Sel Pemimpin JI Abu Bakar Basyir Dipindah Untuk Mencegah Radikalisasi
2015.04.09

Banyaknya kunjungan yang diterima pimpinan Jemaah Islamiyah (JI) Abu Bakar Basyir setiap pekan telah meresahkan pejabat Indonesia. Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengusulkan agar Basyir dipindahkan untuk mencegah penyebaran ideologi radikal.
“Basyir mendapat kunjungan antara 15-20 tamu setiap pekan. Jumlah ini sangat tinggi dibandingkan dengan narapidana lainnya. Situasi ini akan membahayakan jika ia terus menyebarkan ideologi radikalnya,” kata Komandan Daerah Militer (Kodam) 071/Wijayakusuma Cilacap Kolonel Inf Edison dalam Rapat Koordinasi 'Pemantapan Sinergi Pencegahan dan Penanggulangan Pergerakan ISIS di Wilayah Provinsi Jawa Tengah', Selasa 7 April 2015.
Basyir mendapat hukuman 15 tahun penjara karena keterlibatannya dalam training militan di Janto Aceh.
Edison mengatakan bahwa pihaknya telah membuktikan cara penyebaran ideologi yang dilakukan Basyir melalui kunjungan rutin seperti ini.
“Kebanyakan dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Pembesuk didoktrin dengan pemikiran bahwa Indonesia secara keseluruhan adalah kafir dan Islam harus ditegakkan,” katanya lanjut.
Pembatasan Pengunjung
BenarNews meminta konfirmasi kepada Kadiv Lembaga Pemasyarakatan Jawa Tengah, Yuspahrudin, menyatakan bahwa Basyir sementara dipindahkan kedalam tempat berbeda.
“Sementara masih satu blok, tapi nanti akan kita bicarakan dengan pihak terkait untuk pemindahan selanjutnya," katanya lewat pesan singkat.
Kepala Bidang Intelijen Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah Hartrisono setuju akan pemindahan sel untuk Basyir.
“Saya sepakat bahwa pemindahan sel perlu dilakukan. Tetapi juga jumlah pengunjung perlu dibatasi,” katanya kepada BenarNews tanggal 8 April.
Gubernur Jawa Tengah Pranowo berkata akan lebih waspada tentang pengaturan dan penempatan narapidana di Nusakambangan.
“Kedepan kita akan mengkoordinasikan hal ini dengan Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT). Kita harus lebih waspada dengan semakin banyaknya aksi teror yang melanda belakangan ini terjadi di berbagai tempat. Serta semakin banyaknya jumlah pengikut ISIS (Islamic State of Iraq and Syria),” katanya kepada BenarNews via telefon.
Toleransi dari sudut agama dan kemanusiaan
Muhammad Nanang, pemimpin Forum Umat Islam di Tangerang, Jawa Barat, menyatakan bahwa pemerintah sebaiknya lebih memfokuskan kepada usaha peningkatan toleransi dikalangan masyarakat.
“Ini menurut saya lebih penting karena tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama terjadi di Indonesia akarnya adalah intoleransi. Penyebaran ideologi radikal Basyir tidak akan berhasil kalau kita mempunyai rasa toleransi yang tinggi,” katanya kepada BenarNews.
Ia menganjurkan agar setiap golongan mendalami kajian toleransi ini dari sudut pandang yang lebih luas.
“Jangan dilihat dari sudut pandang agama saja tetapi juga sudut pandang kemanusiaan. Ini akan membuat kita menjadi lebih bijaksana dan lebih menghargai perbedaan yang ada di dalam masyarakat,” katanya lanjut.