Kerupuk, si Renyah yang Mampu Tingkatkan Ekonomi

Mengintip pembuatan kerupuk hingga sampai di meja makan.
Afriadi Hikmal
2020.01.17
Jakarta
Kerupuk_14.jpg

Kekrupuk yang baru keluar dari mesin pencetaknya, Depok, Jawa Barat, 16 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_15.jpg

Puluhan ribu kerupuk dijemur di lapangan dan atap rumah, Depok, Jawa Barat, 16 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_6(004).jpg

Pekerja membawa kerupuk setelah dijemur, Depok, Jawa Barat, 15 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_3(003).jpg

Pekerja memasukkan kerupuk ke dalam mesin pemanas sebelum digoreng, Depok, Jawa Barat, 15 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_8(004).jpg

Pekerja menggoreng kerupuk di Depok, Jawa Barat, 15 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_9(004).jpg

Iwan, 60, mengangkat kerupuk selesai digoreng, Depok, Jawa Barat 15 Januari, 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_12.jpg

Arif, 27, menaburkan daun bawang di kerupuk matang, Depok, Jawa Barat, 15 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_7(004).jpg

Juhro, 50, mengantar kerupuk di pemukiman Depok, Jawa Barat, 15 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_13.jpg

Kerupuk sebagai lauk di sebuah rumah makan, Depok, Jawa Barat, 15 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Kerupuk_2(002).jpg

Mess bagi pembuat kerupuk di Depok, Jawa Barat,15 Januari 2020. (Afriadi Hikmal/BenarNews)

Siapa yang tidak kenal kerupuk, makanan renyah yang yang hampir selalu menemani sajian menu masyarakat Indonesia.

Proses pembuatan kerupuk ternyata tidaklah singkat, memakan waktu 2 sampai 3 hari. Proses diawali dengan mencampur bumbu yang diaduk dengan sagu hingga mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Kemudian dilanjutkan dengan mencetak pada mesin untuk kemudian dikukus, dan dijemur selama 10 jam yang selanjutnya dimasukkan oven selama 6 jam untuk kemudian digoreng dua kali.

Setiap sore para pekerja di sebuah industri pembuatan kerupuk di Depok Jawa Barat ini bergantian menggoreng kerupuk dalam ruangan yang minim ventilasi, untuk membuat ruangan tetap panas, kondisi yang dibutuhkan untuk membuat puluhan ribu kerupuk mentah tetap hangat sebelum digoreng.

Sejak berdiri tahun 1974 tempat pembuatan kerupuk ini menghasilkan 30.000 kerupuk setiap hari. Sebanyak 60 orang bekerja di sini. Mereka juga mendistribusikan kerupuk ke pasar, toko kelontong, hingga rumah makan.

Setiap pekerja bisa mendapatkan Rp200.000 kotor dari mendistribusikan 500 potong kerupuk. Dalam sebulan mereka bisa mendapatkan Rp3.500.000 bersih, jumlah yang untuk mereka cukup untuk keluarga yang tetap tinggal di daerah asal.

Kementerian Perindustrian mencatat jumlah usaha kerupuk di Indonesia mencapai 259 tempat. Namun menurut Paguyuban Pengrajin Kerupuk Jabodetabek jumlah pengrajin kerupuk di Indonesia jauh lebih besar karena banyak usaha pembuatan kerupuk skala rumah dengan pekerja dibawah 10 orang hanya tercatat di Paguyuban wilayah saja.

Meski harga sebuah kerupuk ke pengecer Rp 1.000, industri ini mampu bertahan, bahkan berkontribusi pada perekonomian masyarakat.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.