Virus Corona; Pemerintah Minta Publik Tenang, di Tengah Penolakan Turis Cina

Mahasiswa Indonesia di Wuhan meminta untuk dievakuasi.
Tia Asmara
2020.01.27
Jakarta
200127_ID-corona_1000.jpg Para tenaga medis membawa seorang pasien yang diduga terjangkit virus corona di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, di Wuhan, Cina, 25 Januari 2020.
AFP

Kementerian Kesehatan meminta masyarakat untuk tidak panik dalam menghadapi wabah virus corona baru menyusul ungkapan kekhawatiran publik dan kritik atas pemerintah yang mengijinkan wisatawan Cina datang ke Indonesia.

“Cara pencegahan terbaik adalah jangan panik, jangan resah. Enjoy aja, makan yang cukup,” kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam rapat koordinasi bersama sejumlah kementerian di Jakarta, Senin (27/1/2020).

Ia mengatakan dari 1,4 miliar penduduk Cina, yang terinfeksi virus corona hanya sekitar 2000 orang.

Sementara itu sekitar 150 turis asal Kunming, Cina, tiba di Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman, Minggu (26/1/2020), untuk berwisata selama lima hari di Sumatra Barat.

Kedatangan rombongan turis tersebut disambut langsung oleh Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno dan pejabat lainnya.

Namun sejumlah warga yang tergabung dalam kelompok yang menamakan diri Gabungan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Bukitinggi - Agam di Sumatra Barat berdemonstrasi menolak kedatangan mereka di depan hotel mereka menginap.

“Ini aksi spontan, kami khawatir kalau warga Bukitinggi akan tertular virus corona karena sudah banyak yang meninggal dunia di sana,” kata Humas GNPF Ulama Bukitinggi - Agam, Yulhendri, seperti di lansir Suara.com.

“Kami tidak benci orangnya, tapi takutnya virus itu menyebar,”kata Yulhendri

Penyambutan itu menimbulkan kritik tajam di social media mengingat kekhawatiran masyarakat tentang menyebarnya virus yang berawal dari Wuhan di provinsi Hubei, Cina.

Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit, kemudian meminta kepulangan wisatawan Cina dipercepat.

“Saya sore ini sedang berkoordinasi selaku pemerintah Sumbar akan mengambil keputusam terkait wisatawan asal Cina, semoga keputusan yang diambil akan mewakili suara masyarakat,” tulis dia di Twitter.

Presiden Joko Widodo juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan namun tetap tenang.

“Kita sudah melakukan pengawasan di semua bandara terutama yang berhubungan dengan penerbangan dari dan menuju Cina. Ini sudah diawasi. Yang terpenting kita hati-hati terhadap gejala yang ada,” ujar Presiden dalam rilis yang diterima BenarNews.

Ingin dievakuasi

Sementara itu, sejumlah mahasiswa asal Indonesia yang tinggal di Wuhan menyatakan keinginannya untuk bisa dievakuasi segera.

Salah satunya Siti Mawaddah yang bersekolah di Hubei University, terletak di tengah kota Wuhan.

“Kami sangat berharap agar pemerintah Indonesia segera memulangkan kami ke tanah air setidaknya bisa keluar dari Wuhan terlebih dahulu atau ditempatkan ditampung di KBRI,” ujar dia seperti dilansir Kompas TV.

Dia mengaku, hari ini merupakan hari ke delapan dia dan teman-temannya mengurung diri di kamar karena pemerintah setempat melarang pergi ke tempat umum kecuali mendesak.

“Kami sangat sedih jika kami terus didalam kamar karena tidak bagus untuk kesehatan. Tiap hari yang kami dengar adalah jumlah korban yang terus meningkat, seolah kami ini hanya menunggu giliran untuk terinfeksi,”

“Sampai saat ini kami belum dapatkan logistik karena kami tidak tahu sampai kapan jalur ditutup,” ungkapnya.

Hal senada di sampaikan Alfi Rian Tamara, 27.

“Pasti kami semua ingin dievakuasi, kami sudah buat grup khusus dengan pihak kedubes di dalamnya. Mereka buka posko 24 jam harapan kami supaya dipindahkan dari kota Wuhan, mereka sedang upayakan namun, belum ada keputusan Tiongkok, mungkin kalau sudah ada izin KBRI kami akan segera pergi dari sini,” kata dia kepada BenarNews melalui sambungan telpon

Alfi, yang bersekolah di Wuhan University of Technology, mengatakan Wuhan sangat sepi layaknya kota mati, dan hanya satu atau dua toko saja yang buka dengan menjual makanan, itupun terbatas hanya dari pukul 10.00 sampai 16.00 waktu setempat.

Semua transportasi tidak aktif baik fasilitas umum maupun kendaraan pribadi, yang dilarang untuk keluar.

“Semua orang memilih untuk di rumah masing-masing, nggak berani keluar. Sangat bosan sekali tapi kami coba dengan masak bersama sehingga tidak kesepian,” ujarnya.

Saat ini keadaan sudah mulai kesulitan masker, karena banyak orang yang memborong dalam jumlah banyak, katanya.

Perlindungan WNI

Presiden juga memerintahkan Kedutaan Besar Indonesia di Beijing untuk terus memantau perkembangan dan komunikasi dengan WNI yang masih terjebak di Cina.

“Pemerintah akan berupaya keras untuk memberikan perlindungan dan mencukupi kebutuhan WNI yang sampai saat ini berada di Wuhan, Cina,” ujarnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan KBRI di Beijing sudah melakukan komunikasi dengan WNI yang masih terjebak di Wuhan untuk bisa segera mengirimkan bantuan yang dibutuhkan seperti bantuan logistik.

“Termasuk membahas rencana kontigensi mengenai opsi yang bisa diambil termasuk evakuasi. Kami menunggu timing yang tepat dan menunggu arahan selanjutnya dari otoritas setempat,” kata Faizasyah kepada wartawan.

Faizasyah menegaskan tidak ada larangan bepergian ke Cina untuk WNI, yang ada hanya travel advisory.

Berdasarkan data Kemlu terdapat 243 mahasiswa WNI yang tinggal di beberapa kota di Cina termasuk Wuhan. “Dapat kami pastikan semua WNI dalam keadaan baik, sehat dan tidak ada yang terjangkit,” kata dia.

Pemerintah Cina mengatakan setidaknya virus itu telah menewaskan 80 orang di Cina dan menjangkiti lebih dari 2.200 orang. Sementara itu jumlah orang terduga (suspect) terjangkit virus itu diprediksi lebih dari 5.700 orang.

Sebanyak 29 dari 31 provinsi di Cina dinyatakan telah terjangkit virus corona. Setidaknya 15 diantaranya bahkan masuk dalam kategori karantina.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menyebutkan Indonesia tidak memberhentikan penerbangan dari dan ke Cina, kecuali dari dan ke Wuhan.

"Pertimbangannya karena memang nggak ada pernyataan kebahayaan dari WHO. Kita bersandarkan hal itu," tambahnya

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.