Polri Waspadai Aksi Teror “Lone Wolf”

Pengamat terorisme menyatakan bahwa aksi lone wolf bukan fenomena baru karena hal itu sudah diajarkan dalam jaringan teroris sejak lama.
Rina Chadijah & Keisyah Aprilia
2017.07.10
Jakarta & Palu
170710_ID_Lonewold_1000.jpg Tim penjinak bom Gegana Polda Sulawesi Tengah mengadakan penggeledahan di SMA Kristen Poso, di Kabupaten Poso, 9 Juli 2017, setelah ditemukan benda mencurigakan.
Keisyah Aprilia/BeritaBenar

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mewaspadai aksi teror bergerak sendiri atau lone wolf, yang marak merencanakan serangan dalam beberapa hari terakhir.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, beberapa pelaku lone wolf terinspirasi dari materi jihad yang disebar pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Aman Abdurrahman, narapidana terorisme yang kini ditahan di penjara Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

"Tulisan yang dia buat menginspirasi yang lain. Diviralkan oleh pengikutnya. Tapi dia tidak langsung berhubungan," kata Tito kepada para wartawan, usai peringatan Hari Bhayangkara di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Senin, 10 Juli 2017.

Tidak hanya tulisan Aman, mereka yang disebut lone wolf juga terpapar ideologi radikal dan beraksi layaknya teroris dari hasil informasi diakses di internet. Tidak hanya terkait ideologi, mereka juga belajar merakit bom.

"Mereka leaderless, mereka hanya baca internet dan kemudian terinspirasi," ujarnya.

Tito menyebut kasus pengibaran bendera kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Polsek Kebayoran Lama, 3 Juli lalu, dan penusukan dua polisi di Masjid Falatehan, termasuk tindakan lone wolf. Mereka terpengaruh radikal dari internet, sehingga perlu penangkal radikal yang kuat di dunia maya.

Polisi telah menangkap Ghilman Omar Harridhi (20), Minggu, diduga pelaku pemasang bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama. Menurut Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes. Pol. Rikwanto, pelaku memang merencanakan aksinya dan telah berbaiat kepada ISIS.

Begitu pula dengan Agus Wiguna (22) pemilik bom panci yang meledak di kontrakannya di Kampung Kubang Bereum, Kecamatan Buahbatu, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 8 Juli 2017. Dia berencana meledakkan bom panci di sejumlah cafe dan gereja pada 16 Juli mendatang.

Di rumah kontrakannya, jelas Rikwanto, polisi menemukan dokumen yang menunjukkan ikrar kesetiaan Agus kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Malah, Agus berencana berangkat ke Marawi, Filipina, setelah melancarkan aksinya.

Kepada polisi, Agus mengaku mempelajari cara merakit bom dari internet dan media sosial.

"Menghadapi lone wolf ini yang harus diperkuat kemampuan siber untuk mendeteksi website radikal dan chatting radikal, juga komunikasi radikal," kata Tito.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengungkapkan konten radikal bisa mempengaruhi 500 orang menjadi simpatisan paham radikal setiap hari.

"Lewat medsos saja, satu hari bisa menarik 500 orang untuk bergabung dengan paham tersebut," katanya saat memberi kuliah umum di hadapan mahasiswa pascasarjana di Rajaratnam School of International Studies, Singapura, seperti dilansir laman detik.com.

"Simpatisan ISIS di ASEAN, saya kira lebih dari 1.000, ya. Coba dibayangkan, Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia berjumlah sekitar 200 juta dari 250 juta penduduk. Satu persen saja direkrut (ISIS), sama dengan 2 juta orang."

Bukan fenomena baru

Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridwan Habib, mengatakan aksi lone wolf bukan fenomena baru karena telah diajarkan sejak lama oleh ideolog Al Qaeda, Abu Musraf Asyuri.

ISIS yang memiliki ideologi sama juga mengajarkan hal itu kepada pendukungnya.

“Tujuannya menebar teror seluas-luasnya tanpa harus bergabung secara resmi dengan organisasi yang ada. Dia tidak harus bertemu pimpinan, bisa dengan mengunduh materi di internet,” kata Ridwan kepada BeritaBenar.

Hal senada disampaikan, Al Chaidar, pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh, yang menyatakan penyebaran radikalisme lewat internet seperti tidak bisa dibendung lagi. Padahal doktrinisasi dan infiltrasi lewat media sosial kelompok radikal telah diketahui sejak lama.

“Kalau tidak dicegah sedini mungkin, akan semakin berbahaya,” katanya saat dihubungi.

Teror di Poso

Sementara itu dari Palu dilaporkan bahwa satu benda mencurigakan ditemukan di depan pintu masuk Polres Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahad dini hari. Benda seukuran kepalan tangan orang dewasa dibungkus lilitan lakban dan pada bagian luar terdapat potongan kertas.

"Anggota yang piket pertama menemukan, karena curiga langsung menelepon Gegana,” kata Kabid. Humas. Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto di Palu, Senin.

Tim penjinak bom mengatakan benda tersebut berisi sepotong kertas yang bertuliskan, “Kami akan datang menumpahkan darah kalian wahai thogut” dan rangkaian material batu bata belum dibakar. Selain itu, juga ditemukan sejumlah lilitan kabel, tas sandal, dan serpihan magnet warna hitam.

Beberapa jam kemudian, seorang warga menemukan benda mencurigakan yang dililit lakban di depan SMA Kristen Poso di Kelurahan Lawanga, Kecamatan Poso Kota Utara.

Tim penjinak bom mengamankan benda mencurigakan tersebut yang diketahui berisi potongan kabel, batu bata, dan serpihan kaca.

Kapolda Sulteng, Brigjen. Pol. Rudy Sufahriadi, mengatakan kedua teror itu adalah pola lama yang dimunculkan kelompok radikal di Poso.

Tetapi, dia tidak menyebutkan apakah yang dimaksudnya adalah Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang sejak beberapa tahun terakhir terus diburu aparat keamanan.

Sebelumnya, polisi menyebutkan anggota MIT hanya tersisa tujuh orang setelah sebagian besar mereka ditangkap dan tewas dalam operasi keamanan, termasuk pimpinannya, Santoso alias Abu Wardah, yang tewas dalam kontak senjata pada 18 Juli 2016.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.