Kerjasama Selatan-Selatan Perlu Mengimbangi Solidaritas Dengan Tindakan Nyata

Oleh Paramita Dewiyani
2015.04.20
150420_ID_SOLIDARITAS_KAA_ACTION_700.jpg Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan pembukaan tingkat menteri , Konferensi Asia Afrika di Jakarta tanggal 20 April, 2015.
AFP

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mengatakan solidaritas politik tidak cukup untuk mengembangkan kerjasama isu regional dan international selatan-selatan. Ia menegaskan tindakan konkrit perlu dilakukan, termasuk dukungan kemerdekaan Palestina, yang rancangannya akan diserahkan kepada kepala pemerintahan/ negara dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA).

“Kerja sama selatan-selatan adalah bentuk manifestasi solidaritas negara berkembang. Tetapi kita harus mewujudkan solidaritas ini dalam komitmen nyata,” ujar Kemenlu di Jakarta Convention Center tanggal 20 April.

“Bagi Indonesia, kerjasama kelompok selatan-selatan adalah suatu kerangka penting untuk menjawab tantangan global. Kita harus bergerak maju,” lanjutnya.

Peringatan KAA ke 60 berlangsung tanggal 19-24 April di Bandung dengan tema “Penguatan Kerjasama Negara Asia-Afrika Untuk Mempromosikan Perdamaian Dunia dan Kemakmuran." Sejumlah 109 negara dalam daftar undangan, 55 dari kawasan Asia dan 54 dari Afrika.

Retno menjelaskan bahwa untuk mencapai solidaritas politik yang lebih besar di tingkat Asia dan Afrika, pesan Bandung harus diterjemahkan ke dalam tindakan nyata, untuk mewujudkan kemitraan baru strategis Asia Afrika (New Asian African Strategic Partnership /NAASP).

"Saya yakin bahwa kerangka NAASP akan menjadi babak baru dalam kerjasama Asia-Afrika, karena akan memungkinkan negara-negara untuk bekerja sama melalui kerangka kerja yang terstruktur, sistematis, dan intensif," ia menambahkan.

Dalam pembukaan KAA, Indonesia mengajak negara-negara di Asia dan Afrika mendukung Palestina lewat program-program peningkatan kapasitas.

"Sangat penting negara-negara Asia-Afrika bersatu dalam memberikan dukungan kepada Palestina serta mengembangkan kerja sama pada program-program peningkatan kapasitas," katanya lanjut.

Retno menambahkan Indonesia akan terus mendukung kemerdekaan untuk Palestina.

“Pemerintah Indonesia yakin bahwa Palestina akan siap mengatur rakyat dan pemerintahan sendiri sebagai sebuah negara merdeka,” katanya lanjut.

Siti Mutiah Setiawati, pakar studi Timur Tengah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengatakan dukungan moral buat Palestina sangat penting.

"Palestina selama ini adalah wilayah yang masih dilanda masalah, dukungan internasional untuk menyelesaikan konflik di daerah ini penting karena bukan saja membantu umat Islam menyelesaikan konflik teritori tetapi juga menciptakan perdamaian di wilayah tersebut," kata Siti dalam acara tersebut.

“Palestina dulu juga mendukung kemerdekaan Indonesia, kenapa kita tidak memberikan dukungan yang sama,” katanya lanjut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha C. Nasir mengatakan bahwa rancangan deklarasi Palestina akan diserahkan kepada kepala pemerintahan/negara di Pemimpin Asia dan Afrika Summit.

"Semua orang setuju pada (independensi) Palestina, tidak ada yang memiliki keberatan. Bahkan, dukungan telah ada sejak lama," katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.