Dua Sandera Abu Sayyaf Berhasil Kabur
2016.08.17
Jakarta & Balikpapan

Dua anak buah kapal (ABK) tugboat Charles yang disandera Abu Sayyaf sejak 20 Juni 2016 lalu berhasil melarikan dari sekapan kelompok militan itu, pada 17 Agustus 2016, pada hari yang sama sebuah kapal tanker Indonesia yang semula dikira dibajak ternyata hanya diarahkan kembali ke Batam oleh ABK mereka.
Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Rabu, 17 Agustus 2016, membenarkan seorang ABK yang disandera Abu Sayyaf di Filipina Selatan berhasil kabur.
“Sejak pagi ini, kami sudah mendapatkan informasi mengenai bebasnya satu orang WNI ABK tugboat Charles atas nama Muhamad Sofyan yang disandera di Filipina Selatan,” ujar Iqbal kepada wartawan.
Sebelumnya beberapa media Filipina melaporkan ada seorang sandera berhasil meloloskan diri dari penyanderaan Abu Sayyaf dengan cara melarikan diri.
Iqbal menambahkan, pihaknya langsung berkordinasi dengan pemerintah Filipina.
“Pukul 13.00 hari ini Menlu RI sudah berkomunikasi dengan Menlu Filipina dan memperoleh konfirmasi mengenai bebasnya satu orang sandera tersebut,” katanya.
Saat ini, ujarnya, tim KBRI Manila dan KJRI Davao sudah menuju ke Zamboanga City guna menangani proses selanjutnya dan memastikan kondisi Sofyan.
“Posisi Muhamad Sofyan sudah berada di Kepolisian Sulu,” kata Iqbal.
Polisi Filipina menyatakan Sofyan (28) ditemukan penduduk setempat di daerah pantai Barangay Bual, kota Luuk sekitar 07.30 waktu setempat.
Ia melarikan diri dari Abu Sayyaf setelah kelompok itu mengancam akan memenggal kepala Sofyan. Kemudian, dia memutuskan lari saat berada di sekitar hutan mangrove Barangays Bual dan Bato Itum.
Iqbal menambahkan segala upaya dilakukan pemerintah demi keselamatan para sandera. Salah satunya dengan permintaan gencatan senjata yang diminta oleh Menlu Indonesia kepada Menlu Filipina, empat hari lalu.
“Kami memproleh info bahwa sejak dua hari lalu gencatan senjata itu terjadi,” ujarnya.
Sementara itu pada pada 16:30 waktu setempat, juru bicara Komando Mindanao Barat di Filipina, Mayor. Filemon Tan, mengatakan seorang lagi ABK tugboat Charles, diidentifikasi sebagai Ismail, ditemukan di wilayah yang sama di mana Sofyan ditemukan, demikian dilaporkan CNN.
Selain penyanderaan terhadap ABK tugboat Charles, pada 9 Juli tiga ABK Indonesia diculik dari sebuah kapal berbendera Malaysia di dekat Sabah oleh Abu Sayyaf dan pada 3 Agustus seorang WNI kapten kapal berbendera Malaysia diculik oleh empat orang bersenjata, juga di perairan dekat Sabah.
Keluarga cemas
Perwakilan keluarga, Kapten Ginting, menyatakan bahwa keluarga ABK merasa was-was setelah mendapat kabar ditemukannya ABK yang berhasil melarikan diri dari kelompok militan yang telah berbaiat kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu.
Ginting mengatakan para keluarga cemas karena mereka belum bisa mengonfirmasikan berita itu pada pihak perusahaan.
“Ini kan sedang libur, jadi tidak bisa menghubungi perusahaan,” ujarnya, mengacu pada tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan Humas PT Rusianto Bersaudara, Taufikrahman, mengaku belum memastikan akurasi kaburnya ABK Tugboat Charles. Dia mengaku sudah meminta tim di Jakarta agar memastikan kebenaran soal kaburnya Sofyan.
Bukan pembajakan
Sementara itu, TNI Angkatan Laut (AL) membantah pembajakan kapal tanker Vier Harmoni di perairan Batam. Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Dinas Penerangan AL Laksamana Pertama (Laksma) Edi Sucipto mengatakan kapal tanker itu diduga dilarikan dan bukan dibajak.
“Pendalaman sementara kapal tidak dibajak, namun dilarikan oleh kru atau ABK nya kembali menuju Batam,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima BeritaBenar.
Kapal berbendera Indonesia milik PT VIERLINES itu dilaporkan disewa oleh perusahaan Malaysia dengan ABK warga negara Indonesia.
Kapal MT Vier Harmoni (Dok. Malaysian Maritime Enforcement Agency)
Berdasarkan Western Fleet Quick Respons (WFQR) Lantamal IV Tanjung Pinang di bawah Komando Laksma TNI Supriatno Irawan, pihaknya menerima laporan dari petugas Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) tentang hilangnya kapal tanker memuat 900 KL solar di perairan Pelabuhan Kuantan, Rabu.
Menurut Edi, kesimpulan tidak dibajak dipastikan dengan tidak adanya indikasi kekerasan. Selain itu karena adanya koordinasi erat antara WFQR dan MMEA yang menyatakan kapten kapal sempat dua kali menghubungi agennya, bahwa kapal akan dibawa kembali ke Batam karena masalah “managemen internal perusahaan”.
“Panggilan terakhir kapten kapal sekitar jam 12 lokal time atau siang tadi. Kapten kapal kembali menghubungi agennya akan masuk Batam, namun tidak memberikan posisi atau keberadaan MT Vier Harmoni,” katanya.
Menindaklanjuti laporan tersebut, WFQR menelusuri tentang kapal tersebut, namun sampai kini unit WFQR masih terus mencari keberadaan kapal tersebut.
“Hingga kini WFQR dan MMEA terus melakukan koordinasi dan pencarian untuk memastikan keberadaan dan status MT Vier Harmoni,” pungkas Edi.