Polisi Buru Kelompok Bersenjata Papua Pasca Baku Tembak Tewaskan Gerilyawan dan TNI
2022.04.25
Jayapura dan Jakarta

Polisi Indonesia mengatakan pada Senin (25/4) tim Operasi Damai Cartenz terus memburu kelompok separatis bersenjata Papua setelah baku tembak pada akhir pekan lalu yang menewaskan dua gerilyawan dan satu anggota TNI dalam dua kejadian terpisah.
Komisaris Besar Polisi Muhammad Firman Norsya, Kepala Operasi Damai Cartenz – satuan tugas gabungan TNI-Polri yang bertujuan untuk memberantas kelompok separatis bersenjata, mengakui telah menewaskan dua anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pada Sabtu lalu di sekitar jembatan Ilame, Kampung Erogama, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak.
Sehari sebelumnya, kata Firman, TPNPB – yang merupakan sayap militer Organisasi Papua Merdeka, membunuh seorang anggota marinir di Kampung Nogolaid, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua dalam rangkaian baku tembak yang melibatkan kedua belah pihak.
“Memang benar kontak tembak terjadi pada Sabtu,” kata Firman kepada BenarNews, Senin, seraya menambahkan insiden terjadi pada jam 05.58 WIT saat tim operasi sedang melakukan penyelidikan terhadap pelaku pembakaran rumah warga.
Menurut Firman, insiden terjadi saat gerilyawan TPNPB menembaki tim Operasi Damai Cartenz sehingga terjadi baku tembak yang menewaskan dua anggota kelompok bersenjata, Panglima Lapangan Komando Daerah Perang III Kampung Ondugura Brigadir Jendral Luki Murib dan anggotanya Badaki Kogoya. Keduanya sudah dimakamkan secara tradisional.
Sehari sebelum kejadian, kata Firman, kelompok bersenjata tersebut menyerang Posko Satgas Muara Perairan (Mupe) Yonif Marinir-3 di Kalikote, Kabupaten Nduga, yang menewaskan Prajurit Satu Marinir Dwi Miftahul Ahyar dan melukai Mayor Marinir Lilik Cahyanto. Jenazah telah diterbangkan ke Surabaya dari Timika pada Minggu.
“Pertama-tama saya sebagai Kaops (kepala operasi) Damai Cartenz menyampaikan turut berduka cita atas berpulangnya prajurit terbaik bangsa di Nduga. Kami akan selalu meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan di lapangan dan selalu berkoordinasi dengan Komandan Satgas di Nduga,” kata Firman.
Di samping itu Operasi Damai Cartenz yang mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif, juga tetap dilaksanakan dengan beberapa kegiatan program pembinaan masyarakat, yang dikenal dengan sebutan Binmas Noken di lima wilayah sasaran operasi itu, salah satunya adalah Kabupaten Nduga, kata Firman.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri di Jayapura mengumumkan insiden terbaru pada Senin bahwa seorang tak dikenal telah menembak mati seorang warga bernama Samsul Sattu, 45, di kawasan Pancuran, Kampung Kibogolome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
“Memang benar ada warga sipil yang ditembak dan pelakunya belum bisa dipastikan siapa. Saat ini jenazah sudah berada di puskesmas Ilaga,” kata Fakhiri kepada Kantor Berita Antara.
"Saya sudah perintahkan anggota untuk meminta masyarakat sementara waktu tidak melakukan aktivitas di luar rumah bila tidak penting guna menghindari terjadinya insiden penembakan atau penyerangan," tambah Fakhiri.
TPNPB klaim bertanggungjawab
Juru bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan pada Jumat kelompoknya mengakui melakukan serangan di Kalikote, seperti serangan pada Pos Satgas Mupe sebelumnya.
“Pada hari itu memang terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB Kodap (komando daerah perang) III Ndugama-Derakma dan pasukan TNI-Polri sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Ada satu anggota TNI yang mati,” kata Sebby kepada BenarNews, Senin.
Menurut Sebby, serangan tersebut dilakukan atas perintah Panglima Tinggi Goliath Tabuni dan Komandan Operasi Umum TPNPB Mayor Jenderal Lekagak Telenggen.
Mereka juga yang melakukan pembakaran di Ilaga dan penembakan terhadap patroli TNI Polri di Keneyam Kabupaten Nduga.
“Ya benar, pembakaran di Ilaga dilakukan TPNPB di bawah pimpinan Peni Murib, Panglima TPNPB Kodap,” lanjut Sebby.
Sebby juga mengakui bahwa sehari sebelumnya, TPNPB di bawah pimpinan Egianus Kogoya telah menyerang Satgas Damai Cartenz di Nogolaid, Keneyam.
Mereka menembaki mobil Satgas yang sedang mengangkut anggota TNI menuju Keneyam, kata Sebby, menambahkan bahwa Egianus Kogoya telah meminta agar masyarakat sipil yang berada di wilayah Keneyam, Nogolaid, Yosema sampai ke Batas Batu Kenyam di Kabupaten Nduga untuk beberapa hari ini tidak lalu-lalang di sekitar daerah tersebut.
"Egianus dan pasukannya sudah mengepung daerah Keneyam ini," kata Sebby.
Pada akhir Maret lalu, kata Sebby, TPNPB juga menyerang Pos Satgas Mupe di Kuari Bawah, Nduga.
Serangan yang dilakukan Egianus Kogoya dan pasukannya ini menyebabkan 10 tentara Indonesia tertembak, dua tewas dan lainnya luka, ungkap Sebby.
Belum diketahui kebenaran klaim TPNPB tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Pol. Faizal Ramadhani, sebaliknya mengatakan serangan-serangan yang dilakukan TPNPB beberapa waktu terakhir ini menunjukkan kepanikan TPNPB.
Dia mengatakan serangan di Nogoloid meninggalkan 29 bekas tembakan pada mobil yang dikendarai Sargas Damai Cartenz.
Kombes Pol. Faizal meyakini kelompok TPNPB di Nduga sudah semakin terjepit. "Ini menunjukkan mereka panik karena personel minim pun mereka tembaki sebanyak itu," kata Faizal.
Menanggapi pernyataan polisi, Sebby Sambom menegaskan bahwa wilayah Nduga, Intan Jaya, Puncak, Yahukimo dan Puncak Jaya adalah wilayah perang antara TPNPB dan TNI-Polri.
“Aktivitas apa pun di wilayah itu, apalagi aktivitas TNI dan Polri, besar atau kecil, banyak atau sedikit, akan berhadapan dengan TPNPB,” jelas Sebby.