Aparat Keamanan Tembak Mati Anggota Separatis Bersenjata di Papua

Separatis klaim bertanggung jawab atas penyerangan puskesmas dan jatuhnya pesawat di Papua minggu ini.
Ronna Nirmala
2021.09.17
Jakarta
Aparat Keamanan Tembak Mati Anggota Separatis Bersenjata di Papua
Basarnas via AP

Pasukan keamanan di Papua menembak mati seorang anggota kelompok separatis dan melukai dua lainnya dalam kontak senjata yang disusul oleh penyerangan fasilitas kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang pada awal pekan ini, kata polisi Jumat (17/9).

Juru Bicara Kepolisian Daerah Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, penembakan terjadi pada Senin (13/9), dalam kontak senjata di Distrik Kiwirok dengan kelompok separatis pimpinan Lamek Taplo. 

“Dari kontak tembak tersebut, personel gabungan berhasil melumpuhkan satu anggota KKB meninggal dunia dan dua terluka. Diketahui untuk anggota KKB yang meninggal dunia atas nama Elly M Bidana yang mengklaim dirinya sebagai Komandan Operasi KKB Ngalum-Kupel,” kata Kamal, dalam pernyataan tertulisnya, Jumat.

KKB atau Kelompok Kriminal Bersenjata adalah sebutan aparat keamanan bagi kelompok separatis bersenjata yang berada di bawah payung Organisasi Papua Merdeka (OPM). Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sayap militer dari OPM membenarkan laporan kepolisian namun mengklaim dalam kontak senjata tersebut, empat prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga tewas dan satu lainnya terluka. 

“Pesan Brigadir Jenderal Lamek Taplo bahwa pengorbanan adalah demi merebut kembali kedaulatan Papua Barat. Jika satu orang tewas, seribu orang bangkit dan merebut kemerdekaan,” tulis TPNPB dalam keterangan tertulisnya kepada BenarNews. 

Pada Senin dan Selasa, puluhan anggota kelompok separatis membakar sejumlah fasilitas umum di Kiwirok dan Distrik Okhika di Kabupaten Pegunungan Bintang, termasuk Puskesmas Kiwirok.

Satu dari dua tenaga kesehatan yang terjun ke jurang untuk menyelamatkan diri, Gabriella Meilani (22), ditemukan meninggal dunia. Sementara rekannya, Kristina Sampe Tonapa, ditemukan selamat dengan luka tusuk dan memar di sekujur tubuhnya, kata kepolisian. 

Sebby Sambom, Juru Bicara TPNPB, mengaku bertanggung jawab atas penyerangan ke fasilitas umum itu, termasuk insiden penembakan yang menyebabkan jatuhnya pesawat kargo Rimbun Air yang mengangkut makanan dan bahan bangunan untuk TNI di Kabupaten Intan Jaya pada Rabu (15/9). Insiden ini menewaskan seluruh tiga awak pesawat itu. 

Sambom mengatakan dua insiden penyerangan adalah bentuk perjuangannya membebaskan Papua dari Indonesia.

“Perang revolusi tahapan sedang dilakukan oleh pimpinan dan pasukan TPNPB OPM, dan Kodap 15 Ngalum Kupel Brigjen Lamek Taplo dan pasukannya bertanggung jawab,” kata Sambom. 

TPNPB mengklaim penyerangan terhadap pesawat berjenis Twin Otter 300 dilakukan oleh komandan batalion di Intan Jaya, Ayon Zagani dan Ondiut Kogeya.

“Semua program pembangunan oleh ‘pemerintah kolonial Indonesia’ segera dihentikan, dan pemerintah kolonial bersedia duduk di meja perundingan dengan juru-juru runding bangsa Papua yang dipimpin Komnas TPNPB-OPM,” kata Sambom.

Sementara itu, Humas Polda Kamal mengatakan aparat gabungan masih akan terus melakukan pengejaran dan pengamanan oleh kelompok separatis bersenjata.

“Hingga saat ini, KKB Ngalum-Kupel masih berada di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang,” kata Kamal. 

Pihaknya menambahkan, situasi keamanan di sekitar Distrik Kiwirok dipastikan kondusif meski sejumlah pelayanan publik di sana masih belum beroperasi. 

Jaminan keamanan untuk nakes

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua mendesak pemerintah provinsi beserta aparat keamanan menjamin keselamatan para tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah konflik tersebut demi menghindari kejadian sama terulang. 

“Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Papua mengecam tindakan aksi tersebut dan menyerukan pernyataan sikap meminta jaminan keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan medis demi kelancaran pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Papua,” kata Ketua IDI Papua, Donald Aronggear, dalam pernyataan yang diterima BenarNews, Jumat. 

Donald juga meminta pemerintah Provinsi Papua melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten serta para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat terkait jaminan keamanan bagi para petugas kesehatan. 

“Kami juga berharap kejadian serupa tidak lagi berulang sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan dengan tenang tanpa ada tekanan maupun rasa takut,” katanya. 

Selain di Provinsi Papua, baru-baru ini, konflik kekerasan yang menewaskan empat prajurit juga terjadi di Papua Barat. Sedikitnya 30 anggota TPNPB menyerang Pos Koramil Kisor pada dini hari dengan menggunakan senjata tajam dan parang. 

Identitas empat anggota yang gugur adalah Komandan Pos Koramil Persiapan Kisor Lettu Chb Dirman, Serda Ambrosius Apri Yudiman, Praka Muhammad Dhirhamsyah, dan Pratu Zul Ansyari Anwar. 

Dalam perkembangannya, aparat mengaku telah menangkap aktor pembantaian tersebut yang disebut sebagai Silas Ki, Ketua Komite National Papua Barat (KNPB) wilayah Kisor. Silas ditangkap pada Minggu (12/9) di Kampung Kamundan bersama seorang anggota KNPB lainnya. KNPB sendiri sebelumnya menyebut kelompoknya sebagai organisasi masyarakat Papua yang ingin merdeka dari Indonesia melalui kampanye tanpa kekerasan untuk diadakannya referendum penentuan nasib sendiri.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.

Komentar

toni
2021-09-22 03:52

kok banyakan tni yg tewas dr pd teroris lama2 bs habis tni dibantai knp tdk operasi besar2an utk tumpas kkb

Yana
2021-09-25 19:22

TNI dan POLRI jangan kalah dengan KKB,NKRI harga mati jangan sampai sejengkal tanah NKRI di rebut misuh BRAVO TNI-POLRI Libas KKB pengacau Negara

Bram nalaputi
2021-09-30 03:10

Papua adalah surga ... berbagai suku didalamnya mereka tumbuh dan bersatu karena bagian dari NKRI ... eh sekarang sudah berani nglunjak

Ruslin Tobarasi
2021-10-01 07:17

Pemerintah harus cepat mengambil tindakan yg konprenhesip Persoalan Papua Sebelum banyak korban berjatuhan.Warga atau Masyrakat Papua butuh jamian keamanan yg cepat dan tepat.
TNI/Polri tdk perlu di ragukan lagi segudang strategi perang gerilia. Tinggal meunggu komando dan Perintah Semua bisa selesai

Marianus
2021-10-01 10:15

untuk menindak lanjuti ini cukuplah lah butuh waktu yang lama terutama,untuk saudara saudara TNI POLRI Lakukan operasi Besar besaran dekati tua tua adat Dan masyarakat,jangan pakai Kata runding Dan king kali kong itu hanya membuat tambah Korban,Terapkan,Tetapkan,aturan yang tegas bilamana Ada Pihak yang tidak bertanggungjawab serta hanya ingin mengacaubalaukan NKRI jangan di kasih hati tembak Mati saja.

arie
2021-10-03 16:13

kenapa para provokator shelby sambon, veronika koman tdk cepat ditangkap, sangat merugikan indonesia dengan memberikan stigma negatif mengenai pemerintah kita di tanah papua, selalu membawa isu HAM dan ketidak adilan dan isu Rasis mereka dengan sesuka hati mengacak acak suasana di papua menjadi...kacau....dan berusaha membikin chaos....semoga TNI dan POlRI bs mengatasi ...para gerombolan teroris KKB ...jayalah negeriku NKRI harga mati

arie
2021-10-03 16:14

kenapa para provokator shelby sambon, veronika koman tdk cepat ditangkap, sangat merugikan indonesia dengan memberikan stigma negatif mengenai pemerintah kita di tanah papua, selalu membawa isu HAM dan ketidak adilan dan isu Rasis mereka dengan sesuka hati mengacak acak suasana di papua menjadi...kacau....dan berusaha membikin chaos....semoga TNI dan POlRI bs mengatasi ...para gerombolan teroris KKB ...jayalah negeriku NKRI harga mati

arie
2021-10-03 16:15

kenapa para provokator shelby sambon, veronika koman tdk cepat ditangkap, sangat merugikan indonesia dengan memberikan stigma negatif mengenai pemerintah kita di tanah papua, selalu membawa isu HAM dan ketidak adilan dan isu Rasis mereka dengan sesuka hati mengacak acak suasana di papua menjadi...kacau....dan berusaha membikin chaos....semoga TNI dan POlRI bs mengatasi ...para gerombolan teroris KKB ...jayalah negeriku NKRI harga mati

win
2021-10-04 02:26

sabar TNI/Polri sabar..... kalau sekutu dan belanda aja bisa kita kalahkan kenapa mereka tidak......buat sebagian mereka kembali ke Nkri dan sebagian yg membangkang biasakan untuk contoh sejarah dikemudian hari...

win
2021-10-04 02:27

sabar TNI/Polri sabar..... kalau sekutu dan belanda aja bisa kita kalahkan kenapa mereka tidak......buat sebagian mereka kembali ke Nkri dan sebagian yg membangkang biasakan untuk contoh sejarah dikemudian hari...

Bryan
2021-10-11 06:18

Mana densus 88 ini kan sdh jls kkb adalah teroris, jgn hanya bs nya pencitraan nangkep 1 org bawa petasan d bilang bom, ktmu kkb teroris beneran gak ad suaranya, lakukan tugas mu densus

Ari
2021-10-15 22:37

Tolong TNI polri dirudal saja markas besar opm itu yg selalu bikin resah

agus Pranowo
2021-11-30 03:07

"Menentukan nasib sendiri "
Sekolah yang pinter dan menjadi orang benar.
Cerdas dalam berpikir ,rajin bekerja,tekun ,sabar dan penuh kasih sayang.
Menentukan nasib sendiri itu prinsip yang bagus untuk mengembangkan diri.
Tapi bukan berarti menutup diri,menutup diri dari Ras manapun.
Ini hanya akan mengucilkan dan mengerdilkan diri sendiri.
Hati hati itu jebakan EGO.
Buka kaca mata dunia.
Belajar tentang pembangunan,untuk membangun di butuhkan sdm yang handal,tidak bisa hanya jual lahan dan menyewakan lahan beserta apa yang ada di dalam lahan.
Manusia adalah manusia,bukan binatang.
Akalnya panjang dan nuraninya jalan.
Perlu di ingat untuk membangun diperlukan jumlah penduduk atau bonus demografi.
Lihatlah negara tetangga ,papua nugini,malaysia,timur leste,brunei darusalam,singapura,australia dan sebagainya.
Lihatlah datanya pelajari bagaimana diplomasi negara dan migrasi penduduknya.
Papua tidak akan pernah bisa sendiri menjadi satu warna.

Satu kata perbaiki kwalitas diri sebagai manusia.
Musuh papua adalah kwalitas sdm yang jauh dari standart(maaf).
faktanya ;
Buta huruf sangat tinggi, cara bertahan hidup minim budi daya.
Suka berperang sesama ras-suku.

Pakpahan
2021-12-07 11:48

Kita harus sadar bahwa Kondisi Medan dan alam pedalaman Papua tidak segampang yg dipikirkan. Sementara KKB menerapkan syistem gerilla karena jelas mereka menguasai medan. Maka Semangat Terus TNI Porli Demi NKRI