Indonesia: Besar kemungkinan Putin tidak hadir di KTT G20

Greenpeace mengatakan timnya diintimidasi dan dipaksa menandatangani pernyataan oleh sekelompok orang untuk tidak melakukan aksi selama KTT G20.
Nazarudin Latif dan Pizaro Gozali Idrus
2022.11.08
Jakarta
Indonesia: Besar kemungkinan Putin tidak hadir di KTT G20 Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi sebuah museum interaktif untuk memperingati ulang tahun ke-81 Parade Militer di Lapangan Merah di Moskow, 8 November 2022.
[Sergei Bobylyov/Sputnik/AFP]

Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan tidak hadir pada pertemuan pemimpin G20 pada pekan depan di Bali, yang juga akan dihadiri pemimpin dari Amerika Serikat dan China, kata anggota staf kantor kepresidenan.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan berpartisipasi secara virtual sebagai pengamat, setelah sebelumnya mengatakan dia tidak akan hadir jika Putin ikut ambil bagian dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 15-16 November itu.

Pertemuan di Bali diperkirakan akan diwarnai oleh ketegangan terkait perang Rusia di Ukraina, yang dikecam keras oleh negara-negara Barat, tetapi tidak oleh China, Indonesia, dan India.

“Sesuai dengan penegasan Presiden bahwa ada kesan kuat Presiden Putin tidak akan hadir,” ujar tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP) Siti Ruhaini Dzuhayatin kepada BenarNews.

“Rusia tetap hadir, tapi mungkin bukan presiden,” ujarnya.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo sebelumnya mengatakan kepada koran Financial Times bahwa dari pembicaraannya dengan Putin lewat telepon, dia mendapatkan kesan kuat bahwa pemimpin Rusia itu tidak akan hadir secara fisik di Bali. 

Jokowi terus berusaha meyakinkan Putin dan Zelenskyy untuk datang ke Bali dengan harapan ada de-eskalasi konflik bersenjata kedua negara dan mendorong  penyelesaian melalui meja perundingan, ujar Siti.  

Jokowi juga memastikan Indonesia siap menerima para delegasi KTT G20 pada 15-16 November 2022 mendatang di Provinsi Bali.

Ia mengatakan sudah ada 17 kepala negara dan kepala pemerintahan yang mengonfirmasi kehadiran di Bali, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Jokowi mengatakan bahwa Putin dan Zelenskyy masih mempertimbangkan situasi dan kondisi di negara masing-masing.

“Beberapa hari yang lalu saya juga sudah bertelepon, berbicara lewat telepon dengan Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy, Beliau menyampaikan akan hadir kalau kondisinya memungkinkan,” ujar Jokowi, Selasa, saat meninjau lokasi penyelenggaraan KTT G20 di Bali.

“Saya kira dalam posisi normal itu biasa yang hadir juga 17-18, ini posisi yang tidak normal, dunia sangat sulit, semua negara sangat sulit, kalau kehadirannya sampai sejumlah itu saya kira juga sangat bagus, sangat bagus,” ucap Presiden.

Indonesia mengabaikan tekanan dari negara-negara Barat dan Ukraina untuk tidak mengundang Rusia dan mengeluarkannya dari G20.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, G20 terpecah antara negara Barat yang mengutuk Moskow dan anggota lainnya seperti China, Indonesia dan India yang terus menjaga hubungan dengan Kremlin.

Perpecahan itu ditandai dengan keluarnya wakil AS, Inggris dan Kanada saat pertemuan Menteri Keuangan G20 di Washington bulan April ketika menteri Rusia berbicara dalam forum itu.

Menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov meninggalkan sesi pertemuan menteri luar negeri G20 bulan Juli di Bali saat peserta lain mengecam invasi Moskow atas Ukraina.

Siti dari KSP menekankan bahwa G20 adalah forum kerjasama ekonomi dan menjadi ajang untuk menggalang solidaritas global menghadapi krisis.

“Namun demikian masalah politik tentu tidak terhindarkan apalagi saat ini perang pada kedua belah pihak masih berlangsung,” lanjut dia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan kepada BenarNews, “Presiden akan menginfokan pada waktunya siapa saja yang akan datang.”

Situs berita Ukrainska Pravda menyebutkan bahwa kemungkinan Zelenskyy akan hadir secara daring di KTT G20.

"Volodymyr Zelenskyy, tentu saja, akan mengambil bagian dalam KTT G20 dalam bentuk tertentu. Tapi saya tidak bisa memberi tahu Anda lebih banyak," kata Serhii Nikiforov, sekretaris pers Zelenskyy.

Sebelumnya Zelenskyy mengatakan kepada radio setempat bahwa dia menolak untuk mengikuti pertemuan di Bali jika Putin hadir di sana.

Fokus ke ekonomi

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Gadjah Mada, Riza Noer Arfani, mengatakan ketidakhadiran Putin sebenarnya menjadi kesempatan G20 untuk kembali fokus sebagai forum ekonomi dan pembangunan dan tidak perlu risau dengan isu geopolitik.

“Tanpa kehadiran Putin, negara-negara Barat terutama Amerika akan lebih leluasa, tapi kita tidak boleh didikte oleh mereka,” ujar Riza kepada BenarNews.

Dia mengusulkan agar Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 tahun ini mengambil kesempatan untuk membangun komunikasi yang lebih intensif dengan negara-negara berkembang seperti Brazil, Afrika Selatan, China hingga Turki.

Agus Haryanto, Ketua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, mengatakan Indonesia sama-sama mengalami kesulitan jika Putin hadir secara langsung atau sama sekali tidak hadir.

Menurutnya, jika Putin hadir secara langsung, maka pertemuan G20 akan kesulitan menghasilkan dokumen atau kesepakatan.

Selain itu, beberapa pemimpin negara bisa saja membatalkan untuk hadir jika mengetahui Putin hadir secara langsung.

“Situasi jika Putin sama sekali tidak akan hadir juga akan menyulitkan terkait bagaimana relevansi G20 dalam melakukan mediasi konflik,” ujar dia.

“Menurut saya pemerintah Indonesia tengah berupaya meminta paling tidak perwakilan Rusia hadir secara langsung atau Putin menghadiri secara virtual, jika memungkinkan disetujui konsensus anggota G20,” lanjut dia.

Prajurit TNI menghadiri upacara persiapan keamanan untuk pertemuan G20, di Denpasar, Bali, 7 November 2022. [Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo/via Reuters]
Prajurit TNI menghadiri upacara persiapan keamanan untuk pertemuan G20, di Denpasar, Bali, 7 November 2022. [Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo/via Reuters]

Aktivis Greenpeace diintimidasi

Sementara itu, Greenpeace menyatakan tim pesepeda dari kelompok lingkungan hidup itu dihentikan dan diintimidasi oleh beberapa kelompok dalam perjalanan menuju Bali dalam rangka kampanye krisis iklim.

“Salah satu teman kami yang ikut dalam rombongan dipaksa membuat surat pernyataan dengan tanda tangan di atas materai agar tidak melanjutkan perjalanan, atau tidak melakukan kampanye apa pun selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali,” kata Greenpeace dalam pernyataan tertulis. 

Tim sudah mengalami intimidasi, pengintaian dan perusakan kendaraan di Semarang dan Probolinggo oleh orang-orang tak dikenal dan yang berseragam polisi, kata Greenpeace.

“Kami menilai hal ini sangat merusak prinsip demokrasi dan mencederai kebebasan berpendapat yang dijamin dalam konstitusi negara ini,” kata Greenpeace.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.