Dua pekerja perusahaan milik China di Morowali tewas tertimbun limbah nikel

Jatam minta pemerintah serius soal seringnya kecelakaan kerja di kompleks industri itu; juru bicara IMIP sebut kecelakaan itu bukan kelalaian perusahaan.
Keisyah Aprilia
2023.04.28
Palu
Dua pekerja perusahaan milik China di Morowali tewas tertimbun limbah nikel Sejumlah karyawan berada di dekat mobil ambulans bersiap mengevakuasi dua pekerja yang tewas tertimbun material limbah nikel atau slag di kawasan penampungan limbah nikel PT Indonesia Morowali Industrial Park di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, 27 April 2023.
[Dedy Ahmad/BenarNews]

Dua pekerja tewas tertimbun limbah nikel di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah, kata perusahaan dan polisi, Jumat (28/4).

Kejadian ini menambah daftar orang yang tewas di perusahaan milik China di Morowali di tengah tuduhan kondisi kerja yang buruk terkait terus adanya kecelakaan kerja di kompleks industri tersebut.

Kecelakaan terbaru terjadi Kamis saat dua warga Indonesia pekerja pembuangan limbah milik PT Indonesia Guang Ching Nickel & Stainless Steel Industry yang berada dalam kawasan IMIP menurunkan muatan limbah nikel atau slag di lokasi yang tidak seharusnya tanpa pengawasan karyawan lain, kata juru bicara IMIP, Dedy Kurniawan. 

Beberapa bulan yang lalu, sejumlah pekerja China memprotes buruknya kondisi kerja di perusahaan yang sama, sementara Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), LSM yang memfokuskan pada keadilan bagi masyarakat yang terdampak oleh industri pertambangan, mencatat sejak 2019 tujuh orang pekerja IMIP telah tewas saat bekerja.

“Kami sangat menyesalkan sampai ada kejadian itu, apa lagi ada dua korban jiwa,” katanya kepada BenarNews

Menurut Dedy, kedua korban - Arif dan Masriady menurunkan muatannya tanpa supervisi karena karyawan lain saat itu sedang beristirahat. 

“Ini murni kelalaian pekerja karena masih beraktivitas di saat jam istirahat. Dan kami menegaskan, peristiwa ini bukan kelalaian perusahaan,” kata Dedy, seraya mengatakan bahwa perusahaan sudah melakukan evaluasi. 

IMIP adalah perusahaan yang mengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel dan stainless steel. Perusahaan ini merupakan kerjasama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Steel Group dari China.

Kapolres Morowali, AKBP Supriyanto, mengatakan hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan adanya unsur kelalaian perusahaan.  

Dia mengatakan dua korban sudah selesai menurunkan limbah, namun mereka tidak langsung menjauh dari lokasi. 

“Kedua korban cuman bergeser 10 meter dari titik dia menurunkan material limbah nikel. Setelah itu mereka berhenti istirahat," terangnya. 

Belum lama kedua korban istirahat terjadi retakan di lokasi penampungan limbah nikel yang mengakibatkan tumpukan limbah nikel yang sudah menggunung longsor. 

“Kedua korban tidak bisa menyelamatkan diri dan langsung tertimbun material limbah nikel bersama dua dump truk,” ujarnya. 

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulteng, Arnold Firdaus Bandu, mengatakan pihaknya akan memeriksa prosedur keselamatan IMIP.

“Evaluasi tetap dilakukan terutama soal keamanan pekerja,” katanya kepada BenarNews

Muhammad Taufik, direktur Jatam Sulawesi Tengah, mengatakan kecelakaan pekerja di kawasan IMIP harus menjadi perhatian serius pemerintah.

“Apakah PT IMIP sudah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pertambangan (SMK3P) dengan benar? Itu yang perlu dievaluasi, agar hal-hal berkaitan dengan kecelakaan kerja yang menimbulkan korban jiwa seperti yang baru terjadi ini tidak terulang lagi,” ungkapnya kepada BenarNews

Jatam juga mendesak pemerintah untuk melakukan pemantauan dan pengukuran kinerja, inspeksi pelaksanaan keselamatan pertambangan, evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya. 

“Kami juga mengecam pemerintah dan perusahaan, yang diduga terkesan abai dengan keselamatan para pekerja yang bekerja di wilayah kawasan industri tambang seperti PT IMIP. Kejadian seperti ini terus terjadi, harus ada sanksi tegas terhadap perusahaan,” ujarnya. 

Jumlah korban

Berdasarkan catatan Jatam Sulteng, dari 2019 hingga 2023 ada tujuh karyawan di IMIP yang tewas dalam bekerja. 

Namun, kecelakaan kerja di perusahaan pertambangan nikel tidak hanya terjadi di kawasan PT IMIP. 

Kecelakaan yang menyebabkan pekerja meninggal dunia juga terjadi di beberapa perusahaan pertambangan nikel yang ada di Morowali.

Di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, tercatat 10 tenaga kerja tewas sejak 2020 hingga 2023, termasuk kasus bunuh diri dua warga negara Cina dan dua lainnya akibat bentrokan antar pekerja. 

Sementara itu, empat pekerja lainnya di PT Total Prima Indonesia yang beroperasi di pertambangan nikel Morowali juga tewas saat bekerja pada 15 Maret 2023.

Pada Agustus tahun lalu, satu karyawan PT Wanxiang Nickel Indonesia di Desa Bahomatepe, Kecamatan Bungku Timur, Morowali juga tewas saat bekerja. 

“Untuk total pekerja tambang nikel yang tewas di Morowali Utara hingga Morowali itu tercatat 22 orang. Itu rentetan kecelakan kerja 2019 hingga 2023,” kata Taufik.

Pada bulan Maret, tiga pekerja migran China mengajukan laporan pelanggaran hak asasi di IMIP.

Airlangga Julio, pengacara AMAR Law Firm & Public Interest Law Office yang merupakan kuasa hukum ketiga pekerja, mengatakan kepada BenarNews waktu itu bahwa ketiga pekerja itu mengaku kondisi kerja di IMIP buruk sehingga mereka mengalami masalah kesehatan.

IMIP mengatakan tiga warga China itu bukan pekerja di kawasan itu.

IMIP mempekerjakan lebih dari 81.000, dengan jumlah bekerja asing, mayoritas berasal dari China, sekitar 10.000.

Indonesia memberlakukan larangan pengiriman bijih nikel pada tahun 2020. Perusahaan-perusahaan China mendominasi industri smelter nikel di Indonesia, menurut informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Menurut China Labor Watch, LSM yang berbasis di New York, pekerja China dalam proyek Belt and Road Initiative (BRI), termasuk di Indonesia, kerap mengalami eksploitasi termasuk penipuan, pemaksaan, kekerasan, dan pembatasan kebebasan yang berujung pada kerja paksa dan perdagangan manusia.

BRI merupakan program pemerintah China senilai US$1 triliun lebih untuk membiayai pembangunan infrastruktur di seluruh dunia

Peneliti Paramadina Public Policy Institute dalam laporan mereka tahun 2020 mengatakan investasi China di industri nikel Indonesia telah membawa beberapa keuntungan, seperti penciptaan lapangan kerja, alih teknologi dan pembangunan infrastruktur, namun juga membawa beberapa masalah, termasuk degradasi lingkungan, konflik sosial dan persaingan tidak sehat.

 

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.