Ratusan Ulama Asia Tenggara Bahas Radikalisme di Padang

Sekitar 700 ulama berasal dari berbagai negara Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa ikut hadir dalam pertemuan tahunan yang berlangsung hingga Jumat ini.
M.Sulthan Azzam
2017.07.17
Padang
170717_ID_Ulema_1000.jpg Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan (tengah), terlihat di antara peserta pertemuan ulama se-Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa di Padang, Sumatera Barat, 17 Juli 2017.
M.Sulthan Azzam/BeritaBenar

Ratusan ulama negara-negara di Asia Tenggara, Senin, 17 Juli 2017, resmi memulai pertemuan lima hari di Padang, Sumatera Barat, untuk membahas berbagai masalah umat Islam, termasuk persoalan radikalisme dan terorisme.

"Banyak poin penting dibahas dalam pertemuan kali ini. Terorisme dan radikalisme akan menjadi pembahasan khusus. Kita harapkan muncul rekomendasi khusus dari pertemuan ini,” kata Muhammad Zaitun Rasmin, Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara yang menjadi ketua penyelenggara pertemuan.

Selain sarana silaturahmi antara dai dan ulama, pertemuan ini juga menjadi wujud sinergi sesama dalam menyamakan pemahaman tentang Islam moderat, demikian disampaikan Zaitun.

"Urgensinya ada silaturahmi, ada sinergi terutama dai Asia Tenggara, dan tentu kita bergembira datang juga ulama berbagai negara Afrika dan Eropa. Yang terpenting lagi menyamakan pemahaman, Islam yang benar-benar moderat dan bisa membawa rahmat bagi kita semua," tambahnya.

Ia menegaskan para ulama yang hadir, semua menolak radikalisme dan terorisme karena tidak sesuai dengan ajaran Islam. Para peserta ingin pemahaman moderasi Islam benar-benar dapat menyebar di tengah umat Islam sedunia.

"Justru dibuat ini agar bisa mengantisipasi radikalisme dan terorisme. Itu tanggung jawab semua. Isu bahaya radikalisme dan terorisme akan selalu disampaikan dalam setiap sesi. Hal itu salah satu cara para ulama menolak radikalisme dan terorisme,” kata dai yang juga adalah wakil ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), kelompok penggerak demonstrasi sejumlah “Aksi Bela Islam” pada akhir 2016 – awal 2017, menuntut ditahannya Gubernur Jakarta saat itu, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, atas tuduhan penistaan agama.

Pertemuan di Padang merupakan mutdaqa (muktamar) dai dan ulama Asia Tenggara ketiga. Sebelumnya, pertemuan serupa telah digelar di Bandung dan Bogor. Tahun depan, rencananya akan berlangsung di Makassar.

Indonesia selalu menjadi tuan rumah karena pertemuan ini memang dirintis di tanah air. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Pertemuan ini terselenggara berkat dukungan dari Yayasan Al Manarah Al Islamiyah dari Arab Saudi.

Tampak hadir di tengah peserta adalah Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Bin Mohammad Abdullah Al Shuaibi, bekas Presiden Sudan Jenderal Siwar el-Dzahab, Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan dan Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno bersama Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah, menyambut baik pertemuan digelar di daerah mereka.

Keduanya berharap ulama Asia Tenggara bisa menjadi penyampai pesan dan sarana sosialisasi bahwa Islam adalah agama yang toleran, ramah, dan cinta damai.

Menurut Irwan, Al Manarah adalah jaminan kalau kegiatan ini menyejukkan umat dan bangsa.

"Ini adalah yayasan yang memang dikenal tidak ekstrem kiri dan tak ekstrem kanan, dan itu sangat sesuai dengan kondisi di Indonesia, khususnya Sumatera Barat,” kata Irwan.

“Kami sangat mendukung, mudah-mudahan bisa menenangkan dan menyejukkan suasana di Indonesia terkait dengan radikalisme dan terorisme.”

Para dai dan ulama yang hadir berjumlah sekitar 700 orang itu berasal dari berbagai negara Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Laos, dan Timor Leste. Selain itu, hadir perwakilan ulama dari Afrika dan Eropa.

Dukung Indonesia

Dubes Osama mengatakan, Arab Saudi mendukung penuh upaya pemerintah Indonesia dalam membangun dan mengajarkan Islam moderat sesuai ajaran Rasulullah SAW.

“Moderat dalam artian tidak ekstrem kiri maupun kanan,” kata Osama di hadapan peserta pertemuan saat pembukaan di Masjid Raya Sumatera Barat di Padang.

Menurutnya, Arab Saudi mendukung seluruh kegiatan dan forum yang mengajarkan umat tentang Islam yang moderat.

"Arab Saudi mendukung penuh setiap upaya membangun dan mengajarkan Islam moderat, yang tidak mengajarkan bentuk radikalisme dan mendorong pada dialog bagi semua pihak," katanya.

Sedangkan Anies menyatakan kehadirannya selain untuk mendukung pertemuan itu, juga sekaligus menjalin persahabatan dengan warga Padang. Dia juga berpesan agar terus menjaga persatuan umat untuk bersama menyelesaikan berbagai persoalan.

Selain membahas berbagai isu keagamaan, pertemuan ini juga akan diselingi dengan pembicaraan bisnis di antara negara peserta.

Dukung Blokir Telegram

Terkait pemblokiran Telegram, Zaitun mengapresiasi langkah pemerintah, kalau aplikasi pesan tersebut dianggap sebagai medium untuk menyebarkan konten propaganda terorisme dan radikalisme.

"Kami dukung karena itu tugas pemerintah melakukan pengawasan,” kata Zaitun, kepada BeritaBenar.

Ia berharap, pemerintah tak hanya memblokir Telegram, tetapi juga menutup situs-situs bandar narkoba dan perjudian.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.