Peluncuran kereta cepat Jakarta-Bandung yang didanai China kembali ditunda
2023.08.08
Jakarta

Peluncuran kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia kembali ditunda, setelah konsorsium yang membangun jalur kereta yang didanai China itu pada Selasa (8/8) mengumumkan tentang pengunduran jadwal operasional proyek yang telah melebihi anggaran dan sudah empat tahun terlambat dari jadwal itu.
Konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) memundurkan jadwal uji coba operasional terbatas Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang merupakan proyek Belt and Road Initiative andalan China di Indonesia itu dari sedianya 18 Agustus menjadi awal September karena alasan pematangan persiapan.
Sekretaris korporasi KCIC Eva Chairunisa menegaskan moda transportasi dengan nilai investasi US$7,3 miliar (Rp111 triliun) dan yang pertama di Asia Tenggara tersebut memerlukan persiapan yang sangat matang sebelum beroperasi.
“Betul ada penyesuaian waktu (uji coba gratis) direncanakan menjadi awal September, karena harus dipersiapkan lebih matang,” ujar Eva kepada BenarNews, Selasa (8/8)
Pada masa uji coba tersebut, kata Eva, masyarakat dapat menggunakan Kereta Cepat Jakarta - Bandung tanpa dikenakan biaya.
Menurut dia, seluruh aspek akan dipersiapkan dengan baik serta mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pelanggan kereta cepat.
KCIC melalui kontraktor Kereta Api Cepat mulai mengujicobakan rangkaian Electric Multiple Unit atau kereta penumpang Jakarta-Bandung.
"Adapun uji coba sarana dan prasarana telah dilakukan dan berjalan dengan lancar. Saat ini KCIC juga terus memastikan seluruh kelengkapan pendukung operasional dapat berjalan dengan baik nantinya saat dioperasikan," imbuhnya.
Secara paralel, kata Eva, KCIC juga melakukan sertifikasi baik sarana dan prasarana Kereta Api Cepat bersama Kementerian Perhubungan.
Eva menyampaikan KCIC sepenuhnya mengikuti tahapan tersebut dengan menyiapkan berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka kelancaran proses sertifikasi.
“Seluruh kesiapan baik operasional maupun fasilitas stasiun terus KCIC persiapkan, salah satunya terkait stasiun. Nantinya saat stasiun mulai melayani penumpang maka dipastikan akses yang tersedia telah siap digunakan,” jelas dia.
Penundaan dan kontroversi
Kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan bagian dari Belt and Road Initiative, program pemerintah China senilai US$1 triliun lebih untuk membiayai pembangunan infrastruktur di seluruh dunia. Proyek yang disebut oleh Beijing sebagai simbol hubungan erat Indonesia-China ini peluncurannya telah mengalami beberapa kali penundaan.
Beberapa masalah yang memicu penundaan, antara lain, pembebasan lahan, perkara sinyal untuk operasional kereta cepat, kondisi geologis yang menyulitkan pembangunan terowongan, dampak lingkungan, hingga pembengkakan biaya proyek.
Proyek yang dimulai pada 2016 itu awalnya ditargetkan selesai pada 2019, tapi kemudian mundur hingga 2023 dan anggaran membengkak sebesar US $1,2 miliar. Biayanya mencapai US $7,2 miliar, naik dari perkiraan semula US $6 miliar (Rp89,6 triliun rupiah).
Pembengkakan biaya itu menyebabkan pemerintah Indonesia menyuntikkan uang negara, bertentangan dengan janji Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 2015 yang melarang penggunaan APBN untuk pembangunannya.
Sementara itu China tidak dengan mudah memberikan kompromi atas pendanaan yang membengkak. Beijing bersikeras mempertahankan suku bunga pinjaman proyek, termasuk kelebihan biaya, sebesar 3,4%, meskipun Indonesia meminta untuk menurunkannya menjadi 2%.
Beberapa analis telah memperingatkan bahwa Indonesia berpotensi jatuh ke dalam jebakan utang, dengan biaya yang membengkak dan potensi tingkat suku bunga yang tinggi, yang menurut seorang menteri masih dinegosiasikan.
Sebuah studi AidData tahun 2021 mencatat bahwa Indonesia berutang $17,28 miliar dalam bentuk “utang tersembunyi” ke China, jumlah ini empat kali lipat lebih besar dari utang negara yang dilaporkan yaitu sebesar $3,90 miliar.
Dalam persiapan peluncurannya, lokomotif kereta itu sempat keluar jalur pada Desember lalu. Kecelakaan itu merenggut nyawa dua pekerja asal China dan melukai setidaknya empat orang lainnya.
Ambisi China
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah wujud ambisi China untuk mengekspor teknologi kereta api berkecepatan tinggi dan memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara. China telah bersaing dengan Jepang, yang memiliki sejarah panjang dalam membangun kereta cepat di kawasan itu.
Bulan lalu, Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Jokowi yang melawat ke Negeri Tirai Bambu itu bahwa kedua negara perlu “memastikan standar dan kualitas tinggi bagi proyek tersebut.”
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini disebut akan beroperasi dengan kecepatan 350 kph sepanjang rute 142 km dan diharapkan dapat mengurangi waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi 34-45 menit dari 2 ½ jam dengan menggunakan kereta api biasa.