TNI Kirim 150 Pasukan Untuk Buru Kelompok MIT di Poso

Prajurit tambahan TNI akan bertugas di bawah komando Kepolisian RI sampai 30 September 2020.
Keisyah Aprilia
2020.08.17
Palu
200817_ID_Poso_1000.jpg Prajurit TNI dari Yonif Para Raider 502 Kostrad mengikuti apel pelepasan ke Poso saat tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri, di Palu, Sulawesi Tengah, 15 Agustus 2020.
Keisyah Aprilia/BenarNews

Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada Senin (17/8), menurunkan 150 prajurit untuk bergabung bersama Satuan Tugas Operasi Tinombala dalam memburu sisa-sisa militan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) kelompok yang telah berbaiat kepada Negara Islam (ISIS) di Poso, Sulawesi Tengah.

Komandan Korem 132 Tadulako Sulteng, Brigjen TNI Farid Makruf, mengatakan seluruh prajurit TNI yang tiba sejak Sabtu (15/8), akan bertugas di bawah komando Kepolisian RI sampai 30 September 2020, meski tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang masa tugas pasukan.

“TNI akan hadir untuk memberikan dukungan. Kapan pun dibutuhkan kita siap,” kata Farid.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Irjen Pol Syafril Nursal, mengatakan kehadiran pasukan TNI di Poso adalah untuk membantu menciptakan kembali situasi keamanan dari aksi teror kelompok yang sejak pimpinan utamanya, Santoso, tewas pada tahun 2016, kini dipimpin oleh Ali Ahmad alias Ali Kalora.

“Karena daerah ini adalah daerah yang sangat makmur. Karena itu keamanannya harus dijaga. Apa lagi dari aksi-aksi kelompok teror,” kata Syafril kepada BenarNews di Palu, Senin (17/8).

Syafril enggan menjelaskan lebih jauh pembagian tugas untuk para prajurit TNI tersebut. Pihaknya hanya mengatakan bahwa jumlah prajurit TNI yang datang ke Poso tersebut sudah cukup untuk menangkap kelompok MIT baik dalam keadaan hidup atau mati dalam waktu yang tidak begitu lama.

“Sangat optimistis kita kelompok MIT tertangkap. Kita harus optimistis apa pun itu,” katanya.

Dalam kunjungan ke Poso, akhir pekan lalu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen Polisi Boy Rafli Amar telah mengungkapkan rencana pembentukan tim terpadu TNI dan Polri untuk menangani kelompok MIT bersama Satgas Tinombala.

“Mereka (MIT) masih eksis bahkan sering berbuat brutal hingga tidak sedikit korban meninggal,” katanya, pekan lalu.

Boy juga meminta masyarakat untuk mendukung kegiatan operasi Tinombala dalam beberapa waktu ke depan.

“Kepada masyarakat dimohon kiranya untuk bersama, bahkan diminta mendukung kegiatan Operasi Tinombala yang sementara berlangsung,” kata Boy.

“Karena bagaimanapun juga, aktivitas warga, utamanya petani yang seringkali mendapat teror atau gangguan keamanan dari MIT agar tetap dilindungi,” tambahnya.

Sebelum 150 personel TNI bergabung, Operasi Tinombala terdiri dari 200 personel kepolisian. Dengan demikian, saat ini Satgas Operasi Tinombala memiliki total anggota 350 orang.

Mayat purnawirawan TNI

Pada Jumat (14/8), Satgas Tinombala menemukan mayat yang teridentifikasi sebagai Elias Lapulalang (60), seorang purnawirawan TNI, di wilayah pegunungan Malahena, Desa Maholo, Kecamatan Lore Timur, Poso.

Elias ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan dengan sejumlah luka sayatan benda tajam di bagian perut. Pada jarak sekitar lima meter dari tubuh korban juga ditemukan helm serta kacamata hitam, kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didik Supranoto.

“Korban dugaan sementara dirampok kemudian dibunuh karena menurut laporan ia mengendarai sepeda motor sementara di lokasi sepeda motornya tidak ditemukan,” kata Didik.

Kepolisian belum mengungkap siapa pelaku dibalik pembunuhan tersebut dan mengatakan penyelidikan masih terus berlangsung. “Sementara diselidiki untuk memastikan pelakunya. Yang pasti jenazah korban sudah dimakamkan pihak keluarga,” kata Didik.

Sementara itu, Danrem 123 Tadulako Sulteng Brigjen TNI Farid Makruf, menduga Elias dibunuh oleh Ali Kalora cs. Hal itu didasari oleh lokasi penemuan mayat Elias berada di jalur yang biasa dilintasi kelompok MIT.

“Dugaan pembunuh Elias adalah MIT diperkuat karena kelompok itu di tengah perjalanan menuju pegunungan Lore. Kemungkinan di saat perjalanan itu bertemu dengan Elias,” kata Farid.

Pekan sebelum penemuan mayat Elias, MIT turut diduga membunuh seorang petani di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan.

Kelompok MIT, pada hari yang sama, juga mengadang pegawai Dinas Kesehatan (Dinkes) Poso yang tengah melaju di wilayah dataran Napu.

Menurut Kapolres, rombongan pegawai Dinkes Poso berjumlah 10 orang menggunakan dua mobil. Mereka dihadang oleh empat orang bersenjata lengkap.

Saat dua orang bersenjata mengambil kunci mobil pegawai Dinkes, anggota MIT lainnya menanyakan KTP para pegawai Dinkes seraya menanyakan apa agama dari masing-masing pegawai Dinkes.

“Setelah itu anggota MIT merampok uang, snack dan lain-lain termasuk jam tangan milik salah satu sopir,” papar Kapolres.

Berharap situasi segera kondusif

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Rusli Baco Dg Palabbi, berharap situasi kondusif di Poso bisa benar-benar terjadi dengan adanya penambahan pasukan Satgas Tinombala.

“Makanya dengan ada Satgas Tinombala. Apa lagi sekarang diperkuat dengan prajurit TNI, kita berharap aksi teror di Poso bisa segera dihentikan,” kata Rusli kepada BenarNews.

Menurutnya, Satgas Tinombala harus mencoba segala cara untuk menghentikan aksi teror Ali Kalora Cs itu.

Kendati tetap berharap Satgas Tinombala melakukan pendekatan secara kekeluargaan sehingga kelompok itu bisa ditangkap dengan cara-cara yang baik.

“Apa lagi ini kita menjelang pilkada. Ini perlu keamanan juga. Jangan sampai aksi-aksi teror itu terjadi di tengah Pilkada,” kata Rusli.

Rusli juga berharap para petani bisa kembali melakukan aktivitasnya tanpa rasa cemas. “Kami akan perhatikan semua soal Poso tidak hanya soal petani sehingga di Poso ketenangan itu benar terjadi. Sekarang kan ada ketakutan masyarakat. Makanya dengan adanya TNI mungkin bisa terjadi rasa aman,” tukas Rusli.

Sebelumnya polisi sempat menarik 12 anggota Tinombala ke Jakarta menyusul diinterogasinya 41 anggotannya pasca kasus dugaan salah tembak terhadap tiga warga Poso. Aparat tidak memberikan perkembangan terbaru dari kasus tersebut.

Pada minggu lalu Polri juga mengumumkan ditangkapnya 15 terduga militan yang berafiliasi dengan MIT dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok militan lain yang juga pro-ISIS, di Jakarta dan Jawa Barat.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.