Menjelang Ramadan, Aparat Meningkatkan Pengawasan
2015.06.08

Aparat kepolisian di Jakarta dan di daerah mengimbau ormas Islam untuk tidak melakukan sweeping dan tindak kekerasan di bulan suci Ramadan yang akan dimulai tanggal 18 Juni.
“Serahkan kepada kepolisian, kita akan menjalankan tugas dan tanggungjawab kami untuk menjaga keamanan masyarakat,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal.
Iqbal juga mengatakan bahwa tingkat kriminalitas di Jakarta meningkat menjelang bulan Ramadan.
"Tingkat tawuran, pencurian dan motor, dan perampokan meningkat disetiap sudut kota setiap harinya,” katanya sambil menambahkan bahwa data tersebut didapat dari banyaknya laporan yang masuk ke kantor Kepolisian dalam dua minggu terakhir.
Untuk mengantisipasi datangnya bulan suci Ramadan, Polda Metro Jaya akan mengadakan peningkatan pengawasan dan akan mengadakan razia.
“Operasi ini untuk meminimalisasi tingkat kriminalitas menjelang Ramadan termasuk premanisme,” lanjut Iqbal.
Jangan main hakim sendiri: aktivis
Ketua Setara Institute Untuk Demokrasi dan Perdamaian, Hendardi, meminta kepolisian mencegah aksi kekerasan dan main hakim sendiri.
“Ormas tertentu menjadikan Ramadan sebagai dakwah guna memerangi yang mereka anggap maksiat,” kata Hendardi kepada BeritaBenar tanggal 8 Juni sambil menambahkan jika dibiarkan situasi ini bisa mengarah kepada premanisme.
Ia mengatakan bahwa kekerasan yang mengatas namakan Islam tidak diperkenankan oleh hukum negara dan hukum agama.
“Itu bukan yang diinginkan pemerintah. Lebih penting lagi Islam hanya mengajarkan kedamaian bukan kekerasan,” terang Hendardi sambil mengatakan bahwa ia mendorong adanya dialog antara kepolisian, Kementrian Agama serta ormas Islam untuk mencegah kekerasan selama bulan suci.
“Tujuannya agar masing-masing bisa mengekspresikan harapan mereka melalui dialog tersebut,” katanya
“Polisi juga harus bijak agar tidak menindak kelompok tertentu atas nama Ramadan. Bulan suci jangan dijadikan sebagai pembenar aksi premanisme di manapun di Indonesia,” katanya lanjut.
Mengamankan Ramadan
Di kota Palembang Kepolisian juga melarang penyisiran alkohol dan tempat hiburan.
“Kami [kepolisian Palembang] akan mengamankan masyarakat agar mereka bisa berfokus kepada ibadah puasa,” kata Kapolresta Palembang Tjahyo Prawoto.
"Kami akan mengeluarkan aturan kapan tempat hiburan harus ditutup, kami akan melakukannya dengan penegakan hukum bukan dengan kekerasan,” katanya lanjut.
Di Jawa Timur, Kapolda Jatim melaksanakan Operasi Patuh Semeru 2015 mulai Juni 1 sampai dengan tanggal 9 untuk mengamankan Ramadan.
"Operasi ini untuk mendahului Operasi Ketupat saat Ramadan hingga setelah Lebaran," kata Kasubbag Polda Jatim Dadang Kurnia kepada BeritaBenar.
“Jadi ormas Islam tidak perlu cemas atau harus mengadakan sweeping. Kita akan mengatur semuanya,” katanya memastikan bahwa tidak perlu ada tindakan kekerasan selama bulan suci.
"Denda atau sanksi yang menyertai pelaksanaan kegiatan ini diharapkan bisa menjadi efek jera," ujarnya sambil menambahkan bahwa operasi ini juga bertujuan untuk menekan jumlah kecelakaan lalu lintas selama menjelang Ramadan.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, mengatakan sweeping dengan cara kekerasan tidak mengekspresikan nilai-nilai Islam.
“Penegakan nilai Islam bukan dengan sweeping minuman keras atau tempat hiburan, tetapi dengan menekankan kasih sayang dan penghargaan antar umat beragama,” katanya kepada BeritaBenar.
Karena itu Din berharap agar umat menggunakan Ramadan untuk membawa nilai pluralism.
“Untuk Indonesia bersatu,” katanya.