Jembatan Pak Kasih Tayan Geliatkan Ekonomi Kalimantan
2016.03.23
Pontianak

Iwan (40) berdiri di tepi Sungai Kapuas di Desa Pulau Tayan Utara, tak jauh dari speed boat miliknya. Beberapa langkah darinya, jembatan panjang melintangi sungai, menghubungkan Desa Tayan dan Desa Piasak di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).
“Hari ini lumayan banyak penumpang karena presiden meresmikan jembatan dan orang-orang ingin menonton,” tutur Iwan kepada BeritaBenar, Selasa, 22 Maret 2016.
Presiden Jokowi berada di Kalimantan hari itu untuk meresmikan jembatan sepanjang 1.650 meter yang merupakan jembatan terpanjang di pulau tersebut.
“Untuk kami yang punya usaha angkutan speed boat, jembatan ini tidak terlalu berpengaruh pada penghasilan. Justru kasihan teman-teman pemilik perahu klotok. Tak ada lagi orang menggunakan jasa mereka,” kata Anton (45) pemilik usaha speed boat lain.
Menurutnya, ada lebih dari 50 perahu klotok milik teman-temannya. Mereka selama bertahun-tahun menggantungkan hidup dari orang-orang yang menyeberangi sungai untuk membawa sepeda motor dengan klotok, perahu tradisional di sana.
“Saya dengar, mereka mulai menjual klotok ke daerah lain yang membutuhkan. Sebagian lagi alih profesi menjadi tukang, nelayan atau bertani,” tambah Anton.
Menurut Iwan, terdapat 62 speed boat terbuat dari fiberglass bermesin 15 PK di desanya. Warga yang ingin menyeberang membayar antara Rp20.000 hingga Rp30.000 perorang, tergantung negosiasi. Jika ingin menyewa seharian untuk berwisata keliling Pulau Tayan atau sekadar rekreasi memancing di Sungai Kapuas, dipatok tarif Rp 700.000.
Terpanjang di Kalimantan
Jembatan Pak Kasih Tayan diklaim sebagai terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Suramadu di Jawa Timur yang memiliki panjang 5.438 meter.
Pembangunannya berlangsung selama tiga tahun dengan biaya mencapai Rp1 triliun. Hampir 90 persen dananya adalah pinjaman dari China.
Seorang pejabat Kalimantan Barat, Kartius, mengatakan, jembatan ini realisasi dari impian daerah setelah 70 tahun Indonesia merdeka.
Sebelumnya, lalu lintas daerah pedalaman ke Pontianak, ibukota provinsi, atau sebaliknya, terkendala ketiadaan jembatan sehingga butuh waktu lama untuk penyebrangan.
Jembatan yang jaraknya 120 kilometer dari Pontianak merupakan infrastruktur utama dari Jalan Trans Kalimantan poros selatan.
Jembatan Pak Kasih Tayan memiliki dua bentang utama. Pertama panjangnya 430 meter dan bentang kedua mencapai 1.220 meter dengan lebar 11 meter.
Aktivitas ekonomi bergairah
Pulau Tayan menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat, sehingga posisinya bagaikan segi tiga emas yang menjadi muara bisnis daerah pedalaman dengan perkotaan. Dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas ekonomi makin bergairah.
Buyung (50) yang telah 17 tahun tinggal di Pulau Tayan Utara mengatakan, sejak pembangunan jembatan itu, aktivitas masyarakat makin menggeliat. Sebelumnya pasar setempat mulai sepi menjelang pukul 15:00.
“Tapi sekarang pasar selalu ramai sampai malam. Harga tanah melonjak tinggi, mencapai Rp 1 juta permeter. Dulu jika ada orang menjual tanah, tak ada yang mau beli, menoleh pun tidak,” jelas Buyung, yang bekerja sebagai tenaga medis.
Djuhana, warga lain, menyebutkan ia hanya butuh 10 menit untuk menyeberang dengan mobil. Sebelumnya kalau menggunakan kapal feri, paling cepat 30 menit, bahkan bila sedang antrean panjang bisa berjam-jam.
Tarif setiap mobil atau truk yang menyeberang dengan feri berkisar Rp 200.000 hingga Rp 250.000.
“Sekarang bisa menyeberang gratis dan cepat,” ujar Djuhana sambil tersenyum.
Presiden Joko Widodo melambaikan tangan ke warga yang menyambutnya saat meresmikan Jembatan Pak Kasih Tayan di Kabupaten Sanggau, Kalbar, 22 Maret 2016. (Severianus Endi/BeritaBenar)
Diresmikan presiden
Presiden Joko “Jokowi” Widodo tiba di jembatan dengan menumpang helikopter Super Puma milik TNI AU, bersama dua helikopter lain yang mengangkut pejabat daerah setempat. Helikopter didaratkan di badan jembatan Pak Kasih Tayan.
Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, mengatakan jembatan itu memperlancar akses masyarakat antar Pulau Kalimantan hingga ke negeri tetangga, Malaysia dan Brunei Darussalam. Jembatan ini memang terhubung ke Pos Lintas Batas Negara di Entikong, Kabupaten Sanggau, sebagai perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.
"Jembatan ini luar biasa. Menghubungkan Kalimantan Barat dengan Sarawak di Malaysia dan Brunei, juga menjadi jalur koneksi Kalimantan Barat ke Kalimantan Tengah, Selatan, Timur, dan Utara," kata Cornelis dalam sambutannya.
Dia mengusulkan agar diberi nama Jembatan Pak Kasih, seorang pejuang lokal yang dahulu gigih berperang melawan Belanda.
Jokowi saat meresmikan jembatan itu mengatakan, jembatan itu dibangun untuk memenuhi harapan masyarakat Kalimantan karena pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pemerintahannya.
"Tidak benar jika ada yang bilang pembangunan kita Jawa sentris. Pembangunan juga kita fokuskan di luar Jawa," tegasnya.
Jokowi berharap jembatan itu menjadi obyek wisata sehingga mendatangkan banyak manfaat dan berdampak untuk menguntungkan masyarakat.
Kehadiran jembatan ini diharapkan mendorong produk-produk asli Sanggau atau Kalimantan Barat untuk dipasarkan di provinsi Kalimantan yang lain, katanya.
Untuk sementara, jembatan Pak Kasih Tayan memang terpanjang di Kalimantan. Sebuah jembatan yang lebih panjang lagi sedang dibangun untuk menghubungkan Pulau Kalimantan dengan Pulau Laut di Kabupaten Kota Baru di Kalimantan Selatan sepanjang 6.475 meter.