Vocalista Angels, Paduan Suara Beranggotakan Berbagai Agama
2016.11.24
Klaten

Mudah sekali menebak lokasi latihan Vocalista Angels. Nyanyian kelompok paduan suara ini terdengar sampai ke jalan, sekitar 50 meter dari rumah tempat latihan, yang juga dijadikan gudang penyimpanan minyak dan gas.
Petang itu, latihan sudah separuh. Anak-anak Vocalista Angels serius mendengar aba-aba dari pelatihnya, Yason Christy Pranowo. Mereka menyanyikan lagu populer, tapi dengan aransemen khusus disertai ekspresi dan koreografi unik.
“Aransemen saya yang buat, koreografi juga,” ujar Yason kepada BeritaBenar, Minggu, 20 November 2016.
Aransemen, koreografi disertai ekspresi memang salah satu resep Vocalista Angels untuk meraih medali emas dalam World Choir Games tiga kali berturut-turut.
Terakhir, tahun 2014, mereka meraih dua medali emas dan satu perak di ajang The 8th World Choir Games di Riga, Latvia, pada kategori Children’s Choir, Scenic Folklore dan Show Choir.
“Ini keajaiban Tuhan karena saat kita sampai di sana, semua mendadak serak, suara tak keluar, ternyata pada perlombaan suara bisa keluar,” kenang Yason.
Dari 25 orang yang dibawa untuk ikut Choir Games di Latvia, 80 persen adalah anak baru yang suaranya belum terbentuk.
Belum lagi tantangan mendekati hari keberangkatan sering mengganti lagu karena ada pihak meminta royalti begitu tahu lagunya akan digunakan untuk perlombaan tingkat internasional.
Paduan suara gereja
Vocalista Angels awalnya adalah paduan suara gereja kecil di Desa Goyokan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
Saat dibentuk Yason tahun 1985, grup yang terdiri dari 15 anak gereja itu belum mempunyai nama. Hanya diketahui sebagai paduan suara gereja.
Di desa itu, grup vokal ini sering tampil dan ikut lomba menyanyi tingkat kecamatan.
Penampilan mereka yang bagus membuat anak-anak dari gereja lain tertarik bergabung. Akhirnya pada 27 Desember 1997 diberi nama Vocalista Angels.
Tahun 2002, mereka ikut Pesta Paduan Suara Gerejawi di Magelang. Kemenangan mereka membuat salah satu juri – Chatarina Advenita Tersierra Rosa – menawarkan diri sebagai manajer, yang kemudian menjadi pemimpin Vocalista Angels.
“Sejak itulah kami mulai mengikuti perlombaan tingkat nasional dan internasional,” terang Yason.
Anggota Vocalista Angels sedang latihan di sebuah rumah di Klaten, Jawa Tengah, 20 November 2016. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)
Paduan suara yang sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional ini adalah grup swadaya karena nyaris tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Chatarina yang kini tinggal di Australia menyempatkan pulang saat Vocalista Angels akan mengikuti lomba paduan suara untuk mengurus masalah pendanaan, yang juga dibantu donatur.
Anggota multi agama
Seleksi ketat anggota paduan suara dilakukan tanpa melihat agama mereka. Sejak 2002, anggota paduan suara mulai beragam, termasuk yang beragama Islam dan Hindu.
Vocalista Angels tidak sebatas menyanyi di gereja, tapi untuk semua kalangan. Anak-anak beragama Islam dan Hindu kadang ikut bernyanyi di gereja. Mereka tak jarang bernyanyi pada buka puasa bersama dan acara keagamaan lain.
“Anggota kita terbatas karena peminat sedikit, sehingga komposisinya sudah seperti itu sehingga menyanyi dimanapun ya semuanya ikut,” ujar Yason.
Tak ada rasa canggung dari anak-anak Muslim dan Hindu. Semua bergaul tanpa melihat perbedaan keyakinan meski jumlah anak Muslim dan Hindu jauh lebih sedikit dari yang beragama Katolik maupun Kristen.
“Mereka di sini untuk menyanyi, bukan untuk yang lain. Kita berbagi seni bukan agama, mereka tetap berdoa dengan cara sendiri,” ujar Yason.
Muhammad Al Fayyadi, cendikiawan muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid di Probolinggo, Jawa Timur, mengatakan, selama tidak diniatkan untuk ibadah, tak ada masalah anak Muslim bernyanyi di gereja.
“Sekadar niat nyanyi atau kegiatan seni, asalnya tidak ikut kegiatan ibadah di gereja,” katanya kepada BeritaBenar.
Yason mengaku tidak pernah mematok bayaran kalau diundang tampil di sebuah acara.
“Dibayar berapapun kami terima. Jika tidak (dibayar), juga nggak masalah,” katanya.
Banyak manfaat
Anggota Vocalista Angels yang berjumlah 35 orang berusia antara 9 hingga 18 tahun. Mereka semua masih aktif bersekolah.
Gema (18) adalah anggota paling senior dan Narin (9) yang termuda. Mereka mengaku merasakan banyak manfaat ikut Vocalista Angels.
“Banyak teman, banyak ilmu, banyak pengalaman,” kata Narin ditemui usai latihan.
Dia baru dua tahun bergabung sehingga belum pernah mengikuti perlombaan tingkat internasional. Tapi, Narin mengaku senang karena banyak yang dipelajari dari Vocalista Angels.
Untuk pentas tingkat lokal, hampir semua anggota paduan suara diajak. Narin dan Gema juga ikut acara nasional multikultural lintas agama yang baru-baru ini diselenggarakan di Klaten.
Gema yang sudah 9 tahun bergabung dengan Vocalista Angels beberapa kali ikut lomba tingkat nasional dan internasional.
Selain banyak pengalaman, dia juga merasakan manfaat ikut Vocalista Angels.
“Tidak mengganggu sekolah, malah mendukung,” ujar Gema, yang mengaku prestasinya di sekolah cukup baik berkat latihan fokus dan berpikir cepat di Vocalista Angels.