Dunia Mempunyai Musuh Yang Sama: Terror Yang Mengatasnamakan Islam
2015.04.23

Raja Yordania Abdullah II mengecam “orang yang merusak Islam dengan pemikiran Islamnya yang sempit,” dalam pidatonya di Konferensi Asia Afrika (KAA). Ia menyerukan agar dunia bersatu untuk melawan terorisme yang mengatasnamakan Islam.
"Kita semua, baik Muslim dan non-Muslim, memiliki musuh yang sama, yaitu para pasukan iblis, kaum 'Khawarij', pelanggar hukum, dan semua orang yang merusak Islam dengan pemikiran Islamnya yang sempit," katanya di Jakarta Convention Center tanggal 22 April.
Pidato Raja Yordania juga mengajak seluruh bangsa untuk menentang terorisme yang sekarang sedang mengancam berbagai negara.
"Mari kita bersama-sama menentang segala bentuk terorisme, seperti yang telah kami lakukan bersama warga Yordania dan Jepang ketika para teroris membunuh dua sandera dari Jepang serta menewaskan seorang pilot Yordania yang tidak bersalah,” katanya lanjut.
Raja Yordania juga mengatakan solidaritas melawan terorisme dikalangan dunia internasional penting dilakukan karena bahaya ini semakin meluas.
"Kita harus menentang terorisme, bukan hanya yang terjadi di Suriah dan Irak, namun juga di Yaman, Kenya, Tunisia, Libya, Sinai, Mali, Nigeria, di wilayah 'tanduk Afrika', serta negara-negara Asia dan lainnya," ia menegaskan.
Seruan keras
Direktur dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), mengatakan bahwa pidato yang disampaikan oleh Raja Yordania sangat kuat dan tegas.
“Pidato ini tentunya menggugah para pemimpin lainnya yang sepakat untuk memberantas terorisme atas nama Islam,” kata Rizal Sukma kepada BeritaBenar.
Panggilan ini tentunya bukan hanya bagi negara-negara Timur Tengah yang sekarang sedang mengalami krisis , tetapi seluruh negara yang sekarang ini sedang bergolak. Kita berharap KAA akan dapat merumuskan kesepakatan damai seperti yang diserukan oleh Raja Abdullah II,” katanya lanjut.
Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Djunaedi menyambut positif seruan Raja Yordania.
“Seruan ini adalah juga harapan Indonesia. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah sangat meyedihkan. Serangan udara yang dipimpin oleh Arab Saudi masih terus berlangsung di Yaman menyerang kelompok Houthi meskipun mereka [Arab Saudi] telah setuju untuk menghentikan serangan ini,” katanya kepada BeritaBenar.
“Selain itu, jumlah pendukung ISIS dari berbagai negara yang ingin pergi ke Iraq dan Suriah semakin banyak. Dan tentunya tindakan ISIS dengan kekerasan bukanlah ajaran keberan Islam,” katanya lanjut, referring to Negara Islam di Irak dan Suriah.
Muhyiddin berkata bahwa Islam mengajarkan tentang kesetaraan, dan penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Harapan kita semoga semua peserta KAA menjadikan momentum ini untuk mengakhiri berbagai konflik yang mengatas namakan Islam dengan cara kekerasan,” katanya.