Papua Jajaki Peluang Kerja Sama dengan PNG
2018.09.26
Port Moresby, Papua Nugini

Gubernur Papua, Lukas Enembe menjajaki sejumlah kerja sama dengan Papua Nugini (PNG) dalam bidang perhubungan, ekonomi, hingga olahraga, dalam kunjungannya ke negara di kawasan Pasifik yang berbatasan langsung dengan propinsi paling timur Indonesia tersebut.
Enembe datang ke PNG atas undangan Powes Parkop, gubernur National Capital District (NCD), ibu kota PNG, guna menghadiri perayaan hari kemerdekaan PNG, sejak Minggu, 16 September 2018.
“Saya membawa pengusaha-pengusaha asli Papua untuk melihat peluang bisnis di Madang dan kota lain di PNG. Ini negeri kita, tanah kita. Kita harus bisa menjadi pelaku bisnis di kawasan Pasifik ini,” kata Enembe yang dalam lawatannya tersebut membawa 23 orang diantaranya adalah pejabat dan pengusaha asli Papua.
Madang adalah salah satu dari empat propinsi di kawasan pesisir utara di PNG yang dikunjungi Enembe.
Kerjasama ekonomi di wilayah tersebut tengah dirintis dengan pembukaan jalur perdagangan laut dari Jayapura, selain ke Madang, juga ke kota pelabuhan lain di pesisir utara PNG yaitu Kota Lae, Wewak, dan Vanimo.
Gubernur Madang, Peter Yama, menyambut baik rencana Enembe untuk membuka jalur laut antara Jayapura dan Madang.
“Madang memang sudah lama ingin bekerja sama dengan Provinsi Papua. Kita ini satu tanah besar, punya budaya yang sama dan masyarakat yang sama karakternya. Dengan demikian, kita perlu bekerja sama dalam berbagai hal untuk kesejahteraan kita bersama, orang-orang di tanah besar ini,” kata Yama.
Selain jalur laut, Enembe sejak 2016 juga telah menjajaki pembukaan rute udara dari Jayapura ke Mount Hagen (PNG) dengan maskapai PNG Air, salah satu maskapai penerbangan di negara itu.
“Jika jalur udara terbuka, keinginan kita untuk menjadikan Papua sebagai pintu gerbang ASEAN ke Pasifik bisa terwujud,” kata Enembe saat bertemu manamen PNG AIR.
“Kami berharap rencana ini bisa segera terwujud. Karena rencana ini bisa menjadikan Papua sebagai hub,” kata Craig Chapple, General Manager PNG Air.
Duta Besar Indonesia untuk PNG, Ronald JP. Manik, mengatakan pembukaan rute udara Jayapura – Mount Hagen masih dalam tahapan diskusi antara kedua negara.
“Tugas kita di KBRI hanya memfasilitasi. Keputusan tetap ada di kementerian terkait. Jika semua persyaratan telah terpenuhi, saya kira sudah harus jalan,” katanya.
‘Jangan dilihat dari sisi politik’
Penjajakan kerjasama yang dilakukan Enembe ini dipuji oleh seorang anggota DPR Papua, Laurenzus Kadepa.
"Saya mendukung, mengapresiasi, dan memuji langkah Gubernur Papua itu. Pemerintah pusat juga perlu mendukungnya, jangan selalu melihat dari sisi politik dan curiga terhadap apa yang dilakukan Gubernur Papua," kata Kadepa, seperti dilaporkan Tabloid Jubi.
Ia menyerukan kepada pemerintah pusat untuk tidak mengaitkan kunjungan tersebut dengan isu pergerakan kemerdekaan Papua, melainkan melihatnya murni sebagai penjajakan kerjasama ekonomi.
Port Moresby, ibu kota PNG, memiliki penduduk sekitar 300 ribu jiwa. Kota ini sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Asia Pacific Economic Coopreration (APEC), November nanti.
Di kota ini, terdapat 5000-an warga dari Papua. Mereka tinggal di PNG sejak tahun 1970-an setelah Papua masuk sebagai bagian dari Indonesia. Sebagian mereka telah menjadi warga PNG.
Sepakbola dan rugby
Kerjasama dalam olahraga juga disinggung dalam pertemuan kedua pihak.
Gubernur NCD, PowesParkop, dalam resepsi hari kemerdekaan PNG menyampaikan keinginan masyarakat PNG untuk menyaksikan tim sepakbola terbaik Indonesia, Persipura, berlaga di Port Moresby menghadapi klub sepakbola kota tersebut.
“Pertukaran olahraga adalah cara terbaik untuk memulai kerja sama kedua provinsi, NCD dan Papua,” katanya.
Sebaliknya, Enembe meminta Gubernur NCD mengirimkan tim rugby PNG bertanding di Jayapura.
“Di Papua, rugby mulai diminati masyarakat. Kita bisa belajar dari PNG,” katanya.