Orang Dekat Katakan Rudi Pemuda Baik
2016.03.11
Jakarta

Orang-orang yang mengenal Rudi Jaelani, WNI yang dilaporkan tewas sebagai pejuang ISIS di Suriah baru-baru ini, mengatakan bahwa Rudi adalah pemuda yang tidak macam-macam.
Agus Mulyana, Ketua RT Cibuntu Tengah, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Jawa Barat, wilayah dimana Rudi pernah tinggal bersama orangtuanya, menyatakan Rudi adalah pemuda yang baik.
“Ia pernah ke rumah saya pada Agustus 2014 meminta surat pengantar untuk membuat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) karena mau mencari kerja,” kata Agus saat dihubungi melalui telepon.
Seperti dilaporkan, sebuah akun twitter dengan nama @drpartizan yang mengklaim sebagai seorang aktivis Kurdi pada 5 Maret memasang beberapa foto dokumen perjalanan sejumlah WNI yang diduga simpatisan ISIS yang dikatakan telah tewas. Foto yang dipasang tersebut termasuk ijasah, transkrip nilai dan SKCK Rudi.
Sementara BNPT menyatakan Rudi telah tewas, Kementerian Luar Negeri Indonesia belum mau mengukuhkan kebenaran berita tersebut.
“Saya kenal Rudi dari kecil. Anaknya biasa saja, lurus-lurus saja. Terkadang dia bergaul dengan anak-anak Karang Taruna,” tambah Agus.
‘Mencari kerja’
Menurut Agus, Rudi pamitan ingin mencari uang buat bekal menikah dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Singapura.
“Ibunya sempat bingung, menikah? Dengan siapa karena tidak ada satu pun calon yang ia perkenalkan ke rumah,” ujar Agus.
Ibunya mengizinkan Rudi merantau dan memberinya uang sejumlah Rp7 juta untuk bekal di negeri seberang. Tak ada kontak yang mengkhawatirkan. Rudi sesekali berkirim pesan kepada kakaknya, karena orang tuanya tak mengerti menggunakan handphone.
“Keponakan sehat?” itulah pertanyaan dan kontak terakhir Rudi yang dikirim ke ponsel kakaknya sekitar lima bulan setelah pergi ke Singapura November 2014.
Selama dua hari terakhir, rumah orang tua Rudi tampak kosong. Agus yang hendak menengok keadaan tetangganya itu tidak tahu kemana mereka pergi.
“Saya kira hanya sebentar pergi, tapi sampai sekarang mereka belum juga kembali,” ujar Agus.
Dia menambahkan belum melihat kedatangan pihak terkait seperti pejabat kepolisian atau BNPT untuk memastikan status Rudi dari pihak keluarganya.
Pendapat senada dikatakan Kepala Bagian Kehumasan Universitas Islam Bandung (UNISBA), ME. Fuady yang menyebutkan dari informasi keluarga diketahui bahwa Rudi berangkat ke Singapura untuk mencari kerja.
Fuady juga menegaskan bahwa Rudi Jaelani adalah lulusan UNISBA. Fuady membenarkan ijasah yang diunggah di akun twitter merupakan ijasah dan transkrip asli UNISBA. Rudi merupakan mahasiswa jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis angkatan 2008.
"Dari keterangan dosen pembimbingnya dan dosen walinya, Rudi tergolong pendiam, kalem dan tidak menonjol di kelas," jelas Fuadi.
Tergiur gaji besar
Ridlwan Habib, pakar terorisme dari Universitas Indonesia mengatakan ISIS menawarkan gaji dan tunjangan yang menggiurkan, terutama kepada anak muda dan mahasiswa, untuk bergabung dengan kelompok teroris tersebut.
Ridlwan menduga boleh jadi Rudi Jaelani tergiur gaji besar yang dijanjikan ISIS. Tapi pemerintah harus segera mengonfirmasi identitas dan status Rudi karena informasinya masih simpang siur, katanya.
“Anak muda rasa ingin tahunya besar. Selain gajinya cocok, ideologi juga menjadi faktor penentu seseorang masuk ISIS,” ujarnya.
Ia mengatakan gaji dan tunjangan anggota ISIS tergantung level dan pangkat. Jika berstatus prajurit, gajinya Rp2-3 juta. Jika sudah punya pasukan dan bisa memimpin pasukan digaji Rp5-7 juta ditambah insentif berupa tempat tinggal, makanan dan kesehatan.