Jokowi dan Prabowo Serukan Pemilu Damai

Merujuk sejumlah lembaga survei, Jokowi yang mendapat nomer urut 1 dalam Pilpres 2019, sejauh ini masih unggul dari Prabowo yang mendapat nomer urut 2.
Arie Firdaus
2018.09.21
Jakarta
180921_ID_Jokowi_1000.jpg Kedua kandidat presiden dan wakil presiden berbincang seusai pengundian nomor urut di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat di Jakarta, 21 September 2018.
Arie Firdaus/BeritaBenar

Dua calon presiden, Joko "Jokowi" Widodo dan Prabowo Subianto, berharap rangkaian pemilihan umum (Pemilu) yang digelar 17 April 2019 bisa berlangsung damai dan sejuk.

Mereka pun meminta agar kontestasi politik tidak diisi dengan fitnah dan sikap saling mencela.

"Karena itu bukan nilai yang kita anut," ujar Jokowi usai pengundian nomor urut pasangan calon di gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat di Jakarta, Jumat malam, 21 September 2018.

"Mari dalam kontestasi ini, kita beradu program, ide, rekam jejak, dan adu prestasi," tambah calon presiden petahana itu, yang didampingi pasangannya, Ma’ruf Amin.

Hal serupa juga disuarakan Prabowo. Dalam pidatonya usai mendapatkan nomor urut pencalonan, ia berharap rangkaian pemilihan berlangsung dalam suasana kekeluargaan.

"Kita harus rasakan bahwa kita satu keluarga besar, Indonesia," kata Prabowo yang didampingi calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno.

"Saya berharap semua pihak bersikap tenang dan tidak emosional. Bisa menahan diri."

Menurut Jokowi dan Prabowo, rasa kebersamaan itu penting karena sejatinya mereka pun saling menghargai dan berhubungan baik, kendati bersaing memperebutkan kursi presiden.

"Saya kenal Pak Prabowo dan Pak Sandiaga sudah sejak lama," tambah Jokowi.

Sepanjang proses pengundian nomor urut, keduanya memang berulang kali memperlihatkan keakraban dan sikap persahabatan.

Jokowi dan Prabowo yang duduk bersebelahan di kursi yang disusun memanjang, misalnya, beberapa kali tampak berbincang. Tak jarang pula diselingi tawa lebar.

Tatkala masing-masing diberi kesempatan maju atau berbicara oleh pimpinanan KPU, mereka pun selalu saling memberi salam dan hormat.

"Tadi sebelum acara kami pun berbicang dengan ringan," ujar Sandiaga Uno, menambahkan.

Sedangkan, Ma’ruf yang mendampingi Jokowi sempat membacakan doa.

Nomor urut

Dalam pengundian nomor urut pasangan calon Pemilu 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan nomor urut satu. Sedangkan, Prabowo-Sandiaga beroleh nomor urut dua.

Angka ini selanjutnya bakal melekat ke kedua kandidat, dapat dipergunakan sepanjang masa kampanye yang berlangsung 23 September 2018 sampai 13 April 2019, hingga pemungutan suara pada 17 April 2019.

Bagi Jokowi dan Prabowo, nomor urut kali ini berbeda jika dibandingkan pemilihan presiden 2014. Saat itu, keduanya juga bersaing memperebutkan kursi presiden.

Jokowi yang empat tahun lalu berpasangan dengan Jusuf Kalla, kala itu memperoleh nomor urut dua. Sebaliknya Prabowo yang berpasangan Hatta Rajasa mendapatkan nomor urut pertama.

Pengumuman nomor urut kedua pasangan ini direspons antusias oleh pendukung masing-masing kandidat.

Setelah penetapan nomor urut pasangan, rangkaian pemilihan umum akan dilanjutkan dengan deklarasi kampanye damai di Lapangan Monumen Nasional, pada Minggu, 23 September mendatang.

Ketua KPU Arief Budiman menyatakan bersamaan dengan penetapan nomor urut, kedua pasangan calon otomatis akan mendapat pengawalan khusus dari aparat kepolisian.

"Sesuai undang-undang, akan dikawal," katanya, merujuk Peraturan Presiden Nomor 85 tahun 2018.

Setiap pasangan calon akan mendapatkan pengawalan melekat sebanyak 37 orang polisi selama 24 jam.

Namun khusus untuk Jokowi, pengawalan akan tetap dipegang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Hasil survei

Merujuk hasil tilik sejumlah lembaga survei, pasangan Jokowi-Ma'ruf sejauh ini masih unggul dari Prabowo-Sandiaga.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny J.A, awal September lalu menyatakan Jokowi-Ma'ruf  mendapatkan 48,3 persen suara, berbanding 39,5 persen untuk Prabowo-Sandiaga.

Calon petahana itu unggul di kalangan pendidikan menengah ke atas, pemilih di atas 20 tahun, serta pemilih Muslim --kalangan yang selama ini disasar kubu Prabowo.

Tak berbeda hasil survei lembaga Y-Publica yang menyatakan Jokowi-Ma'ruf unggul, dengan elektabilitas mencapai 52,7 persen. Berbanding 28,6 persen perolehan Prabowo-Sandiaga.

Serta, hasil survei Alvara yang menempatkan Jokowi-Ma'ruf di hasil teratas dengan 53,5 persen. Berbanding 35,2 persen elektabilitas Prabowo-Sandiaga.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.