Teluk Balikpapan Tercemar Minyak, Lima Orang Tewas

Walaupun Pertamina menyatakan tumpahan minyak bukan berasal dari kilangnya, Walhi menyebut perusahaan itu sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Gunawan
2018.04.03
Balikpapan
180403_ID_pollution_1000.jpg Dua polisi membersihkan pantai yang tercemar minyak di Pantai Semayang, Balikpapan, Kalimantan Timur, 2 April 2018.
Gunawan/BeritaBenar

Ratusan polisi, TNI dan mahasiswa menggelar aksi bersih di sepanjang Pantai Semayang, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), setelah minyak mencemari daerah itu sejak tiga hari lalu.

Sementara itu, sesosok mayat ditemukan mengapung dekat pantai Batakan, Balikpapan Timur, Selasa, 3 April 2018.

Setelah diidentifikasi, akhirnya dipastikan korban bernama Sutoyo (43) yang hilang saat terjadi kebakaran kapal pengangkut batu bara MV Ever Judger asal China, Sabtu pekan lalu.

"Setelah penemuan korban kelima, unsur SAR menyatakan operasi ditutup, dilanjutkan kesiapsiagaan," kata Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Balikpapan, Octavianto, kepada wartawan.

Sehari sebelumnya, tim SAR menemukan dua korban – Suyono (55) dan Agus Salim (42) mengapung di laut.

Sedangkan dua korban lain ditemukan beberapa jam setelah terjadi kebakaran yang menghangus sebagian badan kapal.

“Kelima korban sedang memancing. Mereka diduga terjebak kobaran api dan tenggelam ketika berusaha menyelamatkan diri,” kata seorang relawan yang tak mau disebutkan namanya.

Selain menewaskan lima orang, tumpahan minyak telah mencemari Teluk Balikpapan sehingga pemerintah setempat menetapkan darurat lingkungan dan menyerukan warga untuk melakukan aksi bersih pantai.

Selain itu, Pertamina melayarkan sejumlah kapal yang mampu membersihkan genangan minyak yang diperkirakan seluas 1,5 mil masih tercecer.

“Ada empat kapal Pertamina diturunkan untuk membersihkan limbah minyak,” kata pelaksana tugas Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, kepada wartawan.

Pertamina juga sudah melakukan oil boom guna melokalisir genangan minyak agar tidak tersebar keluar Teluk Balikpapan. Saat bersamaan, kapal Pertamina menyedot genangan minyak yang masih terlihat di permukaan perairan.

Rahmad memperkirakan Teluk Balikpapan akan bersih dari pencemaran minyak dalam waktu beberapa hari ke depan.

“Kerja sama kita akan berhasil membersihkan limbah minyak ini. Empat hari lagi akan kami cabut status darurat, saya yakin,” tuturnya.

Usut penyebab

Kepala Bidang Humas Polda Kaltim, Kombes Pol. Ade Yahya mengaku pihaknya sedang mengusut penyebab pencemaran itu.

Namun, sejauh ini polisi belum menetapkan seorang pun sebagai tersangka meski kuat dugaan sumber tumpahan minyak berasal dari kapal MV Ever Judger.

Ade menambahkan 20 anak buah kapal (ABK) warga China masih dirawat di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.

“Mereka juga dibutuhkan keterangannya. Hingga kini belum ada tersangka,” imbuhnya.

Kepala Humas Pertamina Kalimantan, Yudhi Nugroho menyatakan, hasil uji laboratorium Pertamina menyimpulkan tumpahan minyak itu adalah bahan bakar kapal atau marine fuel oil (MFO).

“Kilang minyak Pertamina Balikpapan tidak memproduksi minyak jenis ini. Artinya, tidak mungkin dari produksi kilang Pertamina. Kami tidak memproduksi MFO,” katanya.

Tapi, Direktur WALHI Kaltim, Fathur Roziqin Fen dalam pernyataan tertulis menyatakan bahwa Pertamina dan korporasinya sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas pencemaran laut tersebut.

Ia mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengusut penyebab tumpahan minyak karena telah mengakibatkan pencemaran laut.

"Selain upaya pemulihan yang sedang berlangsung, jangan mengesampingkan peristiwa hukum yang terjadi," ujarnya, seraya menambahkan pihaknya sedang berkonsolidasi dengan masyarakat untuk mempertimbangkan upaya gugatan hukum.

Petugas dari Kementerian Perikanan dan Kelautan melakukan otopsi bangkai pesut di Balikpapan, Kalimantan Timur, 2 April 2018. (Gunawan/BeritaBenar)
Petugas dari Kementerian Perikanan dan Kelautan melakukan otopsi bangkai pesut di Balikpapan, Kalimantan Timur, 2 April 2018. (Gunawan/BeritaBenar)

Pesut mati

Selain perairan pantai yang masih tergenangi pencemaran limbah minyak, satu mamalia pesut ditemukan mati di Pantai Klandasan, Balikpapan pada Minggu malam.

Husein, seorang aktivis Forum Peduli Teluk Balikpapan, menduga pesut naas itu mati akibat pencemaran minyak.

Salah seorang petugas SAR Balikpapan, kata Husein, sempat mendapati bangkai pesut ketika proses evakuasi para korban kebakaran minyak di tengah Teluk Balikpapan.

“Saat itu petugas mengabaikan bangkai pesut, fokus mereka adalah penyelamatan manusia,” katanya kepada BeritaBenar.

Pesut adalah mamalia yang sering muncul di perairan Teluk Balikpapan. Populasi satwa dilindungi ini diperkirakan tinggal sekitar 60 ekor lagi.

Kepala Satuan Kerja Balikpapan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ricky, menyebutkan pesut tergolong mamalia laut yang rentan pencemaran limbah minyak.

Mamalia itu bernafas dengan paru paru sehingga dalam periode waktu tertentu harus muncul di permukaan laut.

“Saat muncul di permukaan, mereka terperangkap limbah minyak dan akhirnya mati,” paparnya.

Kementerian melakukan otopsi sehubungan temuan bangkai pesut di Pantai Klandasan. Dokter hewan mengambil contoh jantung, ginjal berikut paru paru untuk diperiksa tes laboratorium KKP.

“Kematiannya harus dipastikan lewat tes laboratorium terlebih dahulu,” katanya.

Temuan bangkai pesut, menurut Husein, menjadi alarm terganggu ekosistim kehidupan laut di Teluk Balikpapan.

Seorang warga sekitar temuan bangkai pesut, Muhammad Arif, menyebutkan limbah minyak mulai muncul sejak Senin pagi bersamaan air pasang sehingga sepanjang pantai menghitam.

Sehubungan pencemaran itu, kata Arif, nelayan melarang anak-anak yang biasa bermain di pantai karena mereka khawatir bahaya limbah minyak bagi kesehatan.

“Semua tetangga melarang anak-anaknya bermain di pantai, banyak minyak bahaya,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.