Helikopter TNI Timpa Rumah Warga di Sleman, 3 Tewas
2016.07.08
Sleman

Sebuah helikopter jenis Bell 205/HA-5073 milik TNI Angkatan Darat jatuh menimpa dua rumah warga di kawasan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jumat, 8 Juli 2016, pukul 15.30 WIB, sehingga mengakibatkan tiga orang tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
Helikopter yang lepas landas dari Bandara Adi Soemarmo Solo membawa lima awak dan seorang warga sipil. Tiga korban tewas adalah Serda Sirait, Letda Angga Juang dan Fransisca Nila Agustina.
Pangdam IV Diponegoro Semarang, Mayjen TNI Jaswandi mengatakan, dua korban tewas adalah awak helikopter. Begitu juga dengan tiga korban terluka atas nama Kapten Titus Benedictus Sinaga, Serka Rohmat dan Kopda Sukoco.
Sedangkan satu warga sipil yang tewas sedang diselidiki bagaimana bisa menumpang helikopter yang terbang untuk kepentingan Komando dan Pengendalian terkait pengamanan kunjungan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke Yogyakarta, Sabtu, 9 Juli 2016.
"Korban perempuan ini masih dalam investigasi kami," kata Jaswandi kepada para wartawan.
Ketika korban tewas dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Sleman, Yogyakarta. Sedangkan tiga korban luka dibawa ke RS Angkatan Udara Hardjolukito Bantul, Yogyakarta.
Sementara itu, empat orang warga setempat mengalami luka ringan dan dirawat ke RS Bhayangkara Sleman, Yogyakarta.
Kesaksian warga
Aris (53), seorang warga yang rumahnya sekitar 100 meter dari lokasi kejadian, mengaku mendengar suara gemuruh disusul suara berdentum sangat keras sehingga membuat tanah seperti bergetar. Aris yang mengira terjadi gempa langsung membawa ibunya keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
"Setelah keluar, saya baru tahu suara tadi itu helikopter jatuh dan bukan gempa," ujar Aris, yang sempat tidak percaya melihat rumah tetangganya, Suparno (48) dan Heru Purwanto (54) tertimpa helikopter.
Suparno, seorang dari dua warga yang rumahnya rusak tertimpa helikopter mengaku beruntung karena saat kejadian dia sedang berada di ladang mencari makanan untuk ternaknya.
Anak sulungnya, Andika Rohmanto (18) juga sedang berada di luar rumah saat melihat sebuah helikopter meluncur dalam posisi oleng ke kiri dari arah timur dan mengarah ke rumahnya, sehingga dia langsung berlari dan mengajak ibu dan adiknya yang sedang menonton televisi dalam rumah untuk keluar.
"Adik saya sempat hampir tertimpa genting tetapi akhirnya bisa berlari keluar rumah dengam selamat," tutur Andika kepada BeritaBenar.
Terkait kerusakan rumah milik warga setempat, Pangdam IV Diponegoro mengatakan akan menjadi tanggung jawab TNI AD atau dalam hal ini Kodam IV Diponegoro untuk memperbaikinya.
Suparno hanya berharap agar bangkai helikopter segera dievakuasi dari rumahnya sehingga dia bisa segera memperbaiki rumahnya yang mengalami kerusakan pada ruang tamu dan dapur. Hanya saja, menurut Pangdam IV Diponegoro, Jaswandi, evakuasi helikopter baru akan dilakukan setelah investigasi selesai dilakukan.
Jaswandi juga mengatakan dia sudah melakukan kontak dengan Komandan Pusat Penerbang TNI AD (Danpuspenerbad) terkait investigasi untuk mengetahui secara pasti penyebab jatuhnya pesawat. Sementara bangkai helikopter telah ditutupi dengan terpal.
"Besok (Sabtu, tim investigasi) akan sampai di sini (Yogyakarta) lewat jalur darat," ujar Jaswandi.
Petugas mengamankan kotak hitam helikopter yang jatuh menimpa rumah warga di kawasan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, 8 Juli 2016. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)
Layak terbang
Danlanud Adisutjipto Yogyakarta, Marsma Imran Baidirus menerangkan, helikoter buatan Amerika tahun 1975 lepas landas dari Lanud Adi Soemarno Solo pukul 15.06 WIB. Sekitar pukul 15.11 WIB awak helikopter mengontak Approach Control (APP) Yogyakarta dan saat itu helikopter sudah berada di ketinggian 1500 feet.
Dua menit kemudian atau sekitar pukul 15.13 WIB, awak kembali mengontak APP Yogyakarta dan helikopter sudah berada di wilayah Klaten. Pada 15.16 WIB, awak helikopter masih bisa mengontak APP Yogyakarta dan pesawat berada di seputaran Candi Prambanan sebelum akhirnya hilang kontak.
Sekitar sepuluh menit dari take off, menara pengawas sudah hilang kontak dengan awak helikopter. Sekitar lima belas menit kemudian pihaknya mendapat informasi bahwa helikopter jatuh di daerah Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Sleman.
"Pukul 15.30 WIB kami dapat info pesawat jatuh," ujarnya kepada wartawan.
Imran juga meyakini bahwa helikopter berada dalam kondisi layak terbang dan cuaca dalam keadaan cerah. Selama ini helikopter tersebut sudah mendapatkan perawatan secara rutin seperti yang seharusnya.
"Kalau sudah (diijinkan) terbang artinya memang layak terbang tidak ada masalah," ujar Imran.
Sebelumnya pada 20 Maret 2016 lalu, sebuah helikopter jenis Bell 412 EP milik TNI Angkatan Darat juga jatuh di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang mengakibatkan semua 13 personel TNI dalam helikopter tersebut tewas.