Tingkatkan Minat Baca Melalui Kampung Literasi

Data melaporkan bahwa minat baca di Indonesia sangat rendah namun masyarakat kita mampu menatap layar HP 9 jam/hari.
Afriadi Hikmal
2020.02.07
Jakarta
Kampung_Literasi_15.jpg

Gapura Kampung Literasi di Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_10.jpg

Anak-anak berebut mengambil buku dari kotak buku di Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. Meski buku-buku tersebut bisa dibaca kapan saja tanpa dicatat namun setiap kotak buku menjadi tanggung jawab tiap pengurus RT. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_13.jpg

Bilqis (kiri) dan Kaifa, keduanya berusia 10 tahun, membaca buku sepulang sekolah di Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_1.jpg

Mural baca buku menghiasi Kampung Literasi di Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_5.jpg

Kevin, 10 tahun, memilih buku di kotak buku Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_4.jpg

Seorang ibu mengajak anak-anaknya ke kotak buku di Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_12.jpg

Iqbal, 9 tahun, membaca buku sambil bermain di Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_7.jpg

Tidak hanya anak, anak, orang dewasa pun ikut menikmati perpustakan kecil di Kampung Literasi. Iwan Setiawan, 56, pengurus RT membaca sebuah majalah yang baru diterima di Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_11.jpg

Seorang anak membaca, sementara sejumlah ibu saling bercengkerama di Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kampung_Literasi_14.jpg

Anak-anak berusaha mengambil buku untuk mereka baca sebuah kotak buku yang berfungsi sebagai perpustakaan di Kampung Literasi Jatipulo, Jakarta, 4 Februari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Keprihatinan atas kurangnya budaya membaca di kalangan anak-anak yang lebih memilih untuk bermain video di HP, memicu warga di pemukiman padat penduduk Jatipulo, Jakarta Barat ini, menjadikan wilayah mereka “kampung literasi”. Bersama pejabat lokal, mereka membuat “perpustakaan” berupa kotak penyimpanan buku di beberapa gang sempit yang dihuni oleh mayoritas warga pekerja informal ini. Sejumlah mural dengan pesan untuk giat membaca juga menghiasi sudut Kampung Literasi yang resmi berjalan aktif pada Agustus 2019, demikian tokoh masyarakat, Berman Saragih, 64.

UNESCO (2012) menyebutkan minat baca di Indonesia memprihatinkan, hanya 0,001% atau hanya 1 orang yang rajin membaca dari 1000 orang Indonesia. Menurut riset World’s Most Literate Nations 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara dalam minat membaca. Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data We Are Social per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam/hari.

Laporan pendidikan Badan Pusat Statistik 2018 mencatat, tingkat melek huruf untuk usia 15 tahun ke atas Indonesia naik 0.16 persen menjadi 95,66 persen. Namun angka yang cukup tinggi tersebut belum menunjukkan efek terhadap tingkat minat membaca buku. Salah satu penyebab rendah minat dan kebiasaan membaca itu karena kurangnya akses pada buku, tak terkecuali di Jakarta.

Di Kampung Literasi, seusai pulang sekolah, anak-anak membaca buku-buku yang berasal dari donasi warga dan perpustakaan Jakarta Barat sambil bermain. Namun tak jarang anak-anak terlihat bosan dengan buku-buku tersebut karena banyak dari mereka sudah membacanya berkali-kali. “Tolong koleksi bukunya ditambah,” kata Kaifa dan Bilqis, keduanya berusia 10 tahun, “sehingga kami bisa membaca buku yang tidak bisa dibeli orangtua kami.”

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.