Pakar Menganalisa Prospek Partai Idaman

Oleh Aditya Surya
2015.07.14
150714_ID_RHOMA_IRAMA_PARTAI_IDAMAN_VG_570.jpg Situs Partai Idaman yang diunggah tanggal 11 Juli, 2015.
Hak milik Partai Idaman

Raja Dangdut dan biduan terkenal Rhoma Irama telah meluncurkan partai politik baru, Partai Idaman, yang katanya dibangun dengan prinsip Islami tetapi terbuka untuk non-Muslim.

"Kenapa Idaman? Di Indonesia dan dunia, umat Islam cenderung menundukkan kepala, tidak berani tunjukkan identitas karena terstigma sebagai teroris, radikalis, rasis dan sebagainya,” kata Rhoma dalam pidatonya saat meresmikan Partai Idaman Jakarta Selatan, Sabtu tanggal 11 Juli.

Dalam pembukaan ini Rhoma mengatakan bahwa Partai Islam Damai dan Aman atau dikenal dengan Partai Idaman didirikan dengan misi “Rahmatan Lil ‘Alamain, Membangun Indonesia yang Pancasilais,” terang Rhoma.

"Meskipun berlandaskan Islam, Partai Idaman terbuka bagi semua umat, termasuk non-Muslim," kata mantan tokoh Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Kita menggunakan ideologi Islam dalam Partai Idaman," kata pelantun lagu “Begadang” yang popular tahun 1973 dan mendapat penghargaan sebagai150 lagu terpopuler Indonesia sepanjang masa.

Logo Partai Idaman adalah persegi lima warna hijau dengan simbol tangan yang membentuk lambang hati di tengahnya, dengan kata “Love” sebagai bagian dari logo.

“Segi lima adalah simbol untuk filosofi Rukun Islam dan Pancasila. Sedangkan warna merah dan putih diambil sebagai dari warna kebanggaan Indonesia,” kata pria kelahiran Jawa Barat December 11, 1946.

"Kata Love Indonesia, lebih populis, lebih universal, dan lebih catching gitu loh," kata pendiri orkes Melayu Soneta Group ini.

Dukungan untuk Partai Idaman

Luthfi Zubaid, Sekretaris Jenderal Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Mushola Indonesia, mengatakan dukungannya terhadap Rhoma.

“Tidak ada musisi dan pendakwah seperti Rhoma. Misi keagamaan yang dibawa dalam setiap lagu menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan Islam dan Indonesia,” katanya kepada BeritaBenar.

“Selain menjadi pemusik terkenal sejak tahun 1970-an, Rhoma juga sudah aktif dalam kegiatan politik sejak tahun 1977. Ia adalah politikus PPP mempunyai banyak pendukung meskipun pernah gagal sebagai calon Presiden,” katanya lanjut.

Dalam pemilu 2014 Rhoma gagal sebagai calon Presiden setelah bersaing dengan Suryadharma Ali, mantan Menteri Agama (Menag).

Rhoma kemudian hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menjadi calon Wakil Presiden dalam pemilu yang sama di tahun 2014 tetapi sekali lagi ia gagal.

Awal 2015 Rhoma bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB), tetapi memutuskan keluar karena konflik internal yang terjadi dalam tubuh PBB.

Rhoma mengatakan bahwa peresmian Partai Idaman tanggal 11 Juli lalu merupakan strategi perekrutan pendukung, tetapi pembentukan Partai Idaman secara resmi akan dilakukan tanggal 17 Agustus nanti, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia.

“Target kami di tingkat provinsi akan ada perwakilan 100 persen dan di setiap kabupaten ada perwakilan 70 persen.”

Sekretaris Jenderal Partai Idaman, Abdul Rahman Tarjo, mengatakan partainya menerima anggota online dengan target 5 ribu orang di setiap kabupaten/kota.

Pelantun lagu “Terajana” dikenal luas oleh publik karena dakwah lewat musik dan pidato politiknya.

Menjelang Pemilu 2019

Pengamat politik LIPI lainnya, Siti Zuhro, mengatakan bahwa Parta Idaman mempunyai prospek yang bagus dalam pemilu 2019.

“Sebagai penyanyi Rhoma mempunyai basis di segala lapisan masyarakat. Sebagai pendakwah ia dikenal dikalangan umat Islam dan sebagai politikus ia dikenal dalam kancah politik Indonesia,” katanya kepada BeritaBenar tanggal 14 Juli.

Namun ia mengingatkan bahwa tidak semua parpol dapat mengikuti pemilu.

“Mereka harus lolos dari electoral threshold [ambang batas] yang menjadi standar agar partai politik dapat mengikuti pemilu,” katanya mengacu pada UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum.

Peneliti Pusat Penelitian Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan terlalu dini untuk menyimpulkan kapasitas Partai Idaman untuk ikut berkompetisi dalam pemilu 2019 nanti.

“Rhoma dikenal masyarakat luas sebagai musisi dan politikus. Tetapi dalam pemilu perubahan suara dapat terjadi dengan cepat,” katanya kepada BeritaBenar.

“Keputusan warga untuk memilih saat pemilu akan berbeda antara pendukung musik dengan partai politik,” lanjut Syamsuddin.

Kontroversi

Menurut Syamsuddin juga pernah menuai kontroversi dari masyarakat luas ketika Rhoma menolak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon Wakil Gubernur Jakarta yang dipilih oleh Calon Gubernur Jakarta Joko Widodo dalam pemilihan Kepala Daerah tahun 2012 lalu.

“Komentar Rhoma ketika itu dinilai masyarakat rasis, anti keragaman, dan anti non-Muslim,” kata Syamsuddin.

Ahok adalah satu-satunya calon Wakil Gubernur Jakarta dari etnis Tionghoa, beragama Nasrani dan bukan berasal dari Jawa.

Raja Dangdut ini juga menentang Inul Daratista, penyanyi dangdut yang pernah naik daun karena tariannya dianggap “mesum”.

Rhoma bersama dengan PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia) menentang beredarnya album “Goyang Inul” yang dikeluarkan Blackboard, Mei 2003.

Spekulasi

Pengamat politik senior Muhammad Athaillah Shahibul Hikam mengatakan bahwa meskipun tujuan partai politik yang didirikan oleh Rhoma berlandaskan Islam, tetapi susah diikuti, terutama oleh kelompok Muslim moderat dan Muslim liberal.

“Jejak karirnya cenderung punya visi konservatif dan partikularistik tentang Islam,” katanya sambil menerangkan bahwa partai Islam dari awal kemerdekaan Indonesia tidak pernah menang dalam pemilu.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan Partai Idaman bisa menjadi ancaman partai lainnya.

“Partai Idaman seharusnya tidak disepelekan. Partai ini bisa menjadi tandingan partai lainnya karena basis massa yang kuat,” kata Hendri sambil mengingatkan bahwa dalam pemilu 2014 ketika Rhoma bergabung dengan PKB perolehan suara partai ini cukup besar.

“Kita lihat saja dalam Pilkada nanti,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.