Jokowi Janji Relokasikan, Bangun Rumah 2.000 Keluarga Terdampak Letusan Semeru
2021.12.07
Malang, Jawa Timur

Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Selasa (7/12) bertemu dengan para pengungsi korban letusan Gunung Semeru dan berjanji merelokasi dan membangun rumah untuk sekitar 2.000 keluarga yang desanya luluh lantak akibat letusan gunung itu Sabtu lalu yang hingga kini telah menelan setidaknya 30-an korban jiwa.
“Ini segera dan harus kita putuskan di mana lokasinya dan saat itu juga akan kita bangun," ujar Jokowi ketika mengunjungi pengungsi di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur.
Jokowi memastikan operasi pencarian terus dilakukan secara optimal. Selain itu, pengungsi ditangani secara layak.
"Saya ingin memastikan semua yang berkaitan dengan pengungsi tertangani dengan baik. Konsumsi, kesehatan, air bersih, saya kira kondisinya mulai membaik," tambahnya.
Gunung tertinggi di Jawa yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Malang itu tidak lagi meletus dahsyat seperti Sabtu lalu namun jumlah korban tewas bertambah setelah petugas pencari menemukan jenazah yang terkubur abu.
“Jumlah korban yang ditemukan meninggal 34 orang, dalam pecarian 16, luka berat 26, luka ringan 82 orang,” kata kepala seksi operasional kantor pencarian dan pertolongan (SAR) Surabaya, I Wayan Suyatna saat memberikan keterangan pers kepada jurnalis di Lumajang.
Lebih dari 100 orang mengalami luka kebanyakan terbakar oleh awan panas. Sebagian besar jenazah ditemukan dalam kondisi tertimbun abu vulkanik, sedangkan sebagian ditemukan di dalam rumah, ungkap Suyatna.
Anggota SAR menyisir lokasi tambang pasir di Besok Kobokan, Desa Supiturang -wilayah sekitar Gunung Semeru- lantaran diduga ada pekerja tambang pasir yang menjadi korban.
Dalam proses pencarian, katanya, petugas tetap memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan. Angin kencang dan hujan deras, serta abu vulkanik yang mengguyur lokasi pencairan menjadi tantangan tersendiri bagi petugas.
”Jarak pandang terbatas, gelap. Semoga tidak ada semburan awan panas. Agar lebih cepat mengevakuasi korban,” ujar Suyatna.
Sebanyak 5.205 rumah terdampak letusan Gunung Semeru, sebanyak 4.004 jiwa mengungsi di 19 titik pengungsian tersebar di Kecamatan Pronojiwo, Candipuro dan Pasirian. Mereka mengungsi di gedung sekolah, balai desa, dan masjid.
“Ada 10 jenazah yang belum teridentifikasi. Sehingga bagi yang kehilangan anggota keluarga bisa mengecek di kamar jenazah,” ujar Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru, Kolonel Irwan Subekti dalam konferensi pers daring yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia menjelaskan sebanyak 17 desa terdampak letusan tersebar di 10 kecamatan. Operasi pencarian, katanya, menghadapi kendala dengan aktivitas Gunung Semeru yang masih menunjukkan aktivitas kegunungapian. “Perlu kewaspadaan. Pagi tadi ada getaran dua kali. Lahar panas setiap saat bisa mengalir di atas. Dilihat dari kepulan asap ke sungai Besuk Koboan,” katanya.
Sedangkan alat berat belum bisa menembus ke lokasi terdampak lantaran sebagian wilayah masih tertutup abu vulkanik yang panas. Belum bisa dijangkau. Alat berat tak bisa bekerja.
Kepala BNPB Letjen Suharyanto menjelaskan untuk menembus medan yang berat dikerahkan tiga unit helikoper. Selain itu, juga dikerahkan kendaraan 6x6 dan dua unit kendaraan milik Palang Merah Indonesia (PMI) yang bisa menembus material vulkanik.
Total sebanyak 985 personil gabungan yang membantu penanganan pasca-letusan. Mereka bertugas dalam penanganan darurat, meliputi pembersihan jalan, penanganan pengungsi, bantuan kesehatan, dan memasok logistik bagi para korban.
“Jangan sampai korban sudah susah tapi makanan terbatas,” katanya. Total bantuan awal berupa logistik dasar senilai Rp 1,14 miliar. Untuk bantuan dari lembaga dan masyarakat yang menyalurkan bantuan diimbau berkoordinasi dengan posko utama.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Kabupaten Lumajang-Malang yang putus akibat letusan Semeru diperkirakan akan mulai dibangun tahun depan. Proses pengerjaan fisik bangunan diestimasikan selama sembilan bulan. Untuk sementara, dibangun jembatan gantung yang menghubungkan kedua wilayah khusus untuk sepeda motor dan kendaraan roda tiga. “Untuk distribusi bantuan,” ujarnya.
Selain itu, akan dibangun jalan alternatif dari Pasirian-Tempursari-Pronojiwo – sejumlah kecamatan di Lumajang, menggunakan lahan Perum Perhutani. Jalan tersebut, katanya, bisa digunakan warga berkebun. Sehingga Lumajang-Pronojiwo bisa ditempuh dengan mobil dalam waktu satu jam lebih.