Tungku smelter pabrik baja di Sulawesi Tengah meledak dan tewaskan 13 pekerja
2023.12.24
Palu

Tungku smelter sebuah pabrik baja di Morowali, Sulawesi Tengah, meledak pada Minggu (24/12) dan menewaskan 13 orang serta melukai puluhan lainnya, kata pejabat dan saksi.
Ledakan terjadi sekitar pukul 05.30 WITA di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, perusahaan patungan antara korporasi China dan Indonesia yang memproduksi nikel, baja, dan baja tahan karat (stainless steel).
Menurut seorang karyawan di pabrik tersebut, ledakan terjadi ketika beberapa pekerja asal China dan dalam negeri sedang memperbaiki tungku dan memasang pelat di atasnya. Sebanyak 59 pegawai terluka.
“Penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Sehingga saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan,” kata Dedy Kurniawan, Kepala Divisi Media Relation PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel.
Dedy mengatakan korban jiwa terdiri dari sembilan pegawai lokal dan empat pekerja asal China.
Ledakan tersebut merupakan yang terbaru dari sejumlah insiden mematikan yang menimbulkan kekhawatiran terhadap standar keselamatan di kawasan industri tersebut.
Menurut Dedy, kebakaran tungku berhasil dipadamkan sekitar empat jam kemudian, dan para korban luka telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Morowali.
Dedy menjelaskan bahwa perusahaan patungan tersebut adalah penyewa yang beroperasi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park, perusahaan yang mengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel, stainless steel dan baja karbon.
Menurut situs resmi PT Indonesia Morowali Industrial Park, perusahaan ini merupakan kerja sama antara perusahaan swasta nasional, BintangDelapan Group dan Tsingshan Steel Group, korporasi dari China.
Manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park menyatakan pihaknya telah menanggung seluruh biaya perawatan dan memberikan santunan bagi keluarga korban.
“Kami pastikan semua biaya ditanggung perusahaan,” kata Dedy.
Menurut Dedy, ledakan bersumber dari smelter nomor 41 yang tungkunya masih tertutup untuk operasi pemeliharaan.
Dedy menambahkan bahwa saat itu tungku tersebut tidak beroperasi karena sedang dalam perbaikan, dan sisa kerak yang ada ditungku keluar bersentuhan dengan material yang mudah terbakar.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Polisi Agus Nugroho mengatakan bahwa polisi telah memeriksa tempat kejadian dan membentuk tim untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
“Kami bersama pihak terkait mengamankan TKP (tempat kejadian perkara),” kata Agus.
Menurut Agus, polisi dan tentara sudah melakukan pengamanan di kawasan tersebut dan menyatakan situasi sudah kondusif.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tengah Arnold Firdaus mengatakan pihaknya akan menginvestigasi insiden tersebut.
Tim sudah dibentuk, kami akan berangkat ke Morowali untuk melakukan investigasi bersama tim dari kementerian,” kata dia.
Menurut Arnold, dinas akan mengevaluasi PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel karena kecelakaan kerja tersebut menyebabkan puluhan korban.
“Tentu evaluasi dilakukan sehingga tidak terjadi lagi kejadian serupa di kemudian hari,” kata Arnold.
Arnold menjelaskan bahwa PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel sudah melaporkan insiden tersebut termasuk bertanggung jawab terhadap hak seluruh pekerja.
Organisasi lingkungan hidup Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulawesi Tengah menilai perusahaan itu memiliki penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang buruk.
“Ini harus menjadi perhatian serius perusahaan. Pemerintah daerah dan pusat segera lakukan evaluasi,” tegas Direktur Jatam Sulawesi Tengah Muhammad Taufik kepada BenarNews saat dihubungi di Palu, Minggu.
Menurut Taufik, evaluasi sangat perlu dilakukan agar dapat diketahui sejauh mana penerapan sistem manajemen K3 di perusahaan tambang nikel tersebut.
“Evaluasi juga penting agar insiden seperti itu tidak terjadi lagi. 59 pekerja menjadi korban dan 13 pekerja di antaranya meninggal dunia itu insiden besar,” tegasnya.
Taufik menjelaskan sejak 2019 hingga 2023 pekerja yang meninggal dunia di kawasan industri nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel berjumlah 20 orang.
“Sebelumnya tujuh pekerja. Tambah peristiwa hari ini menjadi 20 pekerja yang sudah meninggal dunia di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel,” ucapnya.
Selain di perusahaan tersebut, kata Taufik, pekerja yang meninggal dunia di perusahaan nikel lainnya juga dicatat JATAM Sulteng.
“Jadi untuk total keseluruhan ada 30 pekerja yang meninggal dunia di perusahaan tambang nikel Morowali dan Morowali Utara sepanjang 2019 hingga 2023,” sambungnya.
PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel mempekerjakan lebih dari 81.000, dengan jumlah bekerja asing, mayoritas berasal dari China, sekitar 10.000.
Indonesia memberlakukan larangan pengiriman bijih nikel pada tahun 2020. Perusahaan-perusahaan China mendominasi industri smelter nikel di Indonesia, menurut informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Menurut China Labor Watch, LSM yang berbasis di New York, pekerja China dalam proyek Belt and Road Initiative (BRI), termasuk di Indonesia, kerap mengalami eksploitasi termasuk penipuan, pemaksaan, kekerasan, dan pembatasan kebebasan yang berujung pada kerja paksa dan perdagangan manusia.
BRI merupakan program pemerintah China senilai US$1 triliun lebih untuk membiayai pembangunan infrastruktur di seluruh dunia
Peneliti Paramadina Public Policy Institute dalam laporan mereka tahun 2020 mengatakan investasi China di industri nikel Indonesia telah membawa beberapa keuntungan, seperti penciptaan lapangan kerja, alih teknologi dan pembangunan infrastruktur, namun juga membawa beberapa masalah, termasuk degradasi lingkungan, konflik sosial dan persaingan tidak sehat.