AS dan mitranya tawari Indonesia Rp310 triliun untuk kurangi emisi bahan bakar fosil

Biden juga umumkan bantuan untuk pembangunan ibu kota baru, melawan perubahan iklim dan memerangi penangkapan ikan ilegal.
Ahmad Syamsudin
2022.11.15
Nusa Dua, Bali
AS dan mitranya tawari Indonesia Rp310 triliun untuk kurangi emisi bahan bakar fosil Seorang pekerja berada di atas truk yang mengangkut batu bara di pelabuhan Karya Citra Nusantara Marunda, di Jakarta, 17 Januari 2022.
[Adek Berry/AFP]

Amerika Serikat dan beberapa negara mitranya akan menawarkan US$20 miliar (Rp310 triliun) untuk membantu Indonesia, pengekspor batu bara terbesar dunia, meninggalkan bahan bakar fosil dan beralih ke energi terbarukan, Presiden Amerika Joe Biden mengumumkan Selasa di sela-sela KTT G20 di Bali.

Perjanjian itu, yang oleh seorang pejabat AS disebut sebagai “kemitraan investasi iklim terbesar khusus untuk satu negara” bertujuan untuk mendorong Indonesia berkomitmen memajukan target emisi nol bersihnya dalam 10 tahun, hingga 2050.

“Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan dan ambisi yang luar biasa selama pengembangan kemitraan ini,” kata Biden, dalam sebuah pernyataan.

Presiden AS itu menambahkan target baru dan percepatan yang dihasilkan menunjukkan bagaimana negara-negara dapat secara dramatis mengurangi emisi dan meningkatkan energi terbarukan seraya memajukan komitmen untuk menciptakan pekerjaan dan melindungi mata pencaharian masyarakat.

Kesepakatan tersebut – yang disebut Kemitraan Transisi Energi Adil (JETP) – dipimpin oleh AS dan Jepang dan ditandatangani oleh Kanada, Denmark, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, dan Inggris.

Batu bara, bahan bakar fosil yang paling kotor, menggerakkan 65 persen kebutuhan energi di Tanah Air. Indonesia adalah negara kedelapan dengan polusi terburuk di dunia dengan 2 persen emisi gas rumah kaca global, menurut World Resources Institute. Sektor energi menyumbang hampir setengah dari emisi di Indonesia, dengan emisi otomotif berkontribusi pada sekitar seperlima dari keseluruhan emisi, menurut Kementerian Perindustrian.

Berdasarkan kesepakatan itu, emisi di sektor listrik harus sudah mencapai puncaknya pada 2030, lebih awal 7 tahun dari yang diproyeksikan sebelumnya.

Indonesia juga sepakat untuk membatasi emisi sektor ketenagalistrikan sebesar 290 megaton CO2 pada tahun 2030, turun dari nilai dasar sebesar 357 megaton, dan mempercepat penggunaan energi terbarukan sehingga mencakup setidaknya 34 persen dari semua pembangkit listrik pada tahun yang sama.

“Jika Anda melihat nilai investasi yang disatukan di bawah persyaratan kemitraan tersebut, ini bisa dibilang merupakan kemitraan investasi iklim khusus terbesar untuk satu negara,” kata John Morton, seorang konselor iklim dari Departemen Keuangan AS.

Morton menyebut pengurangan emisi dari target-target tersebut sebagai “signifikan”.

“Hanya untuk menempatkan angka-angka itu dalam perspektif 300 megaton setara dengan menghilangkan separuh mobil penumpang AS dari jalan raya selama satu tahun. Dan dua gigaton setara dengan sekitar 15 persen emisi sektor listrik global pada tahun tertentu,” katanya dalam konferensi pers di sela-sela KTT G20 di Bali.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia memiliki peran penting untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

“Indonesia berkomitmen pada ekonomi rendah karbon, transisi energi dan kami percaya bahwa kami tidak boleh mengorbankan ekonomi kami, tetapi kami juga harus membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Luhut dalam konferensi itu.

“Saya berjanji kepada cucu tertua saya akan membuat kebijakan yang bermanfaat bagi generasi berikutnya. Dia adalah pengingat terkuat saya,” ujarnya.

Presiden AS Joe Biden (kiri) berbicara dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo saat tiba untuk menghadiri KTT G20 di Nusa Dua, Bali, 15 November 2022. [Kevin Lamarque/Pool/AFP]
Presiden AS Joe Biden (kiri) berbicara dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo saat tiba untuk menghadiri KTT G20 di Nusa Dua, Bali, 15 November 2022. [Kevin Lamarque/Pool/AFP]

Perjanjian Exxon Mobil-Pertamina

Secara terpisah Biden juga mengumumkan sejumlah langkah yang bertujuan membantu Indonesia memerangi perubahan iklim, memerangi penangkapan ikan ilegal, dan membangun ibu kota negara baru.

Agenda paling utama adalah kesepakatan senilai US$2,5 miliar antara Exxon Mobil dan BUMN Pertamina untuk mempelajari pengembangan pusat penangkapan dan penyerapan karbon regional di Indonesia, kata pernyataan Gedung Putih, yang dirilis ketika Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Presiden Joe Biden bertemu untuk pembicaraan bilateral di Bali, Senin.

“Kemitraan ini akan memungkinkan sektor industri utama untuk melakukan dekarbonisasi, termasuk sektor penyulingan, bahan kimia, semen, dan baja, sehingga menurunkan emisi karbon sekaligus menciptakan peluang ekonomi bagi pekerja Indonesia,” kata pernyataan itu.

Studi bersama dengan ExxonMobil menemukan potensi karbon dioksida (CO2) dengan kapasitas hingga 1 miliar ton di lapangan minyak dan gas Pertamina, kata Pertamina dalam keterangan yang dirilis, Senin.

Hal ini dapat memungkinkan Indonesia untuk menyimpan emisi secara permanen selama 16 tahun ke depan, demikian pernyataan Pertamina.

Pertamina telah mengumumkan pada bulan Mei bahwa pihaknya bekerja sama dengan Exxon Mobil untuk menerapkan teknologi penangkapan karbon di ladang minyak dan gas di wilayah Jawa Barat dan Kalimantan Timur.

Sementara itu, kesepakatan senilai US$698 juta dengan Millennium Challenge Corporation, sebuah badan bantuan luar negeri pemerintah AS, akan membantu mengembangkan “infrastruktur transportasi sadar iklim berkualitas tinggi” di lima provinsi di Indonesia, kata pernyataan itu.

Amerika Serikat juga akan membantu Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) mengembangkan program drone untuk mendukung penegakan hukum maritim dan melawan penangkapan ikan ilegal, demikian pernyataan Gedung Putih.

USAID, lembaga AS untuk bantuan pembangunan international, pada kesempatan yang sama, akan membantu melestarikan spesies yang rentan seperti orang utan, gajah, harimau, dan badak, sambil menawarkan dukungan manajemen proyek dan bantuan teknis untuk rencana pemindahan Ibu Kota Nusantara ke kawasan hutan yang belum berkembang di Kalimantan Timur.

Secara terpisah, Bank Pembangunan Asia (ADB) pada Senin menandatangani nota kesepahaman dengan Indonesia untuk membuka pembicaraan guna mempercepat penghentian pembangkit listrik 660 megawatt di Jawa Barat.

Nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk mencapai pengurangan emisi karbon dioksida yang signifikan melalui model yang dapat ditiru yang dapat diterapkan ke produsen listrik batu bara independen lainnya di Indonesia dan negara lain, kata ADB.

“MOU dengan mitra terpercaya kami di Indonesia ini merupakan momen penting bagi Mekanisme Transisi Energi ADB dan transisi energi bersih yang akan dimajukannya,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.