmala
2020.02.04
Jakarta
200204_ID_Sin_1000.jpeg Hubungan dagang bilateral masih tercoreng dengan masifnya aksi penyelundupan barang yang dilakukan warga kedua negara.
Dok. Sekretariat Presiden RI

Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat meningkatkan pengawasan keamanan laut untuk memerangi penyelundupan, perdagangan ilegal, serta kejahatan lintas negara lainnya, Selasa (4/2/2020), saat kunjungan Presiden Singapura, Halimah Yacob, ke Istana Bogor.

Kesepakatan diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman yang diwakili Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi dan komandan Singapore Police Coast Guard Cheang Keng Keong.

Halimah menyatakan peningkatan kerja sama antara agen-agen keamanan kedua negara ini dilakukan untuk menghadapi ancaman dan masalah baru di wilayah perairan yang membatasi Singapura dan Indonesia.

“Saya senang, kedua negara telah menandatangani nota kesepahaman yang mengatur pertukaran informasi, operasi dan patroli bersama secara rutin dan inisiatif pelatihan bilateral,” kata Halimah, saat memberikan pernyataan pers bersama Presiden Jokowi.

Adapun Jokowi berharap kerja sama ini dapat meningkatkan penegakan hukum yang lebih pasti atas sistem kepabeanan kedua negara. “Singapura adalah tetangga dekat, terdapat opsi bagi kita untuk terus memperkokoh hubungan yang saling menguntungkan di antara kita,” kata Jokowi.

Singapura dan Indonesia memiliki ikatan perdagangan dan investasi yang erat. Sepanjang 2018, nilai perdagangan dua negara tercatat mencapai US$ 65 miliar, meningkat 9,4 persen dari tahun sebelumnya.

Namun hubungan dagang ini masih tercoreng dengan masifnya aksi penyelundupan barang yang dilakukan warga kedua negara. Beberapa kasus besar yang pernah terjadi di antaranya adalah penyelundupan Ferrari 458 Speciale senilai Rp27 miliar dari Singapura ke Palembang oleh karyawan PT Bintika Bangun Nusa, Hatta Ansori, pada Desember 2018.

Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi, mengatakan kerja sama ini tidak hanya berkaitan dengan koordinasi patroli laut di Selat Malaka saja, namun juga bisa menjadi landasan untuk melakukan pertukaran informasi.

“Kami harap kerja sama ini dapat mencegah ancaman keamanan dan keberlangsungan hidup masyarakat dua negara, serta melindungi dunia industri dari persaingan tak sehat,” kata Heru, dalam keterangan resminya, Selasa.

Indonesia dan Singapura mulai melakukan pembahasan penggunaan sistem tunggal pertukaran informasi, National Trading Platform (NTP), untuk mempersempit ruang pelanggaran dan kejahatan penyelundupan, pada Maret 2019.

Sistem tersebut diharapkan mampu mempercepat proses pemeriksaan atau investigasi atas perbedaan data perdagangan kedua negara. Namun, realisasi platform ini masih dalam level teknis.

Sumber investasi terbesar

Pada pertemuan Selasa siang, Jokowi menyebut Singapura sebagai negara sumber investasi terbesar di Indonesia sejak 2014. Oleh karenanya, Jokowi berharap Singapura terus melanjutkan investasi khususnya pada sektor infrastruktur di Indonesia.

“Saya sangat menghargai komitmen Singapura untuk terus melanjutkan kerja sama investasi, termasuk proyek infrastruktur di Indonesia,” kata Jokowi.

Singapura adalah negara asal investasi terbesar di Indonesia sejak 2014. Pada 2018, investasi Singapura di Indonesia tercatat mencapai US$ 9,2 miliar, disusul Cina dengan US$ 4,7 miliar, Jepang dengan US$ 4,3 miliar, dan Hong Kong dengan US$ 2,9 miliar.

Sektor industri seperti kertas dan percetakan, makanan, elektronik dan permesinan adalah yang paling diminati investor Singapura. Hal lain yang tengah diperkuat kedua negara adalah kerja sama pelatihan vokasi melalui pendirian Politeknik Kendal, di Semarang, Jawa Tengah.

Presiden Singapura Halimah mengklaim kawasan yang diresmikan sejak tahun 2016 tersebut bakal menciptakan lebih dari 8.000 lapangan pekerjaan dengan posisi investasi yang berhasil dikumpulkan mencapai US$ 843 juta.

“Masih banyak ruang yang bisa kita gali untuk memperkuat kerja sama ekonomi kita,” kata Halimah.

Awal Januari, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan sejumlah peluang investasi di berbagai sektor, termasuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur, di depan para pengusaha yang hadir dalam agenda The Pulse of Asia Conference 2020 di Singapura.

“Di ibu kota baru, Anda bisa menanamkan modal di sektor infrastruktur. Kami akan menjadikan kota tersebut sebagai kota hijau. Rumah sakit juga cukup menjanjikan,” kata Luhut, dilansir AntaraNews.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.