Jokowi resmikan LRT untuk tangkal kemacetan dan polusi di Jakarta

Pembangunan LRT melibatkan empat BUMN.
Tria Dianti dan Arie Firdaus
2023.08.28
Jakarta
Jokowi resmikan LRT untuk tangkal kemacetan dan polusi di Jakarta Presiden Joko Widodo meresmikan LRT sebagai transportasi publik di Stasiun Cawang di Jakarta, 28 Agustus 2023.
Bay Ismoyo / AFP

Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Senin (28/8) meresmikan moda transportasi light rail transit yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota penunjang di sekitarnya guna mengurangi kemacetan serta polusi di ibu kota.

Dibangun sejak 2015 dengan biaya Rp32,6 triliun dan sempat tertunda beberapa tahun akibat masalah pendanaan, LRT Jabodebek memiliki dua jalur layanan: Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Cibubur.

"Kita selalu masuk dalam 10 besar kota yang termacet di dunia. Setiap hari masuk 996 ribu kendaraan ke Jakarta. Oleh sebab itu, macet, polusi juga selalu ada di Jakarta," kata Jokowi dalam peresmian.

"Kami harapkan masyarakat berbondong-bondong beralih ke LRT, baik dari Cibubur dan sekitarnya maupun Bekasi dan sekitarnya sehingga kemacetan di jalan bisa kita hindari dan juga polusi bisa kita kurangi."

Jokowi bersama sejumlah pejabat negara menumpang rangkaian kereta dari Stasiun Harjamukti di Depok, Jawa Barat, menuju lokasi peresmian di Stasiun Cawang, Jakarta Timur.

Menurut Jokowi, upaya mengubah kebiasaan masyarakat agar menggunakan transportasi massal bukan perkara mudah.

Presiden merujuk penggunaan moda transportasi lainnya, mass rapid transit (MRT) Jakarta, yang belum mencapai kapasitas maksimal harian.

"MRT meskipun setiap hari saya lihat penuh, tetapi kapasitas yang kita inginkan setiap hari 180 ribu penumpang dan hari ini masih 80 ribu, masih ada kapasitas yang belum penuh terisi," kata Jokowi.

LRT Jabodebek memiliki 32 titik pemberhentian, dengan perincian jalur Jakarta-Cibubur sebanyak 18 stasiun (24,3 kilometer), sementara jalur Jakarta-Bekasi memiliki 14 stasiun pemberhentian (27,3 kilometer).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap pembangunan LRT ini dapat ditiru daerah-daerah lain di Indonesia dalam mengurangi kemacetan dan polusi di wilayah masing-masing.

"Ini bisa menjadi contoh bahwa ini bisa dilakukan pada kota-kota yang lain. Dan satu yang penting, ini adalah budaya baru di mana kita menghargai waktu, lalu kebersihan. Ini budaya baru yang insya Allah bisa ditularkan ke masyarakat," kata Budi.

Setelah peresmian hari ini hingga sebulan ke depan, kata Budi, masyarakat akan dikenakan tarif Rp5.000 untuk semua tujuan.

Setelahnya, kata dia, berlaku tarif normal dengan bea termahal mencapai Rp27.400 untuk rute Stasiun Dukuh Atas di Jakarta Pusat ke Stasiun Jatimulya di Bekasi.

Kementerian Perhubungan sendiri memberikan subsidi untuk tarif LRT sebesar Rp90-100 miliar pada tahun ini.

Pembangunan LRT melibatkan empat perusahaan BUMN, yakni PT Adhi Karya, PT Len Industri, PT Kereta Api Indonesia, dan PT Inka yang memproduksi rangkaian kereta.

Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan pembangunan transportasi publik memang menjadi salah satu prioritas pemerintah saat ini mengingat Jakarta merupakan kota besar dengan penduduk sangat padat. 

"Transportasi publik menjadi hal yang sangat prioritas hari ini, apakah MRT, LRT, dan fasilitas pendukungnya yang harus terus kita tingkatkan karena sebagai salah satu kota dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, memang fasilitas publik harus menjadi prioritas," kata Erick.

Pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno optimistis bahwa berfungsinya LRT bakal mengurangi kemacetan masuk-keluar Jakarta dengan tarif yang tergolong kompetitif.

Dengan tarif termahal untuk rute terjauh di bawah Rp30 ribu, Djoko percaya LRT dapat mencapai sasaran masyarakat kelas atas yang menggunakan kendaraan pribadi.

Pasalnya, kata dia, besaran tarif tersebut hampir sama dengan biaya tol atau transportasi alternatif dari daerah penunjang seperti Bekasi dan Cibubur yang memiliki bus bertarif Rp20 ribu untuk sekali perjalanan menuju pusat perkantoran dan bisnis di Jakarta.

"Harus diupayakan, ongkos warga yang menggunakan tidak lebih dari Rp50 ribu untuk pulang pergi. Termasuk ongkos dari tempat tinggal menuju stasiun terdekat," kata Djoko dalam keterangan tertulis kepada BenarNews.

Djoko menambahkan bahwa survei MTI sebelum pandemi menunjukkan rata-rata pengguna kendaraan pribadi dalam sehari menghabiskan ongkos Rp75 ribu hingga Rp100 ribu.

Maka, terang Djoko, "Penting aksesibilitas ke stasiun menjadi titik pelayanan LRT Jabodebek. Pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan akses yang mudah dan nyaman menuju stasiun tersebut."

Salah seorang warga yang telah mencoba LRT, Pandu Aji Prakoso, mengaku terbantu dengan keberadaan LRT karena dia dapat menghemat waktu perjalanan dari kediamannya di Depok menuju Cawang, Jakarta Timur.

Perjalanan menggunakan kendaraan pribadi yang biasa menghabiskan waktu 30 hingga 40 menit, kini dapat dicapai hanya dalam waktu 10 hingga 15 menit dengan menumpang LRT.

"Menurut saya, waktu tempuh sangat cepat. Saya berharap rute LRT lebih banyak dan bervariasi karena bisa menjadi solusi (mengatasi) kemacetan," ujarnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.