Mural untuk Dukung Wisata Surabaya

Yovinus Guntur
2016.07.07
Surabaya
160707_ID_mural_1000.jpg Mural yang menghiasi dinding bangunan bekas penjara Kalisosok Surabaya. Foto diabadikan, 30 Juni 2016.
Yovinus Guntur/BeritaBenar

Dua pemuda asyik menghias tembok di studio Bunuh Diri milik Serikat Mural Surabaya (SMS). Tembok memang sengaja disediakan bagi para anggota SMS yang ingin belajar mural sebelum diaplikasikan keluar.

“Ini masih sore, biasanya studio ramai di atas jam sembilan malam,” ujar Al Fajr Wiratama, koordinator SMS saat ditemui BeritaBenar, Kamis, 30 Juni 2016.

SMS terbentuk pada 2011. Awalnya, lebih 20 kelompok dan individu yang tergabung di SMS. Namun, saat ini hanya 10 kelompok dan beberapa individu saja yang masih aktif. Mereka yang tergabung di SMS tak hanya dari Surabaya, tapi juga dari luar kota seperti Malang dan Sidoarjo.

“Satu kelompok beranggotakan minimal tiga orang dan maksimal tujuh. Mereka tergabung dalam kelompok, mulai dari pelajar, mahasiswa, dan pekerja,” terang Fajr, yang di komunitasnya lebih dikenal dengan panggilan X Go.

Kegiatan rutin SMS adalah membuat mural di jalanan atau lebih dikenal dengan sebutan street art. Hingga kini, sudah 100 lebih karya mural dihasilkan SMS dan tersebar hampir di seluruh sudut kota Surabaya, termasuk kampung.

SMS memang punya project mural masuk kampung dengan sasaran daerah urban di Surabaya. Dalam membuat mural di kampung, SMS sengaja menggunakan visual yang lebih mengedukasi masyarakat, sekaligus menjelaskan tentang seni mural. SMS juga memberi pesan sesuai situasi dan kondisi kampung tersebut.

Sedangkan untuk mural di jalanan, SMS tak terlalu memilih lokasi. Mereka mencari tempat yang kosong dan aman. Mereka juga tidak memilih tema sesuai karakter kawasan. Alasannya lebih mengikuti tren mural internasional yang lebih modern dan menekankan pada sisi visual.

“Kami mengikuti perkembangan mural internasional. Kadang kami berpikir ke arah tema dan kami pernah membuat model begitu,” jelas X Go.

Seluruh biaya pembuatan mural adalah hasil gotong royong kelompok yang tergabung di SMS. Gotong royong berasal dari uang kas bersifat sukarela dan potongan 10 persen dari pendapatan kelompok yang mendapat project.

SMS hanya meminta kepada pihak yang mengundang agar menyediakan lahan dan cat tembok saja. “Kerjasama misalnya dengan salah satu LSM lingkungan pada saat pelaksanaan mural di kampung Tegalsari. LSM tersebut menyediakan cat sesuai kebutuhan mural,” jelas X Go.

Dalam membuat mural, mereka biasanya memilih waktu tengah malam hingga menjelang pagi. Pertimbangannya, suasana dan cuaca yang lebih nyaman dibanding siang hari.

SMS juga punya agenda rutin setiap bulan dan tahunan. Di antaranya workshop, diskusi, sharing serta kolaborasi dengan komunitas lain hingga kegiatan pameran. Yang terbaru, SMS menggelar pameran mural bersama Institut Francais Indonesia (IFI) di Surabaya, pada Mei 2016. SMS juga bekerjasama dengan komunitas mural di Semarang, Bali, Jakarta dan Yogyakarta.

Al Fajr Wiratama (kanan) dan rekannya memperlihatkan beberapa karya mural yang tersimpan di markas Serikat Mural Surabaya, 30 Juni 2016. (Yovinus Guntur/BeritaBenar)

Sinergitas mural

Pakar Tata Kota dari Universitas Kristen Petra Surabaya, Benny Purbantanu mengatakan, mural mempengaruhi estetika kota. Namun, mural bisa dipakai untuk menyampaikan pesan membangun dan kritis.

Menurutnya, yang perlu diarahkan ialah penempatan mural agar pesan moral dan tata estetika grafis warna yang ingin disampaikan dapat “ditangkap” oleh publik. “Jadi pengendalian mural perlu diperhatikan. Contoh, jangan sampai mural mengaburkan rambu lalu lintas,” katanya.

Mural juga bisa diintegrasikan dengan bangunan publik di interior maupun eksterior untuk mempercantik yang menjadikan keindahan tersendiri, tambah Benny.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga ingin mural bisa menjadi destinasi wisata kota. Ia akan memfasilitasi aktivitas komunitas mural di Surabaya agar para pelukis tidak hanya asal coret di dinding saja, namun bisa professional dan komersial.

Pesona mural surabaya

X Go mengatakan, SMS sudah menjalankan wisata mural sejak enam tahun lalu melalui project pesona mural Surabaya. Project ini sudah dilakukan di beberapa titik di Surabaya secara serius, masif dan epik. Epik maksudnya disini adalah secara ukuran besar, konten menarik dan visual lebih progresif.

“Pesona mural ini bertujuan memberikan alternatif wisata selain mall dan taman. Pesona mural jauh lebih menarik dibanding apa yang akan dilakukan Pemkot (Pemerintah Kota), karena lebih bersolidaritas,” tegasnya.

X Go juga mempertanyakan sikap Pemkot terhadap kesenian mural. Apalagi, menurutnya, selama ini tak ada yang peduli dengan mural, termasuk Dewan Kesenian. Ia mengatakan, Pemkot tak perlu mewadahi komunitas mural dan cukup melakukan pendampingan saja.

Benny juga sependapat, dengan mengatakan Pemkot cukup mendampingi dan menyediakan lahan kegiatan mural karena karya seni itu bisa masuk kemana saja, tidak hanya di jalanan.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.