Dua Terduga Anggota Neo-JI Ditangkap di Jawa Tengah

Neo Jamaah Islamiyah merupakan bentuk baru JI, kelompok teroris yang terlibat aksi serangan bom Bali 1 tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Kusumasari Ayuningtyas
2017.02.03
Boyolali
170203_ID_Terror_1000.jpg Polisi bersenjata lengkap berjaga dekat rumah seorang terduga teroris yang digeledah tim Densus 88 di Boyolali, Jawa Tengah, 3 Februari 2017.
Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar

Tim Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) menggeledah dua rumah di Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 3 Februari 2017, untuk mencari barang bukti karena dua pemiliknya diduga terlibat jaringan terorisme.

Kapolres Boyolali AKBP M Agung Suyono, menyatakan bahwa Densus 88 menangkap W dan M – kedua pemilik rumah tersebut –  sehari sebelumnya. Menurutnya, kedua terduga teroris yang sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2014 itu, ditangkap saat berboncengan sepeda motor di jalan keluar kampung.

“Keduanya sudah lama menjadi target Densus 88 karena mereka adalah tim logistik dan prasarana Neo Jamaah Islamiyah (JI),” jelas Agung kepada BeritaBenar.

Dia menambahkan penangkapan yang dilanjutkan dengan operasi penggeledahan untuk mengetahui apakah ada bahan peledak atau senjata api yang disembunyikan di rumah bertetangga itu.

Sebuah laptop, buku-buku, sangkur, golok, dan lima anak panah disita pihak kepolisian dalam penggeledahan selama sekitar 3 jam tersebut. Tidak ada bahan peledak maupun senjata api yang ditemukan.

Menurut kesaksian warga sekitar, W dan M dikenal tertutup dan jarang bergaul. Mereka juga tidak pernah mengikuti pengajian yang diadakan warga sekitar.

Neo-JI

Neo-JI merupakan bentuk baru JI, kelompok teroris yang terlibat aksi serangan bom Bali 1 tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Menurut Noor Huda Ismail, pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP), sisa-sisa anggota JI merekrut anak muda untuk menjadi anggota mereka yang kemudian diberi nama Neo-JI.

“Kelompok ini pernah mendapat pendanaan dari jaringan Al Qaeda. Rata-rata anggota Neo-JI berasal dari alumni Moro dan Ambon,” ujarnya.

Pada 18 Maret 2014, Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan bunker di Bantul dan menemukan puluhan senjata api serta granat yang diketahui milik Neo-JI.

Pada 2014 – 2016, belasan anggota Neo-JI ditangkap Densus 88. Sembilan di antaranya ditangkap di Klaten, termasuk Siyono yang ditangkap 8 Maret 2016.

Siyono diduga tahu keberadaan bunker penyimpanan senjata Neo-JI karena membawahi bidang rekruitmen. Siyono tewas usai ditangkap tim Densus 88 saat dalam perjalanan menuju Yogyakarta.

Pada 13 Mei 2014, Densus 88 menangkap Salim dan Setiawan di Klaten. Mereka adalah alumni Kamp Pelatihan Moro dan DPO kerusuhan Poso sekaligus anggota Neo-JI.

Dua hari kemudian, Densus 88 menciduk lima orang di sebuah bengkel yang berlokasi di Trucuk, Klaten. Mereka juga DPO kerusuhan Poso dan merupakan anggota Neo-JI.

Dari penggeledahan di bengkel itu, polisi menyita 15 senjata api laras panjang kaliber 7 mm, 2 senjata api laras pendek gas kaliber 7 mm, 1 crossbow, 5 samurai panjang, 6 pedang sedang, dan 25 pisau lempar serta dokumen pembuatan bom.

“Kelompok Neo-JI ini bisa disebut splinter yang memiliki strategi perjuangan yang sedikit berbeda dengan induk organisasinya Jamaah Islamiyah,” ujar Taufik Andrie, Direktur Eksekutif Institute for International Peace Building.

Perbedaan itu, menurut Taufiq, utamanya pada pergerakan dan pola serangan. Jika JI memiliki pola serangan halus dan pergerakan melalui dakwah dan tarbiyah atau pendidikan, sedangkan Neo-JI lebih pada program persiapan yang biasanya dengan pengumpulan logistik dan pelatihan militer.

“Serangannya atau rencana serangan belum tentu dilakukan sekarang,” ujar Taufiq.

Persenjataan yang banyak dan lengkap menjadi ciri khas Neo-JI karena mereka memang terkonsentrasi pada pengumpulan logistik.

Sementara untuk pendanaan, kata Taufik, Neo-JI saat ini mengandalkan donasi kolektif. Kebanyakan anggota kelompok ini berbasis di Pulau Jawa.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.