Ribuan Pasukan TNI dan Polri Dikerahkan Untuk Mengamankan Idul Fitri
2015.07.10

Beberapa hari menjelang Idul Fitri Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian telah mengerahkan puluhan ribu personel untuk memastikan Idul Fitri berlangsung aman.
“Kepolisian telah mengerahkan 255.000 personel untuk pengamanan dan pengaturan arus mudik menyambut hari Raya Idul Fitri tahun ini. Mereka ditugaskan di beberapa wilayah rawan konflik dan kecelakaan,” kata Kapolri Badrodin Haiti kepada BeritaBenar Jumat, tanggal 10 Juli.
“Kita berharap hari raya akan berjalan aman, tidak ada gangguan keamanan. Saya mengimbau agar masyarakat bersikap tertib,” lanjut Badrodin sambil mengatakan bahwa kepolisian akan bekerjasama dengan TNI.
Panglima Kodam V Brawijaya, Mayjen Eko Wiratmoko membenarkan pernyataan ini.
“Kita saling membantu bersiaga untuk menjaga keamanan Indonesia dari dalam dan luar negeri termasuk dari ancaman terorisme. Pihak yang tidak bertanggungjawab bisa saja menggunakan momentum Idul Fitri untuk melakukan serangan,” katanya hari Jumat.
“Karena itu kita harus waspada. Kami akan mendukung kerja Kepolisan,” lanjut Eko.
Eko menambahkan untuk wilayah kepemimpinannya di Jawa Timur saja, TNI telah mengerahkan 30 ribu prajurit.
“Kita sebar di seluruh penjuru kota dan pelosok desa,” katanya.
Sikap bijaksana dalam Lebaran
Pulang ke kampung halaman (mudik) menjelang hari raya Idul Fitri merupakan tradisi bagi kebanyakan umat Islam di Indonesia.
Tetapi harga yang harus dibayar untuk pertemuan ini sangat banyak. Bukan hanya waktu, tenaga, biaya bahkan nyawa menjadi taruhan, kata Ulama Jawa Barat Muhammad Maskur Syarifuddin.
“Menjelang dan sesudah perayaan Idul Fitri setiap tahunnya jumlah pemudik yang meninggal dalam perjalanan sangat banyak, ratusan,” katanya sambil mengatakan bahwa ini bisa diantisipasi secara bijaksana oleh umat Islam.
Maskur mendorong agar umat Islam membuat analisa ekonomi dan sosial sebelum memutuskan pulang ke kampung halaman.
“Pertama harus dikaji secara fisik dan ekonomi, Siapkah Anda melakukan perjalanan panjang? Sudahkan direncanakan jauh-jauh hari? Siapa saja yang terlibat? Kedua, apakah anda sudah siap secara mental?” katanya seraya menambahkan bahwa seringkali pulang kampung menjadi ajang persaingan ekonomi bagi warga.
“Banyak orang memaksa diri untuk pulang meskipun mereka tidak siap. Akhirnya mereka terjerat utang. Dalam Islam tindakan seperti ini tidak bijaksana,” katanya lanjut.
“Sangat mulia jika kita bisa bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman bila mampu. Tetapi jika tidak tetaplah beramal dengan melihat lingkungan sekitar kita yang membutuhkan bantuan,” katanya.
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa Lebaran seharusnya memberikan inspirasi bagi umat Muslim untuk kembali ke “fitrah” artinya kembali bersih.
“Makna Idul Fitri adalah membersihkan diri, sudahkah kita memaafkan. Ini saat yang tepat untuk memberikan contoh kepada dunia bahwa Islam Indonesia adalah toleran,” katanya.
“Mari kita warnai Idul Fitri dengan semangat persatuan dan kebersamanan,” katanya.
Mengamankan daerah rawan konflik
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan kepolisian dan TNI untuk memastikan keamanan Lebaran, terutama daerah yang rawan konflik.
“Ribuan anggota kepolisian dan TNI sudah ditempatkan di beberapa wilayah rawan konflik misalnya di Poso, untuk mengantisipasi jika kelompok teroris seperti Mujahideen Indonesia Timur (MIT) menggunakan kesempatan Idul Fitri untuk keuntungan mereka,” katanya kepada BeritaBenar sambil mengingatkan bahwa beberapa serangan kepada posko kepolisian di Surakarta terjadi saat Lebaran, tepatnya tanggal 17 Agustus, 2014.
"Kita terus mengantisipasi beberapa daerah lain termasuk Surakarta, Jawa Barat, dan Jakarta. Sejauh ini semua terkendali," katanya.
Jumlah kecelakaan menurun
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Agus Rianto mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat mudik.
Menurutnya, dengan imbauan dan peningkatan keamanan petugas telah berhasil mengurangi tingkat kecelakaan saat Idul Fitri tahun lalu.
“Di tahun 2014 jumlah kecelakaan jalur darat ada sebanyak 1.584 kasus. Jumlah ini 14% lebih rendah dari tahun 2013 dimana jumlahnya mencapai 1.832 kasus,” katanya kepada BeritaBenar hari Jumat.
“Jumlah korban yang tewas juga mengalami penurunan dari 384 jiwa di tahun 2013 menjadi 352 di tahun 2014,” katanya sambil menambahkan bahwa kepolisian akan terus melakukan imbauan dan penjagaan kepada pemudik untuk menekan tingkat kecelakaan dan kematian selama Idul Fitri.
“Tetap berjaga dan siaga,” katanya.